Pekarangan rumah saya yang tak seluas daun kelor sudah mirip dengan Babang John Wick, gondrong awut-awutan.Â
Kebanyakan pepohonan di sana hasil lemparan tiga angka biji-bijian yang buahnya habis dikonsumsi seperti pepaya, rambutan, jambu air Jamaika, dan jambu klutuk.
Tiga tanaman terakhir masih remaja jadi belum menghasilkan sama sekali kecuali jambu klutuk, daunnya kerap diminta tetangga untuk mengobati sakit perut.
Ada sih satu yang beli yaitu pohon jeruk limau, namun kini nasibnya sudah tak tentu arah karena ada serombongan ulat helm ijo yang kerap nangkring manis sambil melahap daun-daun mudanya.
Ada juga yang hasil minta yaitu pohon pisang, akan halnya yang tumbuh sendiri adalah binahong dan pohon kersen yang sangat pede hidup di tembok tetangga.Â
Dulu, lumayan rajin membersihkan pekarangan depan namun ketika zaman kegelapan tiba dan diri ini harus berjibaku melawan Sauron, Saruman, dan para Orcs, bawaannya malas banget kayak Pak Ogah, ogaaahh aaah.Â
Kini yang sering diperhatikan adalah tanaman-tanaman pot yang ada di samping rumah, walaupun bukan saya yang memperhatikannya, hihi.
Ya, karena halaman samping rumah bawahnya dipelur, maka pot-pot lah yang menjadi media tumpuan hidup berbagai macam tanaman.Â
Semua tanaman yang berada di pot ini hasil bertanam dengan modal minim, tapi ya lumayan buat kebutuhan pribadi dan tetangga.
Saya bukan menganut prinsip ekonomi sesat berbunyi, "dengan modal sekecil-kecilnya untuk dapat laba yang sebesar-sebesarnya".Â
Namun memegang teguh dua prinsip ekonomi yang berkata, "dengan modal sekecil kecilnya untuk mendapatkan hasil tertentu" dan "dengan modal tertentu untuk mendapatkan hasil sebesar besarnya."Â
Berbagai macam tanaman di pekarangan rumah saya itu bermodal minim sehingga hasil yang didapat pun sifatnya tertentu, ya lumayan lah dapat menyelamatkan saya dan para tetangga kala membutuhkan.
Nah, bila tanaman yang ada di pekarangan depan dibiarkan tumbuh begitu saja tanpa perawatan ekstra, maka yang ada di pot sedikit berbeda, harus ada yang disiapkan seperti:
- Pot, beli yang murah, meriah, dan awet (monmaap maruk). Biasanya pot plastik hasil daur ulang dengan model sederhana enggak njlimet bagaikan loyang Bavaria. Selain pot, talang air PVC dan ember plastik bekas pun dapat dimanfaatkan.
- Tanah lembang. Ini penting karena pot kan harus diisi tanah. Di daerah saya, tanah yang terkenal cucok untuk bertanam adalah tanah lembang. Untuk mendapatkannya, enggal usah hiking ke Jayagiri, masuk Goa Belanda dan Jepang, atau mengamati bintang di Bosscha dulu. Oh tentu saja tidak, tapi cukup membeli di tukang tanaman dengan harga 5 ribu per karungnya.
- Pupuk kompos. Pupuk ini bisa dibeli dengan harga 14 ribu per 5 kilo atau apabila ingin gratisan, ya tinggal buat sendiri aja dari sisa-sisa sampah organik dapur.
- Pupuk kandang atau kotoran embek. Nah, kalo ini sih mending beli aja yang siap pakai gitu harganya 25 ribu per 5 kilonya.
- Peralatan menanam, seperti cangkul kecil dan sekop kecil yang harganya sekitaran 15 ribuan.
Setelah semua perlengkapan ada, saatnya bertanam. Bibit tanaman dalam pot didapat dari berbagai macam cara, seperti:
Cabai
Tanaman cabai ini hasil limbah dapur. Biasanya bila beli cabai di pasar selalu saja ada yang busuk. Nah dari pada dibuang ke tempat sampah, mending di buang ke pot yang sudah diisi tanah plus pupuk.Â
Beberapa kali menanam cabai versi begini hasilnya lumayan juga buat bikin sambal terasi.
Sama dengan cabai, pohon tomat ini hasil lemparan tiga angka limbah dapur. Tomat yang dihasilkan biasanya kecil-kecil tapi, lumayan buat bikin sambel atau bahan tambahan sayur bening.
Nah, kalau kunyit dan jahe ditanam dari rimpangnya. Dua bumbu dapur ini jarang digunakan, jadi bila beli banyak di pasar hasilnya pada bertunas dengan sendirinya.Â
Agar perjuangan mereka tidak sia-sia maka ditanamlah mereka. Bila mengolah rendang, tinggal metik daun kunyitnya enggak harus pergi ke pasar.
Teman seiya sekata bawang daun ini agak susah ditanam, ini saja kebetulan dapat seledri segar dari pasar.Â
Daunnya digunakan untuk memberi aroma sayur sop sedangkan batangnya ditanam. Agak kaget juga melihat pertumbuhannya karena biasanya seledri yang ditanam layu dan mati dalam beberapa hari.
Mint ini hasil beli di supermarket sebagai bahan membuat mojito. Namun karena kebanyakan, sisanya ditanam agar nanti bila membuat mojito lagi enggak harus beli. Saya pun kerap memakai daun mint untuk garnish.
Sejarah pohon pandan di rumah saya sudah sangat panjang. Pandan ini entah sudah generasi ke berapa.Â
Menanam pandan sangat bermanfaat sekali karena biasanya kebutuhan akan daunnya hanya satu sampai 3 lembar saja, jadi bila beli jatuhnya kebanyakan. Nah, kalau punya sendiri pohonnya kan tinggal petik aja.
Tanaman ini kecilnya dapet minta tetangga, namun kini sudah beranak-pinak. Biasanya dimanfaatkan untuk merawat kulit dan rambut. Ada kalanya juga dimakan untuk meredakan asam lambung.
Biasanya bila mudik ke Kuningan, pulang-pulang bawa oleh-oleh ubi jalar atau bahasa sananya boled.Â
Nah, karena bawanya banyak, sudah dibagi-bagi ke tetangga tetep aja sisa.
Ubi sisa ini kerap terbengkalai sampai bertunas, bila sudah begini ya tinggal ditanam saja.Â
Kini daunnya sudah banyak, siap-siap dioseng atau dibuat sayur bobor.
Pohon ini didapat dari teman lalu ditancapkan begitu saja di pot tanpa treatment khusus. Hasilnya emejing sodara-sodara, dia tumbuh dengan suburnya.Â
Tanaman yang memiliki julukan bitter leaf ini memiliki banyak manfaat, seperti dapat menurunkan gula darah, mengobati malaria, mengontrol tekanan darah, menjaga kesehatan hati, dan mengatasi cacingan.
Tanaman ini sangat berguna untuk membersihkan udara dan merupakan pemasok oksigen yang melimpah.Â
Tanaman dengan nama latin Sansevieria ini dulu hasil minta tetangga. Awalnya satu pohon, kini sudah berkembang menjadi beberapa pot.
Strawberry
Bibit tanaman strawberry ini didapat saat outbond di Cikole. Dari satu pohon kini sudah merajalela menjadi banyak bahkan sampai diminta tetangga dan teman.Â
Buahnya sendiri enggak sebesar yang kerap saya beli di Ciwidey, tapi lumayan buat penyegaran mulut saat ingin mengunyah buah.
Nah, kalau yang ini mah tanaman dengan fungsi menjulidi orang, haha.Â
Lha iya, setiap orang yang datang ke rumah pasti berkata "Wow, ada janda bolong."Â
Kalo yang ini bibitnya hasil dikasih tetangga yang dulu belum menyadari bila tanaman ini harganya emejing.
Nah, bila tadi tanaman yang ada di pot maka di bawah ini adalah kisah tanaman yang berada di pekarangan depan rumah.
Pohon Pisang
Pohon pisang ini bibitnya melalui perjalanan jauh nan berliku. Ya, seorang teman yang bertempat tinggal di Cikarang dengan heroiknya membawa anakan pohon pisang ini ke Bandung.
Dari dua pohon yang ditanam sudah berbuah dua-duanya, walaupun hasil buahnya tak sama.Â
Aneh tapi nyata, dari bibit pohon sejenis lha kok bisa jadi jenis pisang mas dan pisang raja cere. Tapi enggak apa-apa yang penting rasanya enak dan bisa bagi-bagi ke tetangga.Â
Tak hanya buahnya, daunnya pun sangat bermanfaat bisa buat bikin lontong. Pernah juga diminta tetangga untuk alas botram nasi liwet, heuheu.
Nah, pohon pepaya ini juga masih menjadi misteri karena biji yang kerap dilempar ke pekarangan adalah pepaya California, lha kok ketika berbuah bentuknya agak bulat bukan lonjong.Â
Bila pepaya di halaman rumah orang buahnya banyak dengan pohon yang pendek, pohon pepaya saya sudah setinggi tiang telpon tapi buahnya cuma sebiji.Â
Oleh karena hanya satu-satunya jadi sebelum matang langsung dipetik takut keduluan codot atau para tetangga, haha.
Nah, karena minim berbuah, pohon pepaya ini banyak dimanfaatkan daunnya untuk bikin oseng-oseng.
Daun suji ini yang tua sudah ditebang, tinggal anakannya. Manfaat sekali punya pohon satu ini karena bisa membuat pewarna hijau alami untuk makanan.
Pohon mawar pagar ini ditanam dengan cara stek. Sekali berbunga banyak sekali, tak ayal membuat para tetangga langsung menyerbu bila akan pergi nyekar ke makam.
Cincau
Pohon cincau perdu ini banyak manfaatnya buat sendiri pun mamang cincau. Cara tanamnya hanya ditancapkan begitu saja.Â
Cikal bakal pohon ini dari pekarangan rumah kakak saya yang katanya ia dapat dari makam. Subur makmur pokoknya.
Nah, tanaman ini tumbuh sendiri menyelimuti pohon mangga yang sudah ditebang. Binahong memiliki banyak manfaat bagi kesehatan di antaranya sebagai obat maag, ginjal, sariawan, jerawat, darah reandah, dan batuk.Â
Sengaja dibiarkan begitu saja karena ada saja tetangga yang minta untuk dijadikan obat.
Pekarangan rumah saya memanglah kecil namun walaupun begitu masih bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berguna, baik untuk kesehatan atau makanan tambahan.Â
Jadi mari bertanam, karena memiliki banyak tanaman itu enggak ada ruginya sama sekali.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H