Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Parental Advisory Label, Hasil dari Satanic Panic dan Nomor "Darling Nikki" Prince

20 Juli 2021   10:31 Diperbarui: 23 Juli 2021   18:54 5773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Nydailynews | Tipper Gore ketika berbicara di depan senat AS/stacker.com

Pernah melihat stiker atau label Parental Advisory (PAL) di sebuah album musik? Kalau saya sih iyes, terutama pada album-album musik bergenre metal dan rap/hip-hop yang memperingatkan kita akan konten eksplisit yang terkandung di dalamnya.

Label PAL ini ternyata memiliki sejarahnya sendiri dan merupakan hasil pertarungan pengadilan antara musisi Frank Zappa, Dee Snider-pentolan Twisted Sister, dan Tipper Gore - istri senator yang kemudian menjadi wakil presiden Amerika ke-45, Al Gore. Hal ini dipicu oleh wabah histeria massal Amerika kala itu, satanic panic.

Ya, satanisme mulai mencabik-cabik kesadaran publik pada tahun 60-an, terlebih setelah Anton Szandor LaVey mendirikan Church of Satan, organisasi sah pertama yang didedikasikan untuk praktik satanisme pada tahun 1966.  

Pada tahun yang sama band rock okultisme bernama Coven menulis lagu-lagu untuk album pertama mereka yang rilis secara terang-terangan tiga tahun kemudian dengan judul "Witchcraft Destroys Minds & Reaps Souls."

Ajaran LaVey pun mulai menyebar bersamaan dengan tampilnya ia berbagai majalah seperti Look, Time, dan Newsweek.  Ia juga hadir di berbagai acara talk show dan muncul di beberapa film dokumenter.  LaVey memiliki beragam julukan seperti "The Father of Satanism", "The Black Pope", dan "The Evilest Man in The World."

Nah, pada tahun 1970-an band-band heavy metal seperti Judas Priest, Black Sabbath, Kiss, dan Led Zeppelin dapat mendudukkan lagunya di tangga lagu teratas dengan nomor-nomor yang terdengar lebih gelap dan suram dari genre manapun. Dan semua hal tentang satanisme pun berakumulasi di tahun 1980-an dengan musik metal dalam bidikan.

Satanic Panic sendiri dipicu oleh terbitnya buku karya Lawrence Palden berjudul "Michelle Remembers" yang berkisah tentang kenangan masa kecil Michelle Smith yang telah mengalami pelecehan ritual setan. Dan apa yang terjadi? 

Masyarakat mulai melakukan aksinya sendiri dengan menyatroni tempat-tempat penitipan anak, berharap dapat menemukan dan membasmi kelompok setan underground yang bisa jadi melakukan hal yang sama pada anak-anak.

Ilustrasi label Parental Advisory. Sumber: Flickr.com/Michel Dumontiers
Ilustrasi label Parental Advisory. Sumber: Flickr.com/Michel Dumontiers
Para tokoh masyarakat dan orang tua pun mulai curiga bahwa satanisme tak hanya menyerang komunitas penitipan anak namun menyusup ke dalam rumah-rumah melalui dunia hiburan populer dan musik metal menjadi target yang sempurna.

Mereka percaya bahwa band-band metal itu menyembunyikan pesan-pesan setan dalam lagu-lagunya dengan menggunakan tehnik backmasking yaitu teknik dalam proses rekaman di mana suara dan pesan yang terdapat di dalamnya akan diputar secara terbalik.

Lagu-lagu seperti "Stairway to Heaven"-nya Led Zeppelin dan "Beter Than You Better Than Me" milik Judas Priest adalah dua lagu yang digadang-gadang memiliki pesan setan bila dimainkan secara mundur.  

Hal ini bahkan membuat Judas Priest harus menghadapi gugatan perdata dengan tuduhan telah membuat dua penggemarnya melakukan bunuh diri setelah mendengarkan album "Stained Class." 

Frontman Judas Priest, Rob Haldford pun hanya bisa berkata bahwa tak ada band yang menginginkan penggemarnya mati sia-sia dengan melenyapkan dirinya sendiri.

Sementara itu, di rumah nan megah, istri senator Al Gore, Tipper Gore baru saja mendengar putrinya memainkan album milik Prince "Purple Rain" yang ternyata di dalamnya ada nomor cabul yang berjudul "Darling Nikki."

Nah, dua hal inilah yang membuat Tipper Gore berinisiatif membangun sebuah komite bersama para istri orang berpengaruh berjuluk "Washington Wives"  yang didedikasikan untuk meningkatkan kontrol orang tua atas konsumsi musik anak-anak dengan nama Parents Music Resource Centre (PMRC).  

Ilustrasi : Nydailynews | Tipper Gore ketika berbicara di depan senat AS/stacker.com
Ilustrasi : Nydailynews | Tipper Gore ketika berbicara di depan senat AS/stacker.com
PMRC berjanji untuk melindungi telinga-telinga tanpa dosa dari gangguan tak patut atas musik yang di dalamnya terdapat iming-iming narkoba, kekerasan, seks, dan ilmu ghaib. 

Namun niat PMRC sempat dihadang oleh para pejuang kebebasan berekspresi, salah satunya Mary Morello (Ibu dari Tom Morello, gitaris Rage Against The Machine) yang menjadi tokoh utama kampanye "Parents for rock and rap."

PMRC tak gentar, mereka pun segera merilis Filthy Fifteen yaitu daftar 15 lagu yang dianggap menyesatkan dan tidak pantas didengarkan oleh para penikmat musik yang labil. 

Venom, Black Sabbath, Judas Priest, Motley Crue, Deff Leppard, AC/DC, Twisted Sister adalah beberapa di antaranya.  Namun tak hanya musik metal, musik pop pun ikut digeruduk seperti nomor milik Madonna, Prince, Sheena Easton, sampai Cindy Lauper.

Pergerakan PMRC pun tak terbendung, selain membanjiri media masa dengan narasi pedas, menekan perusahaan rekaman dengan penggantian label, mereka pun membawa masalah ini ke hadapan senat ketika tengah mengadakan sidang advokasi kepada Asosiasi Industri Rekaman Amerika atau RIAA untuk mulai memakai sistem peringkat bagi musik-musik eksplisit.  

Ilustrasi : yuzu| Frank Zappa, Dee Snider, dan John Denver/rateyourmusic.com
Ilustrasi : yuzu| Frank Zappa, Dee Snider, dan John Denver/rateyourmusic.com
Saksi lawan mereka adalah Frank Zappa, John Denver, dan Dee Snider yang menentang sensor artistik. Namun perjuangan trio musisi legendaris ini terhenti karena PMRC memenangkan kasus tersebut dan label PAL yang dikenal dengan julukan "Sticker Tipper" pun akhirnya lahir. 

Pihak RIAA pun setuju menggunakannya namun atas dasar kebijakan mereka sendiri.  Inggris akhirnya mengadopsi praktik pelabelan serupa yang diberi nama British Phonografic Industry (BIP) pada tahun 1990-an.  

Hal ini tentu saja membuat gaduh para musisi yang merasa diusik karya seninya dan berujung pada Metallica membuat label parodi PAL pada album "Master of Puppets" dan Megadeth menulis lagu tentang PMRC secara terang-terangan. 

Lucunya, pada tahun 1986, album "Jazz From Hell" milik Frank Zappa dihadiahi stiker PAL, padahal konten di dalamnya berbentuk instrumentalia.

PMRC akhirnya dibubarkan pada tahun 1990 namun warisannya berupa label Parental Advisory masih dipakai hingga kini. Mereka mungkin akan kecewa karena label musik yang mereka ciptakan tak mengendurkan penikmat musik untuk mendengarkan nomor-nomor beraroma setan.  

Ya, semakin dilarang malah semakin ingin mendengar, itulah manusia.  Fakta menunjukkan bahwa daftar Filthy Fifteen malah menaikkan penjualan album rekaman nama-nama band/musisi yang ada di sana.

Ilustrasi : The King of Book| Album
Ilustrasi : The King of Book| Album "Teeth" Nine Inch Nail yang ditempeli stiker PAL/ivoox.com
Dulu, Dee Snider pernah khawatir bahwa label PAL hanya akan menjauhkan karya seniman kreatif dengan masyarakat dan Frank Zappa mengira bahwa akan banyak label rekaman membatalkan kontrak serta membatasi distribusi, namun mereka salah karena album musik metal tetap eksis dan berkembang bahkan hingga kini.

Sekian.


Referensi bacaan : loudersound, metalhammer, theculturetrip, numero.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun