Membaca cerpen yang ditulis Kompasianer Nugraha Wasistha membuat saya teringat kepada Sersan Zeke "Tour of Duty" yang kemudian berbalas pantun dengan Kolonel John Matrix "Commando".  Ya, dari Mamas Gajah Mada kok bisa-bisanya sampai ke para prajurit yang menyeramkan dengan garis-garis hitam di wajahnya ketika akan terjun ke medan laga.
Tapi itulah kekuatan saling komen, bisa mendatangkan inspirasi, heuheu. Bicara tentang dua aktor yang menjadi tentara Amerika di film Hollywood tersebut membuat pikiran saya melayang kepada film-film bertema sama dengan aktor-aktornya yang sakti madraguna.
Laaah gimana gak sakti, mereka ini tampil sudah seperti tentara beneran. Suweeerrr! Â Padahal dinas militer itu berat, tak semua orang sanggup melakukannya. Beberapa situasi dalam pelatihan bahkan menjurus kepada hal-hal ekstrim yang menguji level fisik dan psikis seseorang. Â Namun, keadaan ini tak mengendurkan beberapa aktor Hollywood untuk berperan sebagai prajurit. Â Para bintang aksi ini telah melalui pelatihan fisik, taktis, dan psikologi yang ketat demi memahami kehidupan militer.
Nah, ada beberapa nama aktor Hollywood yang berhasil dengan gilang-gemilang memerankan prajurit dengan penggojlokan langsung di boot camp militer.
Chris Pratt di "Zero Dark Thirty"
Baru kemarin saya melihat dedengkot Guardian of Galaxy ini menjadi mantan prajurit yang berjibaku dengan alien. Ya, jauh sebelum film barunya yang bertajuk "The Tomorow War" itu, Pratt pernah menjadi seorang anggota Navy SEALs yang ditugaskan untuk menyerang persembunyian Osama bin Laden dalam "Zero Dark Thirty."
Demi menjelma sebagai anggota Navy SEALs, Â Pratt harus melalukan push-up sebanyak 500 kali dan berlari sejauh 5 mil per-hari. Â Dan untuk membentuk tubuhnya ia pun harus melakukan latihan fisik di pusat kebugaran.
Salah satu pelatihan terberatnya adalah berenang di air dingin dalam waktu yang lama di bawah pengawasan pelatih Pangkalan Angkatan Laut Coronado.
Hasilnya? Pratt yang dulu lebih dikenal sebagai pelawak dengan tubuh agak tambun itu bertransformasi menjadi seorang prajurit Navy SEALs seutuhnya.
Mark Wahlberg dan para pemain "Lone Survivor"
Untuk mendalami peran dalam film bergenre drama militer ini, Â Mark Wahlberg dan kawan-kawan harus mengikuti boot camp Navy SEALs selama 3 minggu di New Mexico. Pelatihan yang mereka dapat didominasi dengan keterampilan penggunaan senapan militer M4A1 Carabine secara langsung. Â
Emile Hircsh mengungkapkan bahwa ribuan peluru telah mereka tumpahkan setiap harinya, padahal sistem senjata ini tak hanya membunuh namun dapat menghancurkan banyak hal, demikian yang dikatakan oleh salah satu instruktur Navy SEALs, Mark Samos.
Tak hanya M4A1 Carabine, para pemeran prajurit Navy SEALs  itu pun harus berlatih dengan Baretta 92FS dan Mk 12 Mod 1 Special Purpose Rifle.
Selain semua pelatihan kemiliteran itu, mereka pun harus pergi ke gym setiap hari selama 3,5 bulan untuk membentuk tubuh yang diinginkan serta melakukan diet.
Wahlberg mendapatkan banyak memar, luka, bahkan nyaris tewas saat melakukan perannya sebagai Marcus Luttrell namun semua itu terbayar karena "Lone Survivor" menjadi film box office dengan pendapatan sebesar $154, 8 juta.
Bradley Cooper di "American Sniper"
Bila ditanya siapa sniper tersakti di film-film Hollywood, semua jari bakal menunjuk Bradley Cooper. Â Yap, pria yang kini berusia 46 tahun ini nyaris bisa menandingi kegigihan pria yang ia perankan yaitu penembak jitu paling mematikan sepanjang sejarah Navy SEALs, Chris Kyle.
Film yang diadaptasi dari buku "American Sniper: The Autobiography of the Most Lethal Sniper in U.S. Military History" ini membuat Cooper harus berlatih menembak menggunakan Lapua 338, Win Mag 300, dan MK11 seperti para sniper asli dibawah bimbingan pelatih asli dari Navy SEALs, Rick Wallace dan Kevin Lacz.
Dalam film ini, pria yang telah memenangkan 2 piala Oscar ini harus menaikan berat badannya agar mirip dengan Chris Kyle, sniper yang telah melakukan 255 pelenyapan musuh (160 dikonfirmasi secara resmi).
Awalnya Cooper tak yakin dengan peran itu dan lebih tertarik untuk menunjuk Chris Pratt dengan body goals plus aksen Texas-nya yang kental. Namun, setelah ia mengenal Chris Kyle yang asli, Cooper pun langsung tertarik dan langsung bersedia berlatih kebugaran selama 4 jam per-hari dengan diikuti diet 8 ribu kalori demi mendapatkan bentuk tubuh yang mirip dengan sang sniper kondang.
Jeremy Renner di "The Hurt Locker"
Untuk memerankan seorang penjinak bom tersebut, Renner harus mengikuti boot camp selama 1 minggu di Pusat Pelatihan Nasional Fort Irwin, California. Â Ia harus berlatih dengan baju pelindung seberat 100 pon yang kadang membuatnya ingin pingsan dan merasa kehilangan beberapa digit IQ-nya.
Pelatihan mental sangat diutamakan dalam usaha menghayati film yang juga dibintangi oleh Anthony Mackie ini. Eeehh, ternyata dua avengers ini sudah pernah bertemu sebelumnya ya, ehehehe.
Mental yang kuat wajib ada dalam diri para penjinak bom karena harus tetap fokus bekerja walaupun mengenakan kostum yang yang sangat pengab. Â Atas perannya tersebut, Jeremy Renner dianugerahi penghargaan sebagai aktor terbaik dari National Society of Film Critics.
Brad Pitt, Shia LaBeouf, dan pemeran "Fury"
David Rae sebelumnya bertugas di resimen pengintaian lapis baja 'Light Dragoons' yang telah melakukan tur ke Bosnia, Irak, dan Afganistan. Â Dalam pelatihan 6 harinya, para pemeran "Fury" ini dilatih komunikasi, taktis, menembak, dan menggunakan meriam.
Pitt dan kawan-kawan benar-benar mengarahkan, Â menembaki, dan mengemudikan tank. Â Menariknya semua yang mereka lakukan adalan benar-benar nyata dengan tank asli tentunya.
Selain pelatihan ketentaraan, Brad Pitt pun harus berolah raga selama 2,5 jam dan kardio intens selama 1 jam sehari yang dikombinasikan dengan diet untuk mencapai tampilan yang diinginkan.
Bagi banyak aktor tua seperti Clint Eastwood, Morgan Freeman, Chuck Norris, Robert Duvall, dan Gene Hackman mungkin tak perlu menghadiri boot camp bila mereka akan bermain di film bertemakan militer karena mereka benar-benar pernah bertugas di kemiliteran sebelumnya. Â
Namun lain acara bagi aktor-aktor muda yang tak memiliki pengalaman kemiliteran, mereka harus menghadiri pelatihan agar dapat menghayati perannya. Â Kabar baiknya, hal ini berhasil bagi para aktor papan atas tersebut karena film-film yang mereka bintangi menjadi sangat hidup dan terlihat realistis.
Sekian.
*Dari berbagai sumber.
