Pertemuan pertama kuping saya dengannya adalah ketika ia menjadi drummer Smashing Pumpkins. Pria yang kini berusia 57 tahun ini adalah salah satu drummer berpengaruh tahun 90-an. Â Ia memiliki banyak referensi genre musik yang mumpuni, dari latin, jazz, sampai fusion dan ia tuangkan dalam nomor-nomor cetar band asal Chicago itu.
Pria yang dinobatkan Gigwise menjadi drummer peringkat 5 terbaik sepanjang masa ini tidak percaya dengan kedigdayaan software musik Pro Tools dan tak mau memberikan kendali atas suara drumnya kepada seorang engineer atau produser. Â Ia mengaku hanya bermain untuk musik bukan label rekaman ataupun radio.
"I Am One", "Tonigh Tonight", "Bullet With Butterfly Wings", "Zero", "Muzzle", "Stand Inside Your Love", dan "Drown", adalah beberapa dari banyak lagu milik Smashing Pumpkins yang begitu hidup dengan ketukan dan dentuman yang tercipta dari tangan terampil seorang Jimmy Chamberlin.
2. Â Lars Ulrich. Â
Pria berusia 57 tahun ini kerap menggunakan tehnik double bass dengan menggunakan jeda drum sekitar 110 hingga 150 ketukan dan kemudian hari menjadi populer di kalangan drummer band heavy metal. Â Hal ini bisa ditengok di nomor Metallica "One" dan "Blackened."
Lars Ulrich dan James Hetfield adalah duo yang tak bisa dipisahkan satu sama lain karena permainan drum Ulrich sangat sinkron dengan ritme gitar yang dimainkan oleh sang vokalis.
"Black" menjadi album Metallica favorit saya dengan dentuman dan hentakan drum khas putra dari Torben Ulrich ini. Â
3. Â Matt Cameron. Â
Nomor-nomor Soundgarden seperti "Let Me Down", "Fell On Black Days", dan "Black Hole Sun" dihiasi oleh permainan drum otak dan otot dengan perpaduan berupa jeda, gelombang, dan dinamika.