Dan ternyata sodara-sodara tato alis dan bibir sudah ada sejak tahun 1920-an lho. Para wanita menato dua bagian wajah itu karena harga kosmetik yang setinggi langit. Namun hal ini masih disembunyikan karena stigma buruk tato masih melekat di era itu.
Gaya tato "Sailor Jerry" yang sangat ikonik tumbuh dan berkembang di sekitar tahun 1940-an. Norman Keith Collins adalah orang dibelakang tato berwarna dengan tema bahari dan militer itu.
Tahun 60-an tato mulai dipakai oleh para musisi terkenal seperti Janis Joplin. Gambar tengkorak dan tulang bersilang mulai populer di tahun ini terutama di kalangan bikers. Keberadaan tato pun mulai merajalela di kalangan orang biasa pada tahun-tahun berikutnya. Permainan warna dan motif tato yang merambat memenuhi lengan mulai naik daun dengan dukungan musik rock and roll yang tengah gencar-gencarnya di tahun 70-an.
Tahun-tahun selanjutnya tato sudah diterima masyarakat dengan tangan terbuka. Semua orang dengan riang-gembira dapat merajah tubuhnya dengan berbagai macam gambar. Dari selebritas sampai emak rumah tangga, semua dapat bertato tanpa harus takut dicap sebagai orang buangan.
Tahun 2000-an tato punggung banyak diminati oleh wanita disusul dengan bagian-bagian tersembunyi lainnya. Nah, sepuluh tahun kemudian letak tato sudah mulai merangsek ke segala penjuru tubuh, mulai dari kaki, badan, lengan, jari-jemari, leher, telinga, wajah, lidah, kepala sampai mata.
Iya, mata. Dulu para tattoo artist tak mau mengaplikasikan tato ke bagian tubuh yang sensitif seperti tangan, wajah, dan kepala karena banyak syaraf yang bergerombol di sana. Namun kini, semua bagian tubuh ditabrak termasuk bola mata.
Sepuluh tahun yang lalu tato sklera dikembangkan oleh seorang ahli modifikasi tubuh bernama Luna Cobra a.k.a Howard Rollins dan mendiang Shannon Larratt sebagai modelnya. Ratusan bola mata telah dikerjakan oleh Cobra namun pria berusia 42 tahun itu selalu mengingatkan klien-nya untuk mempertimbangkan kembali niat untuk menato mata mereka.
Resiko medis seperti peradangan kronis di dinding mata dapat ditimbulkan oleh tato sklera, demikian yang dikatakan oleh Kendall E. Donaldson, seorang profesor oftalmologi di Bascom Palmer Eye Institute dari Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller.
Ilyse Haberman, seorang dokter mata di New York bahkan menyatakan bahwa mata dapat mengalami kebutaan bila tinta yang disuntikan tidak tepat di tempat yang semestinya sehingga dapat menyebabkan lepasnya retina, infeksi, dan kerusakan permanen pada sel-sel di dalam mata.