Bagi kebanyakan orang, diam teroooss di rumah itu gak enak. Â Yaeyalah, terpenjara di dalam rumah dengan mengamalkan motto 4L, lu lagi lu lagi itu kadang bikin muntab.
Ya, pandemi ini memaksa orang-orang tetap ada di dalam rumah demi menjaga jarak aman untuk memutus rantai penularan virus Corona.
Namun ada beberapa orang yang dapat mensiasati masa karantina dengan menelurkan sesuatu yang menghibur seperti halnya frontman Greenday, Billie Joe Armstrong.
Pria yang kerap menggoreskan eyeliner di sekitar matanya itu baru-baru ini merilis sebuah album kompilasi yang berisi lagu-lagu milik musisi lain yang ia bawakan ulang dengan judul "No Fun Mondays."
Sejak bulan Maret silam, Billie Joe mulai mengerjakan proyek album ini dan merilis satu persatu lagu-lagu tersebut di akun you tube bandnya. Â Proyek musik ini ada dalam rangka bersenang-senang demi mengurai kebosanan di masa karantina, begitu katanya. Kata siapa? Ya kata dirinya masa kata diriku, weks.
Dalam album yang rilis 27 November lalu itu, pria yang kini genap berusia 48 tahun itu terdengar sukacita memainkan nomor-nomor beraroma punk seperti milik band tujuh puluhan The Starjets yang bertajuk "War Stories."
"Corpus Christi", nomor dari band punk California, The Avengers pun dibawakan Billie dengan semringah sama halnya ketika ia menyanyikan lagu dalam bahasa Italia, "Amico" milik Don Backy.  Akan halnya  "Whole Wide World" dari Wreckless Eric dimainkan dengan penuh semangat oleh pentolan Greenday dan The Longshot itu.
Nomor "I Think We're Alone Now"-nya Tommy James and the Shondells sudah di-cover berkali-kali sebelumnya termasuk oleh Mbakyu Tiffani seperti halnya "You Can't Put Your Arms Around a Memory" kepunyaan Johnny Thunders. Â Lagu protes milik John Lennon "Gimme Some Truth" pun telah dibawakan ulang oleh banyak band-band rock sehingga terdengar terlalu jamak walaupun aroma politik menyeruak dari dalamnya.
Billie memang dekat dengan hal-hal berbau politik sejak masih unyu-unyu, mungkin itulah sebabnya ia memilih nomor milik Lennon ini.
Akan halnya "Police in My Back" yang dulu dipopulerkan oleh band punk ternama The Clash menggenapi kerisauannya akan para penegak hukum.