Ternyata gak hanya saya saja yang mendengar nama grup musik satu ini, ingatan langsung melayang ke merk produk sanitari asal Jepang tapi orang-orang sono pun demikian.
Yak, dikabarkan bahwa grup satu ini sempat ditertawakan di Jepang ketika mengadakan tur konser dunianya karena keidentikan namanya dengan merk produk sanitari Toto.
Toto doang ini mah ya bukan Toto Tewel apalagi Toto Gelap, wah bisa-bisa angka chantique kena mistique, eheheh.
Jikalau ditanya sejak kapan kenal Toto? Ya sejak SMA laaah, soalnya temen SMA memang ada yang namanya Toto, hihi.
Walaupun sudah beda zaman namun entah mengapa lagu-lagu Toto tu sering banget diputar di salah satu radio favorit saya kala itu wabilkhusus saat jam-jam sahur di bulan Ramadan tahun 90-an. Â Kebetulan kala itu, kebanyakan yang diputar radio adalah nomor-nomor mendayunya, sangat cocok didengarkan kala udara sedang dingin-dinginnya.
Grup yang dikenal serba ada karena dapat memainkan banyak genre musik seperti pop, rock, funk, soul, R&B, sampai jazz ini didirikan tahun 1977 dan telah merilis 14 album studio.
Saya sendiri hanya mengenal beberapa lagu hits-nya mengingat media penyambung telinganya hanya berupa radio, itu pun saat nama mereka mulai sedikit memudar. Jadi gak salah-salah amat Papa Nobita ya kan kalau saya hanya kenal beberapa lagunya, ayayayaya.
Toto didirikan oleh para musisi yang gak usah dipertanyakan lagi kegapean-nya dalam bermusik yaitu David Paich (kibor), Jeff Porcaro (drum), Â David Hungate (bass), Steve Lukather (gitar), Steve Porcaro (kibor), dan Bobby Kimbal (vokalis).
Gak banyak yang saya tahu dari band asal Van Nuys California ini karena saya memanglah bukan penggemar garis kerasnya. Â Namun demikian ada beberapa lagu hits mereka yang kerap saya dengarkan hingga kini seperti misalnya
"Georgy Porgy."
Saat membawakan lagu ini mereka masih sangat muda. Â Yaeyalah, secara album ini rilis tahun 1978. Steve Lukather yang menjadi lead vocalnya juga masih unyu-unyu dengan pipi dan rambutnya yang sama-sama chubby, eh.
Nomor ini dihiasi dengan baris sajak anak-anak Inggris yang dinyanyikan oleh Cheryl Lynn, sang backing vocal.
Lagu  yang ada di album pertama mereka yang bertajuk "Toto" ini groove-nya dapet banget pokoknya.
Di album kedua mereka yang berjudul "Hydra" ada nomor "99" yang nge-hits. Dan lagi-lagi sang gitaris lah yang mejadi lead vocalnya.
Lagu ini terinspirasi dari filmya George Lucas yang berjudul THX-1138 yang berkisah tentang sebuah komunitas yang dikenal melalui nomor bukan nama.
Ditulis oleh sang kibordis, David Paich. Â Nomor ini jarang sekali dibawakan Toto saat konser karena Lukather gak suka dengan nomor ini dari awal, waduh!
Album ke-4 mereka yang bertajuk "Toto IV" sangatlah menarik karena dapat menyabet enam penghargaan Grammy pada tahun 1983 silam.
Dua nomor yang saya sukai di album ini adalah "Africa" dan "Rosanna".
Africa ditulis oleh David Paich dan Jeff Porcoro yang sama sekali belum menginjakkan kaki di benua hitam itu. Â
Nomor ini pernah dinyanyikan ulang oleh band rock Weezer dan akhinya dibalas oleh Toto dengan menyanyikan ulang lagu "Hash Pipe"-nya band yang diketuai oleh Rivers Cuomo itu. Â "Africa" dinyanyikan dengan apik oleh Bobby Kimbal dengan balutan musik yang kul.
Selain "Africa," nomor "Rosanna" telah mengangkat popularitas dari band yang kerap bergonta-ganti line-up itu karena menjadikan album "Toto IV" berjaya di ajang Grammy Awards. Â Rosanna menjadi satu dari tujuh judul lagu Toto yang berdasarkan nama seorang wanita.
Di album ke-5 mereka yang berjudul "Isolation" posisi vokal dijabat oleh Fergie Fredericksen tapi Kimbal masih menjadi vokalis tamu. Â Nomor hits mereka di album ini yang berjudul "Strangers in Town" sendiri diisi suaranya David Paich. Â Anggota Toto memang kebanyakan multi talenta sih jadi gak terlalu terbebani ketika salah satu anggota pergi.
Nah, salah satu lagu berjudul nama seorang wanita juga ada pada "Lea."
Intro awal lagu ini entah mengapa mengingatkan saya akan musik awal film animasi dongeng klasik, heuheu.
Nomor yang berada di album "Fahrenheit" itu merupakan lagu pop yang manis, easy listening, dan syahdu mendayu.
Suara saxophone David Sanborn yang ditingkahi suara lembut Joseph Williams dan dilatari oleh suara Don Henley serta Michael Sherwood itu membuat "Lea" menjadi kaya rasa.
Selain "Lea," nomor "I'll be Over You" menjadi lagu yang dijagokan band yang kini memasuki usia 43 tahun itu. Â Nomor bernuansa soft rock ini terkenal dengan intro vokalnya yang dingin.
Beranjak ke album ke-8 yang berjudul "Kingdom of Desire", ada nomor "2 Hearts" yang beraroma slow rock ala-ala Bon Jovi gitu deh. Album ini hanya melibatkan empat personil inti disamping pemain tambahan yang seabreg setelah sebelumnya ditinggalkan oleh sang drummer, Steve Porcaro. Â
Dan tibalah kita, eh saya aja kali ke album di mana sebuah lagu favorit saya bercokol. Â Iyak, "Tambu" yang rilis tahun 1995 memiliki satu lagu yang sangat menyentuh, berjudul "I Will Remember", ihiks.
Ditulis oleh Lukather dan Paich, nomor memikat ini diciptakan untuk mengenang Jeff Porcaro berkisah tentang persahabatan, kesedihan, dan semua hal yang berubah sejak kepergian sang drummer akibat serangan jantung beberapa tahun sebelumnya.
Simon Phillips yang duduk di belakang set drum memberikan permainan yang tak kalah emejingnya dengan sang mendiang. Gebukan drumnya memberi sentuhan pedih namun indah dalam nomor yang selalu membuat terkenang-kenang akan seseorang itu, Â uhuks.
Setelah album "Tambu" saya tak lagi mengikuti Toto yang ini walaupun masih setia dengan Toto yang itu, ehehehe. Â
Kabar terbaru dari band yang namanya telah tercatat di "Musicians Hall of Fame and Museum" itu akan menggelar konser bertajuk "Dogz of Oz" di tahun 2021 dengan didahului oleh konser virtual tanggal 21 November nanti.
Baiklah Om Steve dan Joseph, selamat menyusun line-up kembali demi kejayaan konser yang akan datang.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H