Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Walau Berjarak Namun Hati Tetap Dekat

6 Mei 2020   11:52 Diperbarui: 6 Mei 2020   11:49 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan kali ini diselubungi pandemi, semua berjarak, namun hati tetap dekat.

Iklan menyambut Ramadan dan Idul Fitri versi PT. Procter & Gamble Home Products Indonesia (P&G Indonesia) Anggun yang bertema "Maaf ibu dalam hidupku" ini adalah salah satu contoh kisah 'berjarak namun hati tetap dekat'.

Video iklan ini benar-benar membuat saya termehek-mehek. Adegan demi adegannya tertata rapi berbalut narasi yang mengalir dengan baik.  Pengambilan gambar yang cekas berhias musik yang menyentuh menyempurnakan iklan kampanye yang pertama kali rilis pada tanggal 23 April 2020 di channel you tube ini.

P&G adalah perusahaan yang memproduksi beberapa produk perawatan tubuh seperti shampo dan cream wajah. Tahun ini adalah tahun ke-4 mereka merilis iklan kampanye menyambut Ramadan dan Idul Fitri bertema "Maaf Ibu"

Iklan ini berkisah tentang perjalanan hidup Nisa dari remaja sampai menjadi orang tua tanpa kehadiran sosok Ibu.  Hanya kenangan dan surat yang ditulis sang Ibu kepadanya sebelum meninggal yang dapat menguatkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang penuh warna berbalut suka dan duka.

Lakon Nisa memiliki kesamaan dengan lakon hidup saya. Ya, kami sama-sama ditinggalkan sosok ibu yang menghadap Sang Khalik saat masih remaja.

Namun tak ada surat yang dituliskan ibu untuk saya seperti halnya Nisa meskipun begitu beliau meninggalkan banyak kenangan yang tak tergantikan hingga kini.

Ibu adalah tempat saya berbagi, saya selalu bercerita tentang banyak hal kepadanya seperti yang Nisa lakukan. Bila Nisa menggunakan media vlog untuk curhat kepada Ibunya yang telah tiada maka saya hanya bisa berkisah di lembar-lembar buku diari saja.  

Mungkin ibu kerap dianggap terlalu cerewet karena selalu mengingatkan anaknya, dari hal-hal  besar sampai yang terkecil sekalipun.  Namun semua yang dikatakan ibu tak lain adalah untuk kebaikan anak-anaknya.

Hati saya sangat tersentuh melihat ekspresi Nisa ketika mengabarkan kelulusannya, mengeluh karena susahnya mencari kerja, tersenyum lebar ketika di lamar, dan bahagia menantikan kelahiran putrinya kepada sang ibu yang telah berpisah jarak dan waktu.

Saya pernah melalui semua hal yang Nisa lalui.  Terkadang saya masih merasakan kehadiran Ibu, menemani saya dalam duka dan mendampingi kala bahagia.

Sebagai seorang anak saya merasa banyak sekali kesalahan yang telah saya perbuat kepada beliau namun saya percaya pintu maafnya selalu terbuka bahkan saat beliau tak lagi ada di dunia.

Kini Nisa dan saya telah menjadi seorang ibu.  Ibu yang akan berusaha untuk selalu  memberi dukungan kepada putra-putri tercinta di setiap helaan nafas dan belaian tangan bersama doa yang tak pernah terputus dan pintu maaf yang selalu terbuka.

Kasih ibu tak akan pernah terganti, mengalir terus tanpa berhenti. Walau raga tak lagi menemani namun cintanya tak akan pernah pergi.

Dan suara indah Anggun pun mengakhiri kisah dengan sempurna.
"Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menerangi dunia."

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun