Salah satu penghiburan saat karantina mandiri seperti sekarang ini adalah menonton televisi. Â Tapi karena gak punya saluran tivi kabel atau piringan parabola segede gaban maka saya hanya bisa menonton siaran yang ada di channel tivi saya, lha ya mosok tivi tetangga. Tapi nonton tivi zaman now itu bikin bingung juga. Lihat berita lha malah jadi setres tingkat dewa, lihat sinetron gak terlalu suka, lihat film imporan eh diulang-ulang sampai bikin mata juling dibuatnya. Jadi bukannya menghibur hati yang merana, acara tivi malah bikin emosi jiwa.
Kalau sudah begini saya jadi terkenang-kenang dengan acara tivi zaman dulu, dimana saya bisa menikmati film-film komedi barat, salah satunya adalah filmnya Jerry Lewis.
Iyak, saya adalah salah satu penggemar komedian kocak berdagu belah itu. Jerry Lewis telah memberi saya pengalaman menonton film komedi yang sesungguhnya. Lewis kerap membuat saya terpingkal-pingkal sampai mengeluarkan air mata Bersama sobat duetnya yang ganteng kalem, Dean Martin.
Ah, Dean Martin. Selain dari film, saya mengenal pria bernama panjang Dino Paul Crocetti itu dari Bapak saya. Ya, Bapak saya kerap mendengarkan lagu-lagu milik pria berjuluk "The King of Cool" itu. Â Beberapa lagu Martin yang kerap menyambangi telinga saya di antaranya adalah :
"Volare", aslinya lagu ini adalah milik solois Italia bernama Domenico Modugno.  Nomor ini mengalami kesuksesan yang bertubi-tubi sampai membuat banyak musisi dari berbagai negara mengalih bahasakannya, salah satunya adalah Mitchell Parish.  Parish kemudian menyerahkannya kepada Dean Martin untuk disisipkan di album "This is Dean Martin!" pada tahun 1958 silam. Â
Volareeeee wowowowow
Cantare wowowowow
Nel blu, dipinto di bluÂ
Felice di stare lass
Nomor kedua adalah "The Green, Green Grass of Home". Â Bapak saya kerap mendengarkan lagu ini sambil duduk-duduk, ketok kuku, bersihin kuping dan hal-hal kecil lainnya. Â Lagu ini awalnya dibawakan oleh Johnny Darell dengan warna musik country. Selain Martin, lagu ini telah banyak di-cover oleh beberapa solois top seperti Tom Jones, Elvis Presley, dan Johnny Cash. Â
Kisah yang terbangun di nomor ini sungguh menyayat, betapa tidak seorang pria akhirnya dapat pulang ke rumah tapi hanya untuk dikuburkan di antara hijaunya rerumputan dan di bawah bayang-bayang pohon oak tua setelah dia dieksekusi di penjara.
Yes, they'll all come to see me
In the shade of that old oak tree
As they lay me 'neath the green, green grass of home
Lagu selanjutnya adalah yang berjudul "Sway". Nomor ini adalah salah satu nomor yang menghanyutkan dengan warna bolero-mambo-nya. Â Kalau sudah ada kata bolero ya pasti meksiko, lha wong yang nulisnya adalah komposer asli meksiko yaitu Luis Demetrio.
Nah, tersebutlah Norman Gimble, komposer asal Amerika yang mengubah lirik melankolis berbahasa Spanyol itu menjadi lirik yang lebih bersemangat yaitu berkisah tentang seorang pria yang mengagumi tarian nan gemulai indah dari pasangan menarinya.
Like a flower bending in the breeze
Bend with me, sway with ease
When we dance you have a way with me
Stay with me, sway with me
Selain dengan Jerry Lewis, Dean Martin bersahabat erat dengan solois kenamaan, Frank Sinatra. Ya, mereka sempat tergabung dalam sebuah grup nyanyi dadakan bernama Rat Pack bersama Sammy Davis Jr, Peter Lawford, dan Joey Bishop. Â Grup ini kerap manggung di panggung-panggung pertunjukan Las Vegas dan merilis beberapa album salah satunya adalah "Christmas with The Rat Pack".
Di album ini, Martin membawakan lagu yang ditulis oleh Johnny Marks berdasarkan kisah dengan judul yang sama yaitu, "Rudolph The Red-Nosed Reindeer". Lagu dengan irama riang dengan bebunyian lonceng khas natal ini terdengar indah di telinga.
Rudolph the red nose reindeer
Had a very shiny nose
And if you ever saw it
You would say it glows
Dan tibalah kita pada nomor yang menjadi signature song dari seorang Dean Martin yaitu "That's Amore".  Yayay, selain Volare, lagu ini adalah lagu favorit saya dari sekian banyak lagu yang dinyanyikan beliaunya. Baris "jing ngeling ngeling, jing ngeling ngeling" selalu mengingatkan saya kepada wajah lucu komedian Jerry Lewis.  Betapa tidak, karena nomor ini termaktub di film duo komedian  tersebut yang berjudul "The Caddy".
Lagu ini digadang-gadang menjadi salah satu lagu yang dapat membantu mengembalikan citra Italia sebagai negeri yang penuh romansa cinta setelah dihujam habis-habisan oleh kemurungan yang diciptakan oleh sang bapak fasisme, Benito Mussolini.
Demikian beberapa lagu yang saya gemari dari sekian banyak lagu milik Dean Martin.Â
Bagaimana dengan kompasianer sekalian, apakah kerap menikmati lagu-lagu milik Dean Martin juga?
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H