Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bush Segera Rilis Album Baru Bertajuk "The Mind Plays Tricks On You"

16 Oktober 2019   11:57 Diperbarui: 16 Oktober 2019   12:00 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bush formasi terakhir

Matt Diehl, jurnalis Rolling Stone boleh saja mengatakan bahwa Bush adalah band peniru Nirvana yang paling sukses dan tak tahu malu namun tak dapat dipungkiri bahwa grup asal Inggris ini telah mencetak banyak hits dengan jumlah penjualan album yang cukup mencengangkan.

Tak ada yang salah dengan Bush. Mereka adalah band yang kebetulan memiliki frontman berwarna vokal mirip dengan mendiang Kurt Cobain walaupun suara Gavin Rossdale lebih halus dan jernih. Beberapa lagunya memang terdengar bagai milik Nirvana, namun tak serta merta menenggelamkan ciri khas musik yang mereka bawakan.

Ya, Bush adalah salah satu band post-grunge pertama yang dikenal khalayak.  Band yang awalnya digawangi oleh Gavin Rossdale, Nigel Pulsford, Robin Goodridge, and Dave Parsons itu menancapkan taringnya di tahun 1994 dimana era grunge mulai memudar yang ditandai dengan tewasnya Kurt Cobain, berputar haluannya Soundgarden ke ranah mainstream dan berubahnya musik Pearl Jam dalam album ketiga mereka, Vitalogy.

Di saat Brit Pop menggema di negaranya, Bush memilih untuk berpaling dan mengarahkan kekuatan musiknya ke negara yang tengah dihebohkan dengan aliran grunge.  Ya, lagaknya The Pixies terdengar lebih seksi daripada The Kinks.  Album debutan mereka yang berjudul "Sixteen Stone" tidak cocok berdampingan dengan Parklife-nya Blur atau Definitely Maybe milik Oasis.

Kedua belas lagu dalam "Sixteen Stone" terdengar sangat 'grunge'.  Hal inilah yang membuat Bush lebih berjaya di Amerika dibandingkan di negara asalnya selain rekaman pertama mereka memang dilakukan di sana.

Sixteen Stone melahirkan 5 hits  masing-masing Everything Zen, Little Things, Comedown, Glycerine, serta Machinehead dan diganjar 6 kali sertifikat platinum namun kepopulerannya bagai sebuah bayangan karena mereka jarang diperbincangan.

Dua tahun kemudian, Bush merilis album bertajuk "Razorblade Suitcase."  Album ini menduduki peringkat satu selama 2 minggu berturut-turut.  Alih alih mendapatkan puja-puji dari kritikus, Bush selalu dilingkari dengan banyak cemohan dan cercaan kejam padahal mereka telah menjual berjuta-juta kopi album di seluruh dunia.

Album kedua yang diproduseri oleh Steve Albini yang juga merupakan produser album "In Utero" milik Nirvana ini memperlihatkan keinginan Bush untuk mulai bereksperimen dengan warna musik yang sedikit berbeda dengan album pertama mereka.  Album ini terdengar lebih murung dan melow dibandingkan dengan "Sixteen Stone."

Album yang dikritik kiri kanan depan belakang  sebagai album yang hambar, tidak menarik, dan tidak bernyawa ini hanya menghasilkan satu hits saja yaitu 'Swallowed.' Ouch, tahun yang berat bagi Gavin Rossdale dan kawan-kawan rupanya.

Gavin Rossdale
Gavin Rossdale
Kesialan Bush ternyata berlanjut di album ketiga mereka "The Science of Things". Album ini memberi masa-masa buruk kepada band yang pernah berseteru dengan grup bernama sama asal Kanada. Bush memang dikenal sebagai band yang warna musiknya tidak konsisten, contohnya ya di album ini.  Betapa musik elektronik dan synth telah merasuki mereka, hal itu membuat banyak penggemar menjadi hilang rasa. Namun demikian, walaupun lambat, album ini dapat meraih sertifikat platinum dengan sokongan penampilan mereka di acara Woodstock'99.

"Golden State" adalah judul album keempat mereka yang rilis tahun 2001 lalu. Album ini kembali ke warna asal mereka dan diapresiasi dengan baik oleh banyak kritikus musik. Golden State menandai vakumnya Bush seiring dengan kepergian gitaris dan bassist mereka, Nigel Pulsford dan Dave Parsons.

Setelah satu dekade vakum, Bush akhirnya memutuskan untuk bereuni walaupun anggota yang terkumpul hanya dua.  Iya dua, seperti aku dan kamu, eh.

Posisi Nigel dan Dave digantikan oleh Chris Traynor dan Corey Britz. Nah, reuni ini menghasilkan album bertajuk "The Sea of Memories" yang begitu rilis langsung menapaki tangga ke-18 di Billboard 200.  Nomor 'The Sound of Winter' pun dengan sukses menduduki tangga lagu pertama di Billboard Alternative Songs.

Menggabungkan riff grungy dan musik elektronik adalah warna album mereka selanjutnya yang bertajuk "Man on The Run".  Album yang rilis tahun 2014 itu memiliki nomor easy listening yang berjudul 'The Only Way Out' yang juga merupakan single andalan mereka. Pada dasarnya album ini cukup unik dan menarik namun membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk mencernanya.

Rilisnya album "Black and White Rainbow" pada tahun 2017 lalu digadang-gadang sebagai album perpisahan mereka namun nyatanya di tahun 2019 ini terdengar desas-desus yang meyakinkan bahwa Bush akan kembali merilis album baru.

Rilisnya nomor "Bullet Holes" yang menghiasi film John Wick 3 : Parabellum menandai berlanjutnya pengerjaan album ke-7 mereka yang diberi judul "The Mind Plays Tricks On You".  Album yang diproduseri oleh Tyler Bates itu baru akan diluncurkan tahun 2020 mendatang karena ada beberapa hal teknis yang harus diperbaiki.  Begitu kira-kira.

Bush memang terlahir sebagai anomali, namun apakah album baru mereka yang akan rilis tahun depan itu pun akan menjadi anomali diantara album-album mereka sebelumnya?  Untuk menjawabnya ya harus menunggu tanggal perilisannya yang mana masih agak lama duhai sodara-sodaraku tercinta.

Sekian.
Referensi bacaan : blabbermouth, consequencepfsounds, sputnik, nme, wikipedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun