Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Pizza, Makanan Rakyat Jelata yang Mendunia

30 Juni 2019   19:31 Diperbarui: 6 Juli 2019   19:40 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pizza (Ilustrasi: Johnsonville.com)

Bagi para pecinta film darderdor heuseusnya genre neo-noir action thriller sekaligus penggemar Mas Nunu pasti dengan riang gembira telah menghajar 3 jilid film John Wikwik eh John Wick yang sungguh fenomenal itu kan?

Film yang isinya berkisah tentang serba-serbi bounty hunter itu telah menggiring nama Mas Nunu kembali ke jajaran aktor yang diperhitungkan di kancah perfilman Hollywood setelah tahun-tahun sebelumnya mengalami perlambatan karir, halah.

Ada yang menarik dari film ketiga John Wick yang di dalamnya terdapat aksi keren dua jagoan silat asal tanah air ini yaitu musik latarnya yang aduhai.  Ya, selain ramuan musik dari musisi langganan sang sutradara Chad Stahelski yaitu Tyler Bates, "Parabellum" pun berhias komposisi indah milik komposer asal Italia Antonio Lucio Vivaldi. Komposisi "The Four Seasons" dan "I. Allegro non molto" setidaknya telah memberi warna tersendiri bagi film yang telah mengalahkan Thanos eh "Avengers : End Game" dari segi raupan pendapatan itu.

Nah, bila Inggris memiliki paguyuban sepak bola berjuluk Setan Merah yang bukan merupakan bagian dari ordo setan gundul maka Italia memiliki sesuatu yang merah juga yaitu Imam Merah. Ya, Sang Imam Merah adalah julukan bagi Vivaldi merujuk pada warna rambutnya yang merah mencolok.

Vivaldi merupakan satu dari sepuluh komposer terbaik sepanjang masa yang dipunyai oleh negeri yang memiliki salah satu keajaiban dunia berupa menara miring Pisa itu. 

Pria yang dikenal sebagai komposer barok terbesar ini adalah seorang pemain biola virtuoso. Karyanya yang paling terkenal yaitu biola konseros "The Four Seasons" yang penggalannya dipakai di scene darderdor antara Mas John dengan para musuhnya yang beringas cadas meranggas...pohon kali meranggas.

Italia tak hanya terkenal dengan komposer musik klasiknya, namun terkenal juga dengan olahan makanannya berupa pasta dan pizza. Di era sekarang ini, olahan pizza dengan berbagai bentuk, corak, dan warna dapat dengan mudah ditemui di negeri kita tercinta baik dengan membeli di gerai dan resto pizza atau membuatnya sendiri mengingat resep olahan pizza sudah malang-melintang dengan sukarela di dunia maya.

Pada kenyataannya perjalanan pizza di dunia kuliner dunia sehingga dapat eksis hingga sekarang ini sangatlah panjang lebih panjang dari jalan Anyer - Panarukan yang diprakarsai oleh Tuan Daendels, bukan tuan Adolf ya Mak. Ihihi Mak Lampir terkikik. Dan seperti donat, asal mula pizza pun masih menjadi perdebatan hingga kini.

Ya, olahan pizza pertama disinyalir telah ada di Italia sejak zaman batu berupa roti gepeng yang di atasnya diberi berbagai macam topping lalu dipanggang di bawah batu-batu api.

Roti ini merupakan makanan sehari-hari penduduk Italia yang diberi nama dari bahasa Italia kuno "pizzicare" yang artinya memetik adonan dari oven dengan cepat, begitu kira-kira (galau ngebayanginnya). Istilah Pizza sendiri akhirnya dikukuhkan pada tahun 997 Masehi di Gaeta, Italia.

Sebagai makanan rakyat misqueen selama berabad-abad awalnya pizza dijual secara kaki lima di daerah Napoli. Saking ke-rakyat jelataannya, pizza dilarang masuk ke istana karena ditakutkan akan mendegradasi kewibawaan istana, widiih. Namun urusan perut ternyata dapat mengalahkan segalanya, hal ini dibuktikan oleh Raja Ferdinand yang gemar akan pizza dan secara diam-diam kerap menyamar menjadi rakyat jelata bila ingin menikmati secuil roti berlapis pasta tomat itu.

Dari situlah lambat laun pizza pun mulai menyusup dengan jurus gerilya di kalangan bangsawan dan istana. Dan akhirnya pada tahun 1889 seorang koki bernama Raffaele Esposito menciptakan pizza pertama untuk istana bernama Margherita yang terinspirasi oleh Ratu Margherita, permaisuri dari Raja Umberto I. Pizza Margherita memiliki ciri khas warna topping yang mewakili bendera Italia yaitu merah dari tomat, putih dari mozzarela, dan hijau dari daun basil.  

Amerika adalah salah satu negara yang telah mempopulerkan pizza hingga dapat mendunia seperti sekarang ini. Resep pizza yang dibawa imigran Italia ke Amerika lambat laun dimodifikasi baik rotinya maupun toppingnya. Bila pizza Italia rotinya cenderung tipis dan keras, maka pizza Amerika memilki tekstur lembut dan tebal. Firza hats eh Pizza Hut adalah salah satu merk dagang pizza milik Amerika yang pertama kali menyentuhkan kakinya di Indonesia sejak tahun 80-an silam.

Dan sebagai jurmas tak tentu arah, dengan memaksimalkan bahan-bahan yang ada di dapur, saya pun mencoba mengeksekusi sebuah resep pizza ekonomis tanpa bumbu khasnya yaitu oregano dan basil karena stoknya masih ada di toko bahan kue, heuheu.

Pizza buatan sendiri (dokumentasi pribadi)
Pizza buatan sendiri (dokumentasi pribadi)
Resep pizza ala kadar nan ekonomis:

Bahan:

  1. 250 gr tepung terigu
  2. 150 ml air hangat
  3. 6 gr ragi instan
  4. 1 sdm gula pasir
  5. 1 sachet susu bubuk instan
  6. 1 sdt garam
  7. 5 sdm minyak goreng

Topping:

  1. Bawang bombay
  2. Beef burger
  3. Sosis
  4. Chicken nugget
  5. Saus tomat
  6. Saus sambal
  7. Saus keju
  8. Keju slice
  9. Keju cheddar
  10. Keju quickmelt
  11. Margarin untuk menumis

Cara membuat:

  1. Seduh susu dengan air hangat bubuhi gula, diamkan sampai berbuih.
  2. Campur terigu dan garam, tuang campuran ragi, uleni sebentar. Masukkan minyak goreng, uleni sampai kalis. Istirahatkan 45 menit sampai mengembang
  3. Tumis bahan toppping kecuali keju-kejuan. Sisihkan.
  4. Panaskan oven. Pipihkan adonan, masukkan ke loyang, beri topping, dan panggang sampai matang.

Demikian resep pizza ala ibu-ibu kepepet. Akhir kata, gosipnya Mas Nunu akan kembali menjadi Mas Wick di John Wick Chapter 4 pada tahun 2021 nanti. Kira-kira judulnya apa ya? Parasudah? Parapizza? Parapasta? atau Paramantan?, eh.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun