Saya sendiri lebih menyukai memakai gula pasir kemasan, disamping harganya tidak jauh berbeda, gulanya lebih bersih. Begitu pula dengan minyak goreng, disamping kehigienisannya terjamin, beberapa mini market dan supermarket selalu merilis promo khusus untuk minyak goreng kelapa sawit dalam berbagai merk.Â
Promo diskon minyak goreng ini selain menguntungkan kantong pun dapat menumbuhkan jiwa ke-spionase-an ibu-ibu mengingat setiap supermarket atau minimarket memiliki hari turun harganya masing-masing sehingga dibutuhkan keahlian dalam mematai-matai, hihi.
Bagaimana dengan bumbu dapur?
Bawang putih adalah komoditas yang kenaikan harganya menggetarkan jiwa. Dari yang mulanya berada di harga 25 ribu rupiah langsung menanjak ke angka 60 bahkan sampai 80 ribu rupiah. Kasihan Van Helsing jadi gak bisa membasmi vampire dengan leluasa, bisa rugi bandar dia.Â
Di ranah cabe-cabean, cabe keriting merah dan tanjung adalah dua jenis cabe yang mengalami kenaikan harga dengan rata-rata kenaikan sebesar 10 ribu rupiah perkilonya. Berbeda dengan terong-terongan dan sayur mayur lainnya yang masih selow jelow dengan harga lama.
Kenaikan harga bahan pangan terutama sembako ini dapat disebabkan hal mustahal yang berkaitan dengan persediaan barang yang tidak seimbang dengan permintaan yang membengkak menjelang dan saat Ramadan.
Keadaan seperti ini selalu berulang tiap tahunnya, hal ini seharusnya bisa menjadi pembelajaran baik bagi pemerintah pun bagi masyarakat. Pemerintah hendaknya mengerahkan semua wewenangnya demi kestabilan harga dengan menjamin ketersediaan barang dan membasmi distributor nakal sampai ke akarnya sedangkan masyarakat selaku konsumen seharusnya dapat menahan nafsu angkara murka dalam hal berbelanja dengan jumlah yang berlebihan di bulan Ramadan.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H