"Jangan menanam pohon pepaya di depan rumah, sial." begitu sabda Ko Agus, salah seorang teman kerja saya dulu. Ya, dalam ilmu fengshui, menanam pohon pepaya di depan rumah adalah sebuah pantangan karena kabarnya akan mendatangkan aura buruk seperti kemalasan, kebangkrutan, bahkan perpecahan keluarga. Waduh!Â
Sebenarnya hal ini dapat diterawang secara logika loh. Pohon pepaya jika berbuah akan mendatangkan kampret alih-alih cebong, eh hihi, maksudnya mendatangkan kelelawar yang kotorannya tidak baik bagi kesehatan. Akarnya tunggangnya (radik primaria) disinyalir dapat merusak bangunan yang dekat dengannya sehingga rawan roboh, begitu kira-kira.
Tak hanya ilmu fengshui saja yang melarang menanam pohon pepaya di depan rumah, di daerah Purwakarta, ada sebuah mitos bahwa pohon pepaya yang bercokol di depan rumah biasanya menjadi tempat nangkringnya kuntilanak, hiiy. Eh tapi, semua itu tergantung kepercayaan masing-masing individu ding. Tapi yang pasti, tanaman yang berasal dari Meksiko bagian utara dan selatan itu memiliki buah yang rasanya enak sehingga disukai banyak orang dan juga burung.
Dulu saya hanya mengetahui satu jenis pepaya saja yaitu pepaya Bangkok karena ibu selalu bilang bahwa pepaya yang manis itu ya pepaya Bangkok. Kini tanaman pepaya yang bernama latin Carica Papaya L. itu memiliki banyak varietas seperti california/calina, solo, carisya, dan sukma.
Karena buah pepaya mengandung zat atioksidan dan vitamin C yang tinggi maka banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan diantaranya melancarkan pencernaan, melawan peradangan, menjaga kesehatan jantung serta membuat kulit tetap kencang.
Buah pepaya pun dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan misalnya manisan seperti sukade, bukan sunade ya, itu mah hokage wanita pertama di kampung halaman Naruto sana, heuheu.Â
Selain itu dapat pula dijadikan sambal dan saos. Mamang-mamang bakso lah yang biasanya memakai saos yang megandung buah pepaya ini. Selain itu buah yang terkadang baunya tidak terlalu sedap ini dapat pula diolah menjadi sirup dan selai.Â
Disamping buahnya, bagian tanaman pepaya lain memiliki kegunaan seperti daunnya yang dapat mengempukkan daging. Ya, getah daun pepaya mengandung enzim papain yang dapat memecah molekul protein dalam daging menjadi berukuran lebih kecil sehingga akan terasa lebih lunak ketika dimakan. Selain itu getah pepaya pun digunakan di bidang medis sebagai obat cacing, penghilang nyeri, pengurang sakit perut serta pengobatan untuk kulit terbakar. Â
Selain buahnya, daun dan bunga pepaya dapat dijadikan olahan masakan yang dapat menggoyang lidah walaupun rasanya pahit. Namun sepahit-pahitnya daun atau bunga pepaya tetap masih kalah dengan pahitnya kehidupan, cie.
Rasa pahit daun pepaya yang berasal dari zat papain yang dikandungnya dapat dihilangkan dengan cara direbus dengan tanah lempung atau diminimalisir dengan merebusnya bersama dengan daun ketela pohon dan daun jambu batu.Â
Bahan:
- 1 ikat daun pepaya, rebus dengan dua ikat daun ketela pohon atau 10 lembar daun jambu batu, potong-potong
- 6 butir bawang merah, iris
- 4 siung bawang putih, iris
- 2 buah cabai merah besar, iris serong
- 2 sdm teri medan
- Secukupnya kaldu bubuk
- Secukupnya garam dan gula
- Minyak goreng secukupnya