Akhirnya celana jeans kesayangan saya yang telah berusia 12 tahun robek juga di bagian lututnya. Hal ini membuat saya merasa sendu karena tidak dapat memakainya kembali. Bukan karena tidak lagi mengcover lutut namun sang celana sudah kekecilan akibat berat badan yang berkembang biak tak tentu arah.Â
Dulu ada beberapa teman yang mana bisa dihitung dengan jari ayam kerap memakai jeans robek-robek plus mbladus ketika menghadiri perkuliahan. Salut aja dengan keberanian mereka karena sejatinya celana jeans yang sudah mengalami kebolongan tingkat dewa itu tidak boleh diajak serta masuk ke kelas.Â
Nah, untuk menghindari amukan dosen, biasanya mereka akan memburu kursi di bagian belakang, mojok semojok-mojoknya agar tidak tertangkap radar kerapihan berbusana. Â Pokoknya demi aliran musik eh mode yang mereka anut seberat apapun tantangannya akan mereka jabani.Â
Saat itu model ripped jeans memang belum nampak dipasarkan, tidak seperti sekarang . Ya, zaman sekarang, sangat mudah sekali menemukan jeans robek di toko-toko pakaian karena ripped jeans telah menjelma menjadi tren mode yang diakui dunia, tsaahh.
Sebenarnya kapan sih tren ripped jeans ini berawal?Â
Seperti yang diketahui bahwa celana jeans lahir sekitar tahun 1870-an dari tangan seorang pembisnis asal Jerman bernama Loeb Strauss yang kemudian tanpa membuat bubur merah dan bubur putih berganti nama menjadi Levi Strauss. Â
Celana berbahan katun twill ini sangat tahan lama oleh karena itu cocok sekali digunakan oleh para pekerja atau buruh. Satu abad kemudian di antara hiruk pikuk gerakan  punk, ripped jeans yang awalnya ditenggarai sebagai ketidakmampuan para pekerja kelas bawah untuk membeli celana jeans baru menjadi sebuah simbol pemberontakan dan ekspresi kemarahan akan pemerintahan yang konservatif dan juga kepada masyarakat di Inggris sana. Band legendaris Sex Pistol-lah yang mengawali semuanya.Â
Â
Sang Godfather of Punk ini memakai celana yang sama setiap kali mengadakan konser, dan setiap sobekan yang ada di celananya memiliki kisahnya tersendiri. Â Satu tahun kemudian, Madonna mempopulerkan ripped jeans bagi kalangan wanita.
Tahun 90-an model celana sobek sana sini itu menjadi ikon anti-fashion di dalam sebuah kumpulan yang menamakan dirinya sebagai komunitas grunge. Grunge tidak menyukai segala sesuatu yang diatur termasuk bagaimana cara mereka berpakaian. Mereka berempati kepada kalangan bawah yang tidak dapat mengikuti tren mode dengan berpenampilan seadanya dan suka-suka. Â
Nirvana adalah salah satu band pengusung aliran grunge yang sangat mendukung gerakan anti --fashion tersebut dengan selalu menggunakan ripped jeans di setiap aksi panggungnya. Dari sinilah keberadaan ripped jeans semakin merajalela.
Di era milenial ini, ripped jeans kembali naik daun dan direbrand dengan nama distressed jeans. Diesel dan Balmain adalah dua desainer yang dengan wow kerennya membandrol satu buah jeans belel bolong-bolong karya mereka dengan harga 30 juta rupiah.
Sedangkan merk terkemuka Unravel, menjual selembar celana baggy yang bolong lututnya dengan harga 10 juta rupiah akan halnya Next mematok harga 550 ribu untuk ripped jeans khusus ibu hamil. Alangkah mahalnya harga selembar celana bolong nan mbladus itu ya, ckckck.
Mahalnya harga ripped jeans dipengaruhi oleh proses pembuatannya yang panjang. Perusahaan pembuatan jeans ini menggunakan dua cara untuk merobek bahan jeans/denim-nya yaitu dengan laser dan tangan. Untuk perusahaan yang memproduksi ripped jeans secara massal lebih menyukai mesin bernama Laser Sharp DenimHD Abration System. Caranya  dengan menjembreng celana jeans yang akan dilubangi di sebuah plat logam lalu ditembak dengan sinar laser sesuai pola yang diinginkan. Hasilnya sangat akurat, dan hanya membutuhkan satu menit pengerjaan untuk sebuah celana jeans.  Hugo Boss adalah salah satu merk yang menggunakan tehnik ini.
Sedangkan Levi's dan Abercrombie & Fitch lebih menyukai menggunakan tangan dengan kerumitan yang aduhai dengan waktu yang lebih lama. Pengerjaannya sendiri diawali dengan membuat sketsa di atas kain yang akan dirobek lalu dibuatlah potongan dengan menggunakan gunting besar yang tumpul agar lubang terlihat alami. Untuk efek yang lebih dramatis, sebuah bor bernama Dremel yang dilengkapi dengan selembar amplas melingkar menggiling lubang yang telah dibuat tadi. Lalu benang-benang ditarik terpisah menggunakan pinset.
Merobek jeans bukanlah satu-satu proses, karena ada proses lanjutan yang ditujukan agar robekan terlihat alami dengan membuat sekitar lubang terlihat belel alias lusuh. Beberapa alat digunakan seperti ampelas, batu apung, sampai pasir yang dikenal dengan proses sandblasting.
Sandblasting ini dilakukan dengan menyemprotkan pasir halus dengan tekanan tinggi yang ditempatkan di dalam sebuah senapan angin ke atas bahan yang akan dilusuhkan tersebut.Â
Sandblasting sangat efektif namun berbahaya karena dapat menimbulkan sebuah penyakit bernama silicosis dimana partikel-partikel debu yang lembut menempel di paru-paru dan menyebabkan batuk berkepanjangan, sesak nafas, serta pusing-pusing, bahkan ada yang dilaporkan sampai meninggal dunia.
Levi dan H&M mengumumkan bahwa proses sandblasting telah mereka hentikan pada tahun 2010 silam. Setelah mereka melakukan lobi dengan beberapa kelompok yang mengkampanyekan hal tersebut, perusahaan lain pun mengikuti.
Saking ngetrennya model ripped jeans ini membuat permintaan di pasarana membumbung tinggi, hal inilah yang akhirnya memicu adanya pasar gelap.Â
Turki adalah salah satu negara pengekspor jeans terbesar di dunia, namun sungguh tragis, nilai ekspor yang besar tersebut harus dibayar dengan pahit. Di negara Mister Erdogan tersebut, kurang lebih  1200 orang karyawan pabrik jeans mengidap silicosis bahkan 46 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Ngeri juga ya.
Nah, bagi para penggila ripped atau distressed jeans, agar terhindar dari rasa bersalah kepada para pekerja yang melakukan proses sandblasting sekaligus terhindar dari masalah dompet kosong glondangan, ada baiknya untuk membuat ripped jeans sendiri.Â
Caranya mudah kok, hanya butuh kesabaran tingkat dewa dan sedikit kreatifitas. Pertama, siapkan celana jeans, milik kita sendiri, jangan sampai salah comot di jemuran tetangga ya. Tandai tempat yang akan dilubangi dengan kapur kain atau crayon lalu ampelas lah bagian tersebut agar serat-serat kain mengendur baru kemudian digunting atau di-cutter. Disarankan memakai gunting yang tumpul agar terlihat lebih alami.Â
Setelah itu selipkan sebuah kayu atau papan dibagian kaki yang tadi telah dirobek, dan mulailah mengampelas kembali sampai hasil yang diinginkan. Â Bila tidak mempunyai ampelas, jangan patah semangat karena batu apung, parutan keju atau sabut baja cuci piring pun dapat dipakai. Terakhir tarik benang-benang yang tidak terpakai dengan menggunakan pinset dan jahitlah pinggiran robekan tadi untuk menjaga robekan tidak melebar kemana-mana. Â Mudah dan murah kan?
Akhir kata, mengikuti tren mode memang hak masing-masing individu, namun ada baiknya disesuaikan dengan kepribadian masing-masing karena sejatinya menjadi kormod alias korban mode itu sama sekali gak keren dan gak asyik, bukan begitu Fernando?Â
Sekian.
Referensi : dailymail, everythingmanstore, facetofeet, kamini, dan medium.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H