Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingkah Memakai Seragam Saat Menghadiri Pengajian?

6 Februari 2019   16:27 Diperbarui: 6 Februari 2019   16:28 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : MamahDedehSyuting. Vice.com

Ingin tahu bagaimana rasanya muntab yang tanpa akhiran -ber ketika harus menghadapi keinginan ibu-ibu satu RT yang membuat bulu kaki merajuk? Tanya saja kepada teman saya yang kini sedang menjabat sebagai bendahara RT sebelah. 

Ya, setelah mencanangkan keinginan untuk menonton acara tak tentu arah asuhan empat host lebay di salah satu televisi swasta tanah air secara live, para ibu-ibu itu kini menuturkan keinginan untuk membuat seragam pengajian dengan biaya yang diambil dari kas negara eh RT yang hanya segitu-gitunya. .

FYI, baju pengajian yang sedang tren zaman kiwari adalah model syar'i, dimana tidak kurang dari 3 meter kain yang wajib digunakan, itu belum termasuk kerudungnya. 

Sedangkan bahan yang dibutuhkan untuk satu lembar kerudung syar'i adalah 1 - 2 meter.  Di karenakan saya bukan seorang tailor apalagi sailor seperti Pakde Popaye, maka saya hanya bisa meraba-raba jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk satu set baju syar'i.

Nah, anggap saja bahan yang dipakai adalah kain katun sebanyak 4 meter dengan harga per-meternya 30 ribu rupiah yang mana belinya di Cigondewah, tempat kain murmer dengan kualitas yang tak kalah wah... wah terserah. 

Untuk kainnya saja sudah ada di angka 120 ribu ditambah ongkos jahit sebesar 85 ribu rupiah sehingga di totalkan menjadi 205 ribu rupiah.  Ya, ada sih set syar'i siap pakai seharga 100 ribu rupiah, tapi yang seperti ini biasanya bakal banyak yang di reparasi, alhasil tetap saja harus mengeluarkan uang lebih dari 100 ribu rupiah.

Di RT sebelah itu, ibu-ibu yang ikut pengajian ada sekitar 25 orang sehingga jumlah dana keseluruhan yang dibutuhkan untuk membuat seragam pengajian adalah Rp. 5,125,000. 

Hal inilah yang membuat teman saya itu muntab, betapa tidak lha wong kas RT-nya saja kurang lebih hanya ada Rp. 2,500,000, itu pun sudah ada pos-posnya seperti untuk dana sehat, kematian, kebersihan dan tetek-bengek lainnya.  Mau nombok pakai apa? Pakai bola? Nombok dong ... nombok dong....cakacaaahhh.

Zaman sekarang memakai seragam saat mengikuti  pengajian memang telah menjadi hal yang lumrah di belahan bumi nan bundar ini.  Kalaupun tidak memakai seragam biasanya ada dresscode  tertentu dengan bermain di ranah warna.   

Berbeda dengan zaman ibu saya dulu, pergi pengajian ya apa adanya, toh ke pengajian itu untuk menuntut ilmu dan mendapatkan siraman rohani bukan untuk berfoto wefie terus di upload sana-sini.

Menurut sumber yang tidak mau disebutkan nomor KTP-nya, pemakaian seragam dalam sebuag grup pengajian salah satunya bertujuan untuk memperlihatkan kekompakan kepada dunia, dunia mana?  Yang pasti bukan Dunia Sophie apalagi Duniasepti itu mah nama blog saya ehehehe promosi.   

Nah, kompak itu berhubungan dekat dengan ikatan persatuan yang kuat, tidak dapat di adu domba terlebih oleh Belanda dengan politik devide et impera-nya, tsaahh.   Dari hal-mustahal tentang kekompakan ini lahirlah rasa aman dan nyaman.

Selain kekompakan, pemakaian seragam saat pengajian pun bertujuan untuk menghilangkan kesenjangan.  Tidak akan ada istilah gamis sosialita dan gamis rakyat jelata, karena semuanya memakai model dan bahan yang sama, sedap kan? 

Namun pemakaian seragam pada grup pengajian jangan sampai memberatkan hingga menghalangi niat orang-orang yang ingin mengikuti pengajian namun terganjal dengan ketidak mampuan untuk membeli seragam.  Apalagi sampai merongrong uang Kas RT, sungguh itu adalah perbuatan yang tidak terpuji sodara.

Pengajian adalah hal yang baik dan banyak manfaatnya, jangan dirusak oleh hal-hal duniawi yang gak penting termasuk selfie-wefie sana sini dengan memakai seragam yang modelnya sedang trendi.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun