Nah, beberapa waktu lalu ada sebuah tayangan yang berkisah tentang ulat pohon jati yang dijadikan lauk teman makan di daerah Gunung Kidul. Ya, selain terkenal dengan pantainya yang indah serta gua-gua beraliran air yang memesona, wilayah kabupaten yang beribu kotakan Wonosari ini pun terkenal dengan berbagai olahan makanan maha ekstrim yang membuat lidah ini merinding. Sebut saja, ulat jati dan kepompongnya, laron, belalang, dan si kumbang-kumbang di taman atau kerap disebut puthul.
Saya sendiri ogahlah kalo di suruh nyicipi makanan ekstrim seperti itu, sepertinya bakal sampai keimpi-impi deh ngebayangin ulat yang bercorak belang-belang itu keleleran di wajan, aih. Saya lebih bisa mentolerir olahan makanan dari tumbuhan yang tidak umum.
Salah satu olahan tumbuhan yang agak-agak aneh yang pernah diolah simbah adalah batang talas a.k.a lompong. Ya, talas merupakan tumbuhan yang multiguna. Umbi, batang serta daunnya dapat dijadikan olahan makanan yang lezat. Di pasar saya kerap menjumpai batang talas ini di jual perikat seharga 5 ribu rupiah.
Sayur lompong atau batang talas kerap disebut dengan sayur kere hore, heuheu, karena mereka ini biasanya dibuang setelah umbinya yang segede betis dan daunnya yang selebar kuping gajah itu diambil. Nah hanya orang-orang kerehore dan kereaktif- lah yang menjadikan batang talas itu sebagai sayur teman makan nasi yang ciamik, begitu menurut catatan sejarahnya.
Bahan:
- 1 ikat batang talas, kuliti, potong-potong.
- 2 cm jahe geprek
- 1 batang serai geprek
- 1 lembar daun salam
- 2 cm lengkuas geprek
- 50 gr teri medan
- Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya
- 1000 ml santan
- Minyak goreng untuk menumis
- Air untuk merebus batang talas
Bumbu halus :
- 6 butir bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 4 butir kemiri
- 2 buah cabe merah besar (dapat dikombinasikan dengan cabe rawit bila suka pedas)
- 5 cm kunyit
- Cara membuat:
Didihkan air dengan api besar, masukan batang talas, rebus sampai empuk. Angkat dan tiriskan. Tumis bumbu halus dan bumbu lainnya sampai harum, masukan teri medan, aduk rata. Masukan batang talas, tuang santan, aduk-aduk. Tambahkan bumbu lainnya. Masak sampai matang.
Demikian tiga dari banyak resep masakan warisan simbah yang kerap saya hidangkan untuk keluarga sebagai salah satu cara untuk melestarikan khazanah kuliner lokal.
Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H