Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Akankah Blur Merilis Album Baru di Tahun 2019 Nanti?

12 November 2018   16:58 Diperbarui: 12 November 2018   22:29 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: consequenceofsound.net

Tak ada yang abadi di dunia ini termasuk perseteruan antara dua band Britpop besar, Blur dan Oasis. Ya, di zaman kejayaan mereka, tak hanya karya-karya mereka yang mencuat namun isu permusuhan selalu menyelubungi dua paguyuban musik dari negeri Pangeran Harry ini.

Tapi kini, setelah sama-sama memasuki usia senja, sinyal-sinyal akurnya personil dari dua band ini mulai terlihat, diawali dengan Noel Gallagher yang asyik masyuk berkolaborasi dengan Gorillaz dimana Damon Albarn adalah dedengkotnya. Renik namun cukup berarti, ya kan?

Saya pribadi lebih menyukai Blur daripada Oasis, walaupun mereka terdengar lebih nge-pop. Blur memiliki nomor-nomor yang menyenangkan hati, dari hinggar bingar layaknya Charmless Man sampai sendu mendayu di No Distance Left to Run.

Suara 'malas-malasan' Damon Albarn menghiasi lagu-lagu ear-catchy mereka dengan balutan bebunyian dari senar gitar Graham Coxon, betotan bass Alex James, dan gebukan drum David Rowntree.

Tidak seperti Oasis yang mewarnai karir bermusiknya dengan penuh huru hara antar sesama anggota, kwartet Blur menjalani renjana mereka dengan tenang, damai, dan sentosa. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan, dan pendidikan yang baik.

Seperti yang diketahui, Albarn, Coxon, dan James bertemu di kampus yang sama yaitu Goldsmiths Collage sedangkan Rowntree adalah teman lama Coxon yang kuliah di Thames Polytehnic.

Awalnya mereka menamakan dirinya dengan Seymour, namun karena merasa terlalu beraroma 'pelajar' sehingga tidak disukai oleh perusahaan label rekaman, mereka pun mencari nama baru dan pilihannya jatuh kepada Blur. Tapi bagaimana pun juga nama Blur tak sertamerta dapat menghapus jejak gaya 'pelajar' mereka ya.

Album debutan mereka yang rilis pada tahun 1991 silam adalah 'Leisure' yang sound-nya dipengaruhi oleh band-band setanah air mereka seperti The Beatles dan The Kinks. Walaupun sang frontman menganggap bahwa album yang telah dirilis ulang pada tahun 2012 ini sebagai satu dari dua album terburuk yang ia buat sepanjang karir bermusiknya.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa nomor yang membuat Blur mulai menapaki kepopulerannya seperti She's So High dan There's No Other Way. Sedangkan nomor Sing muncul sebagai soundtrack di film black comedy yang dibintangi oleh Ewan Mc Gregor berjudul Trainspotting.

Dua tahun setelahnya, band yang telah berdiri sejak tahun 1988 ini merilis album kedua mereka yang bertajuk 'Modern Life Is Rubbish'. 

Album ini terdengar mellow dengan berselimutkan suara perkusi dan banyak terpengaruh oleh bebunyian dari senar gitar tradisional bagai yang dimainkan oleh band-band besar seperti The Kinks, The Who, serta The Small Faces. For Tomorrow, Chemical World, dan Sunday Sunday adalah tiga nomor yang mencuat di album yang diproduseri oleh Stephen Street ini.

'Parklife' dan 'The Great Escape', dua album mereka yang paling sukses secara komersial tak dinyana menjadi jajaran album yang menggiring Blur menjadi satu dari 4 band Britpop yang paling menonjol di Inggris bersama Oasis, Suede, dan Pulp.

Grup yang telah menelurkan 8 studio album ini tercatat di Guinness World Record sebagai band yang paling banyak menerima piala di ajang Brit Award selama kurun waktu satu tahun.

Album 'Parklife' dihiasi beberapa nomor yang enak didengar seperti End of Century, This Is A Low, Girls and Boys, Parklife, dan tentu saja nomor favorit saya yang berisi beberapa baris kalimat berbahasa Perancis yang di dendangkan oleh Ltitia Sadier pendiri Stereolab, yang bertajuk To The End.

Nah, pada tahun 1995, Blur merilis album keempat mereka yang berjudul 'The Great Escape'. Di tahun inilah pertempuran antara dua band Britpop besar mulai mengacak-acak hati para penggemar dari dua band yang bersangkutan.

Single Country House menghajar Roll With It milik Oasis yang rilisnya bebarengan, namun tak lama kemudian giliran Oasis yang meluluhlantakan Blur dengan keluarnya album '(What's the Story) Morning Glory?' Yang di dalamnya terdapat nomor Wonderwall yang sungguh aduhai. Namun hal tersebut sama sekali tidak berpengaruh kepada saya, karena saya tetap mendengarkan Charmless Man, Country House, Stereotypes, The Universal, dan Entertain Me bukan Don't Look Back In Anger, Some Might Say,dan Champange Supernova. 

Dua tahun berselang, band yang bernaung di perusahaan rekaman bernama Foods Records ini kembali merilis album dengan judul yang sama dengan nama bandnya yaitu 'Blur'.

Salah satu lagu di album ini yang mendapatkan kesusesan tak terduga di Amerika adalah Song 2. Dengan suara gitar yang keras dan lirik yang tersamar, Song 2 digadang-gadang menjadi lagu yang mengolok-olok musik grunge yang kala itu tengah populer di Amerika.

Selain Song 2, Beetlebum, dan On Your Own adalah dua nomor yang menjadi jagoan di album yang memiliki 14 tracks ini. Di tahun inilah Graham Coxon mulai tidak nyaman berada di grupnya dan kerap menuduh teman-temannya dengan hal-hal buruk.

Di album mereka selanjutnya yang bertajuk '13' sang gitaris, Graham Coxon mulai menampakan gelagat tak sedap dengan mencurigai industri musik yang selama ini telah mempopulerkan namanya.

Hal ini berimbas kepada keengannya untuk menampakkan diri di video musik yang mereka buat. Alih alih menampakkan senyum manisnya, pria yang telah merilis 8 album solo ini malah bersembunyi di balik kardus susu.

Warna musik di album yang rilis tahun 1999 ini di dominasi oleh musik eksperimental, psikadelik, dan elektronik dengan lirik yang ditulis oleh Albarn berdasarkan kehidupan pribadinya. Tembang-tembang yang paling menonjol di album yang cover-nya berupa lukisan cat minyak hasil sapuan tangan kreatif Coxon ini adalah Coffee and TV, No Distance Left To Run, dan Tender.

Saat album ini dibuat, Damon Albarn yang juga dikenal dengan nama Dan Abnormal itu tengah merasakan pahitnya putus cinta. Ya, hubungannya dengan ketua band Elastica, Justine Frischmann kandas begitu saja.

Hal inilah yang membuat pria yang kini berusia setengah abad itu menulis lagu yang menyayat kalbu layaknya No Distance Left To Run. Kabarnya, Justine, sang bekas mantan menangis ketika pertama kali mendengarkan lagu Tender yang berkisah tentang hubungan mereka yang berantakan, hiks.

Pada tahun 2002, Coxon mulai kabur-kaburan disertai dengan kecanduan akan minuman keras, padahal mereka tengah mengerjakan album selanjutnya yang bertajuk 'Think Tank'. Menghilangnya Coxon membuat album ini terdengar minim suara gitar. Sepeninggal Coxon, Blur memutuskan untuk tidak membuat album studio dan tur apapun.

Tiga anggota tersisa kemudian sibuk dengan proyek pribadinya. Bila Albarn berkutat dengan band virtualnya, Gorillaz, James bergelut dengan dunia pertanian dan pembuatan keju, maka Rowntree sibuk kuliah hukum dan berkecipung di dunia politik dengan menjadi ketua partai buruh cabang kampung halamannya.

Bagaimana dengan Coxon? Ah tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari diri pria yang kini berusia 49 tahun itu karena ia tengah bersuka ria dengan beberapa proyek musik solonya.

Bertahun-tahun lamanya berpisah ternyata membuat mereka saling merindu. Tahun 2009, sang gitaris yang telah lama pergi kembali ke pelukan Blur lalu mereka pun melakukan serangkaian konser yang menuai kesuksesan.

Utuhnya kembali persahabatan yang bagai kepompong itu akhirnya menuntun mereka untuk kembali merilis album pada tahun 2015 silam dengan judul 'The Magic Whip'.

Selama rentang waktu tiga tahun ini memang tidak terdengar kabar akan pembuatan album baru dari band asal Colchester, Essex ini namun beberapa waktu lalu diberitakan bahwa Damon Albarn sempat sewot ketika ditanya akan isu yang disebarkan penggemar tentang rilisnya album baru Blur di tahun 2019 nanti. Dengan emosi jiwa, ia pun menyatakan bahwa kemungkinan tersebut memang ada tetapi entah kapan.

Ya gak usah pakai sewot juga kali, kami tahu kok bahwasanya membuat album musik itu memang tak semudah membuat album foto apalagi fotonya foto selfie semua, cekrek, cekrek!

Sekian.

Referensi bacaan: Blurballs, NME, Spin, TheGuardian, dan Wikipedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun