Dua hari lalu saya membaca sebuah berita tentang penyanyi papan atas, atas segalanya asyik hihi, Princess Syahrini. Bukan berita tentang kepergiannya ke negeri Sakura demi memeriksakan kondisi pita suara menjelang konser tunggalnya atau berita tentang ketidakrelaannya akan kata "Syantik" yang nyelonong begitu saja di lagu milik Siti Badriah, namun tentang menu masakan yang ia santap.Â
Ya, mantan duet Mas Anang Hermansyah ini membagikan foto via akun instagramnya ketika bersantap di sebuah hotel berbintang dengan menu makanan kontroversial asal negerinya Kanda Emmanuel Macron, Foie Gras.
Masakan yang dibandrol seharga 3 juta rupiah perporsinya ini berbahan dasar hati angsa. Bukan hati angsa biasa namun hati angsa yang telah mengalami penggemukan paksa. Proses penggemukan paksa ini bertujuan untuk mendapatkan hati yang ukurannya dua kali lebih besar dari hati angsa biasa serta tekstur yang lebih lembut.Â
Mata saya sampai berkaca-kaca ketika membaca bagaimana para angsa ini diberi makan dengan menggunakan pipa agar semua makanan tertelan serta ditempatkan dikandang yang sempit sehingga mereka tidak mengeluarkan energi untuk bergerak. Mengapa manusia begitu sadisnya memperlakukan hewan demi memenuhi nafsu angkara murkanya? Ah, hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Saya termasuk orang yang cepat trenyuh ketika melihat beberapa jenis hewan tersakiti termasuk ketika melihat film-film yang melibatkan hewan tertentu. Ketrenyuhan level tertinggi terbingkai di wajah para anjing, kucing, kuda, gajah, dan hewan primata seperti kera, simpanse serta gorila.Â
Nah, salah satu gorila yang membuat hati ini trenyuh ketika memandang dua belah matanya adalah gorila bernama George. Gorila albino yang terlahir di sebuah studio animasi ini muncul di sebuah film adaptasi game arcade berjudul "Rampage".Â
Film yang berkisah tentang sebuah rekayasa genetik hewan ini dibintangi oleh Dwayne "The Rock" Johnson. Â Aktor berdarah Samoa ini memang sedang laku-lakunya, ini terbukti dengan tercatatnya ia sebagai aktor berpendapatan tertinggi tahun 2018 versi majalah Forbes.
Dwayne adalah salah satu eks pegulat profesional  WWE yang karirnya bersinar terang benderang bak pancaran sinar patromax  di kancah perfilman Hollywood.  Aktor yang telah membintangi puluhan judul film ini memiliki banyak kelebihan selain tonjolan otot dan tekstur perutnya yang bak roti sobek. Â
Tampangnya yang ramah dan good looking, aktingnya yang lumayan, serta suaranya yang merdu mendayu telah menjadikan pria yang memulai karir bergulatnya di tahun 1996 itu sukses berperan di berbagai genre film. Â Dwayne tidaklah sendiri karena ada beberapa pegulat pro lainnya yang juga terjun ke dunia seni peran, salah satunya adalah Terry Gene Bollea. Â Siapakah itu Terry? Terry adalah nama asli dari pegulat Hulk Hogan. Â
Ya, Hogan adalah pegulat pertama yang saya lihat aksinya dalam sebuah film. Film pertama yang ia bintangi adalah Rocky III bersama sang legenda film bakbikbuk, Sylvester Stallone. Â Walaupun ia lebih berbakat menjadi seorang musisi, namun ternyata seni peranlah yang telah membawa namanya menjadi cukup terkenal di dunia seni meskipun aktingnya, ya gitu deh. Â
Film-film lainnya yang dibintangi oleh juara dunia kelas berat WCW (World Championship Wrestling ) itu diantaranya adalah  Baywatch, The A-Team,  Mr. Nanny, dan Walker, Texas Ranger.  Kini Hogan tidak lagi aktif di dunia gulat dengan meninggalkan sebuah noda berupa politik kotor belakang panggung.Â
Walaupun hanya peran kecil namun cukuplah membuat Nash dikenal apalagi saat kepalanya di todong senjata oleh Om Keanu yang kekeceannya mana tahan.
Film lainnya yang ia bintangi  adalah The Condemned dan  The Expendables.  Ternyata kumpulan ototnya  telah memberi pria lulusan University of North Texas ini jalan menuju  dunia layar lebar dengan hasil yang cukup lumayan.Â
Nah, di film inilah Dave Bautista kembali berakting setelah sebelumnya membintangi film Marvel lainnya yaitu The Guardians of The Galaxy. Di dua film itu pria yang akrab dengan nama ring "Batista" itu berperan sebagai Drax The Destroyer. Â
Ia memulai debut aktingnya dalam film serial televisi "Smallville" lalu berlanjut ke film layar lebar seperti  The Man with the Iron Fists, Scorpion King 3, Riddick, Spectre, dan BladeRunner 2049. Karir gulatnya tamat setelah ia dihajar habis-habisan dalam beberapa pertandingan oleh rivalnya, John Cena.
Selain menjadi pegulat satu-satunya yang menarik untuk dibahas saat ini, Cena pun melebarkan sayapnya di dunia entertainment dengan berperan di beberapa film. Â Film debutannya yang bertajuk Marine dan 12 Rounds memang jeblok di pasaran namun tak menyurutkan langkahnya untuk tetap bertahan di Hollywood. Â Konsistensinya dalam menggeluti dunia peran ini akhirnya membuahkan hasil berupa nominasi piala Oscar untuk film animasi bertajuk "Ferdinand". Â
Pria yang juga telah merilis satu album musik hip hop berjudul You Can't See Me itu sukses mengisi suara banteng berhati lembut bernama Ferdinand.  Selain Ferdinand, Cena pun terlibat dalam film lainnya seperti  Surf's Up 2: Wave Mania, Legendary, The Reunion, dan Blockers yang tayang tahun ini.
Tapi bolehlah berharap, semoga ke depannya para pegulat ini dapat menyuguhkan kualitas akting yang lebih mumpuni diantara kekekaran perut sixpack mereka yang dapat membuat Millen Cyrus beseru"Meletopppp!".
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H