Sebagai emak-emak penggiat urusan masak-memasak, sudah seharusnya dapat bersiasat dengan sekreatif mungkin dalam urusan telur yang harganya sedang mahal-mahalnya. Misalnya nih dengan membeli telur yang ukurannya kecil-kecil, yang biasanya satu kilogram mendapat 16 butir, carilah yang bisa dapat 20-24 butir atau syukur-syukur bisa 50 butir hihi.Â
Walau kecil-kecil namun bila di buat balado atau dibacem masih bisa dalam bentuk bulatan bukan kubus, prisma atau limas dan semua anggota keluarga kebagian. Biasanya di mini market atau supermarket kita lebih leluasa memilih telur mana yang kita pinang.
Mengganti konsumsi telur ayam dengan jenis telur lainnya seperti telur puyuh, bebek, buaya, arapaima, anakonda atau telur cicak, yang terakhir ini pasti dapat banyak. Bila gatal ingin membuat kue dan cake, pakailah resep-resep yang no egg jangan hanya mengembangbiakan resep no bake, no sugar, no flour atau no-no lainnya.
Akhirul kata marilah tetap berpikir positif bahwa dibalik naiknya harga telur kita dapat melatih rasa empati plus menghadapi hidup dengan sekreatif mungkin, uhuks.
Ingat, badai pasti berlalu, semangat ya.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H