Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hai, Namaku Luka

18 April 2018   17:15 Diperbarui: 18 April 2018   17:19 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: wetcanvas.com

Gadis berambut panjang itu menatap lelaki  yang mengulurkan benda kecil tersebut kepadanya, dan entah bagaimana awalnya,antara gugup dan tergesa box alumunium yang ujung tutupnya kasar itu menggores lengan lelaki itu. Fitri terkesiap.

"Astaga, kamu luka?"

"Ya, Aku Luka, kok kamu..." Perkataan lelaki itu menggantung.

"Maafkan aku." Fitri menunjuk lengan lelaki itu yang tergores tutup box alumuniumnya lalu mengulurkan selembar tisu dan plester penutup luka yang selalu ada di dalam tasnya kemana pun ia pergi.

"Tak apa, setiap hari aku Luka kok." Lelaki itu tersenyum sambil menerima barang-barang yang disodorkan Fitri.

Fitri tersenyum tipis. "Dulu aku sering disambangi luka, namun kini aku memutuskan untuk menjauhi apapun yang menyebabkan luka." Kata Fitri lirih.

"Mengapa? Tak semua Luka menyakitkan." Lelaki itu memperbaiki cara duduknya dan kembali tersenyum.

"Semua luka menyakitkan dan meninggalkan goresan yang mungkin tak akan pernah hilang begitu saja."

"Waktu dapat menghilangkan goresan ini. Cepat atau lambat, tergantung bagaimana kita merawatnya." Lelaki itu mengusap lengannya yang terluka.

Fitri melirik lengan lelaki itu dan merasa sangat bersalah.

"Sekali lagi maafkan aku, aku tidak sengaja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun