Pagi itu kabut masih menyelimuti sebagian besar areal kampus ketika Rein menginjakkan kakinya di gerbang belakang. Hawa dingin menusuk-nusuk tubuhnya tanpa ampun. Â Sweater Grifone birunya tidak mampu memberinya kehangatan lebih. Â
Dari kejauhan ia melihat Jimmy berjalan sendirian. Â Rein berlari mengejarnya. Â Ia heran mengapa Jimmy hari itu berjalan kaki lewat gerbang belakang dimana gerbang yang mempunyai portal yang tak jelas itu merupakan gerbang khusus untuk para penaik angkot dan pejalan kaki.
"Tumben gak bawa mobil, kenapa?" tanya Rein kepada Jimmy dengan nafas terengah.
"Di jokul." sahut Jimmy pendek.
"Wah bakal dapet ganti baru nih, Ferari, Porsche, haaak haaak?" tanya Rein sambil tertawa dan menaik-naikan alisnya.
"Mercy Tata." sembur Jimmy.
"Mau saingan dengan bis kota?"
"Iya biar kamu betah kalau nebeng."
Rein mencibir. "Jadi kamu gak kuliah dua hari kemaren karena gak ada mobil?"
"Yaiyalah, eh tahu dari mana aku gak kuliah?"
"Indra, siapa lagi biang gosipnya."