Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Akan Berhasilkah Revitalisasi Sungai Citarum?

2 April 2018   14:47 Diperbarui: 2 April 2018   18:13 2752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kesenangan berbelanja di pasar adalah karena saya dapat mendengar celotehan Bapak-bapak dan Ibu-ibu, baik yang tengah berbelanja atau sekedar mengantar belanja.

Nah, kemarin ini sambil memilih dan memilah sayuran, saya pun menguji coba produk milik Fred dan George Weasley yang baru saja di hantarkan Hedwig beberapa hari lalu yaitu telinga menjulur ke sebuah kerumunan. Telinga itu sungguh bermanfaat terutama untuk nguping tanpa ketahuan kalau kita sedang mengupil eh menguping heuheu.

Kali ini Bapak-bapak lah sebagai pemeran utamanya. Dan surprise-surprise, bukan Persib yang mereka bicarakan namun Citarum.

"Eh Pak, sekarang kalau buang sampah ke Citarum terus ketahuan, bakal langsung di panggil tentara yang jaga." kata si Bapak berjaket tebal.

"Wah, masa?" Tanya Bapak yang bertopi padahal panas juga kagak.

"Iya."

"Di panggil untuk diomongin atau disuruh push-up aja kan?" Sahut sebuah suara yang tak tahu asalnya dari mana.

"Weh, jangan salah, katanya ada yang di suruh berenang buat ngambil lagi sampah yang dia buang, tega."

Suara tawa pecah.

"Ah, salah sendiri buang sampah sembarangan. Harusnya mah disuruh ngeruk Citarum aja sekalian."

Begitu kira-kira isi percakapan Bapak-bapak itu yang diucapkan dalam bahasa Sunda karena bila dalam bahasa Jerman, saya gak bakalan mudeng apalagi dalam bahasa sansekerta yang diterjemahkan dengan menggunakan huruf hanacaraka datasawala ... yang ada malah mulut menganga.

Tahun ini mungkin adalah tahun yang menggembirakan bagi sungai Citarum, karena sungai terpanjang di provinsi Jawa Barat itu akan direvitalisasi. Setelah sekian lama jadi bulan-bulanan masyarakat dan pabrik-pabrik yang membuang limbah dengan tidak bertanggung jawab akhirnya Citarum dapat bernafas lega tanpa harus ngemut permen pelega tenggorokan.

Kabarnya 1,6 triliun rupiah akan digelontorkan pemerintah untuk merevitalisasi sungai yang bagian hulunya berada di lereng gunung Wayang Desa Kertasari itu. Proyek ini diharapkan selesai dalam kurun waktu 7 tahun. Waktu yang cukup lama namun sangat layak untuk di tunggu.

Sungai Citarum sangatlah familiar bagi saya, karena dari dulu hingga sekarang tempat tinggal saya gak jauh-jauh amat dari sungai yang panjangnya sekitar 300 km itu.

Sekitar tahun 80 sampai 90-an, di sungai yang bermuara di ujung Karawang itu kerap di jumpai mayat-mayat orang tak dikenal mengambang disana yang entah datang darimana. Kabarnya mayat-mayat itu adalah korban petrus alias penembakan misterius. Selain itu, aliran sungai yang tenang-tenang menghanyutkan tersebut kerap meminta korban. Entah telah berapa banyak anak-anak atau orang dewasa yang tenggelam ketika beraktivitas disana. Dulu Citarum tidak selebar sekarang, saya masih ingat bahwa saat itu Citarum kerap dijadikan tempat latihan para tentara, bergelantungan dari sisi satu ke sisi lainnya sambil diteriaki oleh komandannya.

Kini Citarum menyangga beban yang sangat berat sampai muntab, tak kurang dari 500 pabrik mengalirkan limbahnya ke sungai yang airnya berwarna coklat pekat itu. Belum lagi limbah rumah tangga yang makin hari makin merajalela.

Sampah adalah salah satu persoalan yang juga melanda sungai yang mengairi 3 waduk yaitu Saguling, Cirata dan Djuanda itu. Dari sampah plastik sampai sofa, kasur dan lemari, semua masuk Citarum, berharap sampah tersebut dapat terbawa arus sampai laut lalu terombang-ambing di telan gelombang dan terlempar ke lubang hitam untuk menghilang selamanya bersama kenangan, aih.

Bertahun-tahun menanggung beban, kini Citarum murka. Banjir tak terelakan lagi, dan semua itu karena ketidakpedulian manusia. Manusia yang mengaku-ngaku mahluk paling sempurna itu telah membuat aliran sungai Citarum tak kembali sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun