Baru-baru ini, Matt Cameron, drummer yang bermain untuk Pearl Jam dan Soundgarden merilis teaser berupa sample musik bertajuk "Stream" dari album solonya "Cavedweller" yang akan rilis tanggal 22 September nanti. Ya, akhirnya salah satu musisi ikonik kota Seattle itu meninggalkan drumkitnya untuk sementara demi passionnya menjadi seorang produser, penulis lagu, gitaris sekaligus vokalis. Sungguh sebuah kejutan yang manis di tahun 2017 ini.
Namun, Cameron bukanlah orang pertama yang meninggalkan satu set alat musik perkusi itu, karena salah satu drummer band grunge legendaris telah melakukannya sejak tahun 1994 silam. Bukan bersolo karir namun mendirikan bandnya sendiri setelah ditinggalkan vokalis band lamanya, Kurt Cobain untuk selamanya.
Dave Grohl membuktikan pada dunia bahwa tanpa Nirvana ia masih bisa mengguncang dunia dengan band yang didirikannya. Foo Fighters adalah band yang terbentuk beberapa saat setelah Kurt Cobain tewas mengakhiri hidupnya sendiri. Grohl bersama 3 kawannya, Nate Mendell, William Goldsmith dan gitaris spesialisasi turnya Nirvana, Pat Smear, mendirikan band dengan nama yang diambil dari sebutan untuk UFO atau benda terbang misterius lainnya yang kerap dilaporkan terlihat oleh para pilot pesawat tempur sekutu pada Perang Dunia ke II silam.
Genre yang mereka anut tak jauh dari grunge dan turunannya. Bahkan beberapa lagu di album pertama mereka "Foo Fighters" yang rilis tahun 1995 sedikit mengingatkan saya akan warna musik band lawasnya, Nirvana.
Band yang telah menelurkan 9 album studio (termasuk Concrete and Gold) , 2 album kompilasi dan 1 album live ini telah banyak diganjar penghargaan, baik berupa Grammy Awards, Kerraang! Awards maupun pada ajang Video Music Awards. Hal itu menandakan bahwa Foo Fighters adalah band yang memiliki kekuatan tersendiri dan memiliki tempat di hati para penikmat musik pada umumnya.
Saya sendiri adalah penggemar beberapa video klipnya seperti Big Me, Long Road to Ruin dan Learn To Fly. Kagum saja bahwa sebuah grup rock bisa begitu jenaka ketika membingkai lagunya dalam bentuk video klip.
Kini bila mendengarkan nomor-nomor mereka seperti Weenie Beenie, Monkey Wrench, Walking After You, Everlong, My Hero, Time Like These dan lainnya, saya seakan terlempar ke masa lalu yang kental dengan musik bergenre post grunge dan alternative rock.
Skins and Bones, album live mereka yang rilis tahun 2006 lalu adalah salah satu album favorit saya. Album yang berisi beberapa nomor jawara band yang kini beranggotakan Dave Grohl, Nate Mendel, Pat Smear, Taylor Hawkins dan Chris Shiflett itu seakan memberikan kedekatan tersendiri antra musisi dan para pendengarnya.
Permainan gitar akustik yang ditingkahi dengan gitar elektrik dan teriakan Grohl yang powernya tak lekang oleh waktu itu menghiasi track demi tracknya. Album live mereka itu mengedepankan sebuah kejujuran akan kekuatan musikalitas yang mereka miliki.
Nah, bulan ini band yang kini memiliki tambahan personil cabutan dari Wallflowers, Rami Jaffee Itu akan merilis album baru mereka yang berjudul "Concrete and Gold". Album yang memiliki 11 tracks itu rencananya akan dirilis pada tanggal 15 September mendatang. Lima nomor telah dapat dinikmati para penggemarnya seperti "Run", "The Sky Is a Neighborhood", "La Dee Da," "Sunday Rain" dan "Dirty Water."
Berita itu dipelihara oleh Grohl dengan sangat baik, sehingga mau tak mau membuat para penggemar Foo Fighters mengikuti setiap pemberitaan tentang album baru mereka ini. Salah satu yang membuat penasaran adalah berita tentang seorang pop star yang akan diajak berkolaborasi di album yang di produseri oleh Greg Kurstin, produser yang menangani album "25"-nya Adele itu.Â