Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Di Balik Topeng Slipknot

16 Agustus 2017   15:39 Diperbarui: 26 Februari 2022   15:35 3404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didik Nini Thowok adalah salah satu seniman multi talenta yang dimiliki oleh Indonesia.  Beliau ini kerap membawakan tarian daerah atau pun tari kreasinya sendiri dengan sangat apik.  

Salah satu tarian yang kerap beliau pentaskan adalah tari topeng, dimana dalam satu penampilan ia membawakan dua karakter sekaligus.  Dua gaya dengan dua topeng, bagian depan dan belakang.  Tak ayal, pertunjukan tarinya pun menjadi sangat unik, kaya, dan beragam dengan disisipi bumbu humor tentunya. 

Terkadang topeng yang dikenakannya membuat saya penasaran ingin melihat wajah atau sedikitnya ekspresi beliau ketika menari. Padahal sudah jelas yang ada dibelakang itu adalah sang seniman yang telah memenangkan banyak penghargaan internasional.  

Ya, bagaimanapun topeng memang selalu membuat penasaran. Selain dunia tari, pemakaian topeng pun merambah ke dunia musik. Betapa tidak, ada belasan band mancanegara yang menggunakan topeng sebagai pelengkap penampilan mereka saat tampil, sebut saja The Residents, The Locust, Clinic, Gwar, Mushroomhead sampai band yang tengah hits dikalangan penggemar aliran nu metal sekarang ini, Slipknot.  

Nama Slipknot mulai naik ke permukaan pada tahun 2001 ketika merilis album kedua mereka yang bertajuk Iowa. 

Saya tertarik dengan band yang berdiri tahun 1995 karena keberadaan Corey Taylor.  Seperti yang diketahui, Taylor adalah vokalis Stone Sour, band hard rock yang memiliki nomor-nomor keren semisal Through Glass, Say You'll Haunt Me, Gone Sovereign dan Dying.  

Namun setelah mendengarkan komposisi yang dibawakan band yang beranggotakan 9 orang ini,  saya pun sadar bahwa telinga ini tak cukup tegar untuk mendengarkan nomor-nomor mereka yang begitu agresif dengan lirik-lirik yang kelam.

Walaupun tidak cocok dengan musik yang mereka bawakan, tetap saja saya merasa penasaran dengan wajah-wajah dibalik topeng yang ikonik dan kerap terlihat mengerikan itu.  Yang jadi pertanyaan adalah mengapa mereka menggunakan topeng saat berada di atas stage? 

Menurut sang frontman, Corey Taylor, penggunaan topeng tersebut adalah salah satu cara mereka untuk dapat mengakrabi musik.  Dengan menggunakan topeng, mereka seakan menjadi individu yang berbeda, tidak terganggu dengan segala hal yang mereka lakukan di luar musik.

Ide pemakaian topeng sendiri datang dari salah satu pendiri band tersebut yaitu Shawn Crahan ketika mereka tengah berada pada sesi latihan sebelum penampilan pertama mereka di tahun 1995 silam yang mana bertepatan dengan hari Halloween.  

Halloween adalah semacam hari perayaan orang celtic kuno, dimana pada hari itu dipercayai bahwa orang yang telah mati dapat bergaul dengan orang yang masih hidup.  

Halloween sendiri diperingati disejumlah negara  setiap tanggal 31 Oktober.  Nah, pada hari tersebut, topeng dan kostum akan terlihat dimana-mana.  Menurut buku Halloween---An American Holiday, An American History, sebagian orang Kelt memakai kostum yang menyeramkan untuk menipu roh-roh yang bergentayangan supaya mereka juga dianggap hantu dan tidak diganggu (jw.org).  

Ide Crahan ini akhirnya dimantapkan pada tahun 1997 berupa pemakaian topeng dilengkapi dengan pakaian berbentuk jumpsuit setiap kali mereka manggung.  Pemakaian jumpsuit sendiri menurut Taylor adalah respon terhadap komersialisasi bisnis musik dewasa ini.

Pemakaian topeng oleh kesembilan personil Slipknot ini, tenyata membuat banyak penggemar mereka penasaran.  Dan, setelah  bertahun-tahun mereka menyembunyikan wajah mereka dengan rapi, sedikit demi sedikit misteri itu pun terkuak. 

Berawal ketika band yang pernah memenangkan Grammy Award untuk penampilan band metal terbaik tahun 2006 itu vakum karena perselisihan antar anggotanya.  Nah, momen inilah yang membuat beberapa personilnya berinisiatif mengerjakan proyek pribadi.

 Corey Taylor dan Jim Root kembali ke band mereka Stone Sour.  Joey Jordison mendirikan Murderdolls sedangkan Shawn Crahan sibuk dengan band rock eksperimentalnya yang bernama To My Surprise.  

Lain halnya dengan  DJ Sid Wilson, ia lebih tertarik untuk bersolo karir.  Beberapa personil lainnya pun seperti Mick Thomson, Paul Gray dan Chris Fehn pun wajahnya mulai terlihat dimana-mana.  Mungkin hanya gitaris mereka yang bernama Craig Jones-lah yang masih keukeuh dengan kemisteriusannya, karena pada dasarnya ia tak menyukai kepopuleran.

Kematian sang bassist Paul Gray-lah yang telah menguak wajah-wajah dibalik  topeng jester, clown, kabuki, hockey, gas mask, dan lain sebagainya itu saat mereka mengadakan konferensi press terkait kematian Gray.  

Mereka tampil polos tanpa topeng untuk menghormati mendiang teman mereka.  Dan misteri wajah pun terungkap sudah. 

ilustrasi : slipknot-metal. Saat konpress terkait kematian Paul Gray
ilustrasi : slipknot-metal. Saat konpress terkait kematian Paul Gray
Terlepas dari tuduhan banyak orang bahwa penggunaan topeng oleh personil Slipknot hanya sebagai gimmick belaka demi meningkatkan penjualan album mereka, band yang kini telah merilis 5 album itu telah memberi kesan tersendiri bagi penggemarnya yaitu kesan penasaran hehe.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun