Kacamata tebal, rambut berminyak dengan belahan tengah atau pinggir yang tersisir rapi, kaus polo dikancing sampai leher dan celana kain adalah tampilan wajib mereka.
Menenteng buku tebal sekaligus menggendong backpack yang penuh sesak dengan buku dan benda-benda wajib lainnya pun melengkapi gaya jenius dan berpendidikan yang mereka sandang.
Digenapi dengan tidak bersosialisasi dan selalu tertutup. Itulah stereotip remaja pintar yang selalu mengutamakan pelajaran dari apa pun di dunia ini dalam beberapa film remaja yang kerap saya tonton. Karena keistimewaan itulah teman-teman mereka seringkali menjulukinya dengan sebutan geek ataupun nerd.
Di dunia nyata, mungkin ada beberapa yang demikian, namun tak dapat dipungkiri pula bahwa ada orang-orang jenius dan berpendidikan tinggi yang berpenampilan cool layaknya rockstar. Ya, karena mereka memanglah rockstar itu sesungguhnya.
Seperti yang diketahui, selama ini musisi rock itu identik dengan putus sekolah atau hanya mengecap pendidikan yang ala kadarnya.
Setelah meraih popularitas, banyak dari mereka yang meninggalkan bangku sekolah begitu saja. Namun, ternyata tidak demikian dengan beberapa musisi rock ini. Karena selain bergelut dengan dunia musik, mereka masih peduli akan pendidikan.
Bahkan, beberapa di antaranya memiliki gelar doktor. Dan sedikit mengejutkan bahwa beberapa doktor itu datang dari genre punk.
Bila mendengar kata punk, hal-hal buruk nan aneh pasti langsung berkelebat di pikiran. Dari gaya hidup yang suka-suka, dandanan yang cenderung menyeramkan dan pendidikan yang dinomorbelakangkan. Namun, hal itu tak terjadi pada frontman band punk asal California, Bad Religion, yaitu Greg Graffin.
Pria yang kini berusia 52 tahun ini mendapat gelar doktornya dari Universitas Cornell jurusan Zoology. Vokalis, musisi multi instrument, penulis lagu dan penulis buku ini kini aktif mengajar di UNCLA.
Ia pun pernah mendapatkan penghargaan Society of Vertebrate Paleontologists and Harvard's Cultural Humanism Committee atas semua dedikasinya pada dunia pendidikan berdasarkan keilmuan yang ia geluti.Selain Graffin, Milo Aukerman yang merupakan vokalis band punk The Descendents pun demikian. Pria berusia 54 tahun ini adalah profesor biokimia lulusan Universitas Wisconsin–Madison.
Ketika mengejar gelar doktoralnya, Aukerman memutuskan untuk berhenti bermusik dengan ditandai rilisnya album bertajuk Milo Goes to College. Namun kabarnya, profesor yang kini bekerja di Universitas Delaware ini akan kembali menggeluti dunia musik yang pernah ia tinggalkan.
Salah satu hal yang menarik dari Aukerman adalah ia memiliki laboratorium sendiri yang ia bangun di belakang bis yang biasa dipakai bila The Descendets tengah mengadakan tur.
Bagi penikmat musik rock, khususnya punk, pasti mengenal The Offspring. Band punk yang melejit dengan tembang berjudul Come Out and Play itu memiliki seorang vokalis yang bergelar doktor.
Yap, pria bernama lengkap Bryan Keith Holland itu adalah seorang doktor ilmu biologi molekuler dari Universitas Southern California. Tidak mengherankan karena pria yang kini memiliki bisnis sambal botolan berjudul Gringo Bandito itu cerdas secara akademik terutama dalam bidang ilmu hitungan alias matematika.
Genre alternative rock pun tak mau ketinggalan. Beberapa musisi alternatif rock memiliki pendidikan tinggi, salah satunya adalah Jeff Schroeder.
Gitaris Smashing Pumpkins ini meraih gelar doktornya dari UCLA dengan jurusan Sastra Komperatif. Pria yang menggantikan posisi James Iha dan memiliki nama lengkap Jeffrey Kim Schroeder itu mengambil spesialisasi Asia-Amerika Literatur.
Pria yang mendirikan sebuah organisasi aktivis politik non-profit Axis of Justice bersama personil System of a Down, Serj Tankian ini memang senang berpolitik. Maka tak heran rupanya bila kemarin ini ada beberapa orang yang kesal atas pencalonan Donald Trump sebagai presiden, memajang foto Morello dengan Caption Tom Morello for President.
Seperti halnya Morello, Rivers Cuomo, vokalis band alternative rock, Weezer adalah jebolan Universitas Harvard. Pria yang sempat meninggalkan kuliahnya demi karier bermusiknya ini akhirnya kembali ke jalan yang benar dengan menyelesaikan keterlambatannya.
Setelah 11 tahun sibuk sana-sini, akhirnya Cuomo mendapatkan gelarnya di tahun 2006 lalu.
Bassist yang ikut mendirikan mega grup beraliran grunge itu rela berhenti bermusik dengan keluar dari band demi mengejar cita-citanya meraih gelar sarjana penuh di Universitas Western Washington.
Pria yang digantikan posisinya di Soundgarden oleh Ben Shepherd itu berkonsentrasi di Ilmu Kimia Fisik.
Bagaimana dengan musisi rock jadul? Mendiang Jim Morisson mendapat gelar BA dari UCLA dengan nilai rata-rata B+. Jurusan yang diambil oleh vokalis dan penulis lagu dari band legendaris The Doors ini adalah Teater.
Akan halnya Brian May pendendang lagu "Too Much Love Will Kill You" itu adalah seorang doktor Astrofisika dari Imperial College London.
Setelah 30 tahun, gitaris Queen yang memiliki keunikan dalam mengeluarkan nada-nada gitar yang dipetiknya itu akhirnya dapat mempresentasikan tesisnya yang berjudul Radial Velocities in the Zodiacal Dust Cloud.
Kini pria berusia 69 tahun itu tercatat sebagai seorang konselor di Universitas Liverpool John Moores. Selain May, semua personil Queen pun mengecap pendidikan tinggi.
Mendiang Freedie Mercury adalah seorang diploma di jurusan seni dan grafis, Roger Taylor memilih ilmu biologi setelah gagal di kedokteran gigi sedangkan John Deacon mengambil jurusan matematika.
Salah satu band hard rock jadul bernama Boston pun memiliki vokalis yang bergelar sarjana. Tom Scholz adalah lulusan MIT (Massachusetts Institute of Technology) jurusan tehnik mesin.
Pria yang kini berusia 70 tahun ini menciptakan ampli gitar portable bernama Rockman. Rupanya gen pintar diturunkan pula kepada putranya yang juga berkuliah di MIT dan menciptakan pedal gitar elektrik dengan berbagai macam bunyi.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H