Walau hanya melihat sekilas Drei yang tengah dirawat secara intensif karena mengalami dehidrasi, terkilir, dan luka di sekujur tubuhnya Ve sudah cukup lega, karena ia tahu Drei akan baik-baik saja. Ia harus kembali, karena esok hari ada ujian yang harus dihadiri. Â Ve duduk diam di samping Wayan yang diutus untuk mengantarnya pulang. Â Edo dan Yodha memilih tinggal, untuk mengurus segala keperluan Drei.
"Rupanya Drei benar-benar tengah jatuh cinta." Wayan mengacak rambut Ve sambil tergelak.
"Jatuh cinta memang bikin gila ya. Tantangan apapun gak bikin gentar."
"Tantangan? Maksud kamu?"
Wayan menutup mulutnya seketika, sadar bahwa sebenarnya ia tak boleh membicarakan hal tersebut.
***
Ve menatap kamera digital yang disodorkan Edo.
"Drei menitipkan ini."
Ve menghela nafasnya panjang. "Do, aku gak menyangka kamu perlakukan sahabat kamu sendiri seperti itu. Mendaki solo? Terinspirasi McCandless? Apakah yang aku lakukan selama ini tidak cukup? Aku sudah mulai menjauhinya."
Edo tertunduk dalam. "Saat ini aku tidak mau bertengkar dengan kamu. Tapi aku sadar bahwa rupanya aku tak cukup mengenal sahabatku sendiri. Aku mengira dia tak akan sanggup melakukannya."
"Kamu benar-benar keterlaluan." Ve mendengus.