Semangat! Demi Kejayaan Resolusi 2017

Wow, sebuah kebetulan yang manis legit eplok cendol nih, ada event yang hadiahnya cetar badai, yaitu kalender.  Mengapa? Karena aku butuh banget buat kasih ke mertua yang berdomisili di kaki gunung Ceramai nan gagah berselimutkan misteri dan hamparan pertanian ubi boled nan menggugah selera ngemil rumput tetangga eh buah semangka.

Dulu, waktu aku dan pak suami masih kerja kantoran, aih gaya, kalender mah bukan jadi persoalan, secara di kantor banyak banget sponsor yang kasih kalender. Tapi sekarang, ketika kami sudah tak berkantor lagi, jajaran kalender dari para sponsor yang baik hati, tidak sombong dan rajin nagih sana sini itu tinggalah kenangan manis yang hanya dapat diratapi.

Oleh karena itu, berjuang untuk mendapatkan kalender 2017 yang langka made in Kompasiana adalah resolusi pertama ku di tahun ayam api ini. Eh, yang kayak gini bisa dimasukin ke ranah resolusi kan? Bisa aja lah ya, maksa. Adapun resolusi lainnya yang aku cetuskan untuk tahun ini, diantaranya adalah:

-  Menciptakan sebuah masakan yang enak, lezat dan endes berbahan dasar daun beluntas. Daun ini  adalah obat mujarab untuk menghilangkan bau ketek. Bau ketek adalah pembunuh aksi pedekate nomer wahid yang patut diwaspadai.  Jangan sampai bau ketek membuyarkan semua rencana indah  yang sudah ada di depan mata.  Oleh karena itu, sebagai pecinta masak-memasak, sudah saatnya aku melahirkan sebuah komposisi masakan yang tidak saja enak di santap namun juga berguna untuk kesejahteraan ketek. Olahan ini bakal aku bikin menuruti selera anak muda, diantaranya ada topping-topingnya dengan banyak varian rasa misalnya coklat, vanila, stroberi, greentea, tiramisu sampai bubble gum. Seperti yang kita ketahui bersama, bau ketek dan pedekate itu biasanya menyerang anak muda, walaupun gak terlepas kemungkinan kawula tua juga terlibat di dalamnya. Betul? Atau salah? Soalnya kalo ragu-ragu adanya di soal PSPB. Yah mau B,S, atau R yang penting selalu semangat.

sumber ilustrasi : manfaat&khasiat

-  Menyatukan cerpen-cerpen ku yang berserakan menjadi sebuah buku kumpen. Loh bukannya kumcer? Tanya cicak-cicak di dinding. Gini loh cak, aku gak mau terjadi salah faham aja, kalo kumcer itu agak bias, bisa di terjemahkan jadi apa aja, misalnya kumpulan cerita yang tidak pendek tidak panjang, sedang-sedang saja. Kumcer juga bisa berarti kumpulan cermin baik cekung, cembung atau datar, bisa juga jadi kumpulan cerokit endang gilingan, atau jadi kumpulan cerana, itu kalo yang ngomongnya Kotaro . Kumpen, ih memang gak enak sih ya di dengernya, gak familiar gitu kecuali di jaman penjajahan, itupun harus di tambah akhiran-i. Tapi kalo pake kata kumpen kan jadinya antimainstream gitu, yah biar lebih semangat aja.

-  Menciptakan produk tepat guna berbahan dasar barang-barang bekas. Aku adalah pecinta kerajinan tangan terlebih yang terbuat dari barang-barang bekas atau istilah kerennya daur ulang. Sombong dikit ah, tahun lalu aku telah berhasil membuat tas belanja dan tas gaya dari celana jeans ku yang sebelumnya udah berubah jadi celana legging. Untuk tahun ini aku berketetapan hati akan membuat sebuah karya masterpiece dari barang-barang bekas yang ada di rumah. Sekecil-kecilnya tempat peniti dan sebesar-besarnya kursi. Konsep dan bahannya belum terlintas di kepala, tapi yang penting semangatnya.

-  Membawakan satu buah lagu bergenre apa aja secara utuh dengan iringan gitar yang aku petik sendiri lalu di unggah ke yutup, itu pun kalo kuotanya cukup. Dua puluh tahun sudah aku belajar bermain gitar secara otodidak, inginnya sih bisa jadi satriani bergitar, tapi dasarnya gak berbakat, alih-alih memetik senar gitar, aku seringnya malah memetik cabe-cabean di halaman rumah, sayangnya gak nanem terong-terongan, kalo ada kan kesannya jadi gimanaaa gitu ah.  FYI, saking rajinnya nih jemari ku sampe kapalan dibuatnya.  Iya, kapalan, tapi bukan karena metik senar-senar bajanya gitar yang jarang di setem itu, melainkan karena pekerjaan rumah tangga yang sangat menyiksa jiwa dan raga, aih lebaay. Ini adalah salah satu resolusi yang penting, karena dua puluh tahun itu panjangnya melebihi satu repelita, sudah saatnya aku dapat mengendalikan gitarku bagaikan seorang matador yang sok gaya di depan seekor banteng.  Jreng... Jreng, senar putus dua. Sungguh terlalu, tapi harus tetap semangat.

sumber ilustrasi : detikforum

-  Menonton sebanyak-banyaknya film baru dari aktor kecintaan ku, si ganteng kalem Mark Walhberg.  Di DVD aja sambil ngemil cilok,  biar bisa di rewind, fast forward, pause, mute, dan lain sebagainya, yah barangkali ada senyuman dan kerutan dahi yang terlewat. Yang ini sih kemarin sudah diawali dengan mantengin Patriots Day main bareng Kevin Bacon yang sekarang udah keliatan tuwa, ga, pat, ma, eeeh heuheu. Semangat ya mister Bacon, percayalah bahwa tua-tua keladi itu memang benar adanya.

sumber ilustrasi : dvdsreleasedate

-  Berfoto ala Kenshin Himura, si Samurai X versi Takeru Sato lalu dibuat poster segede pintu buat di tempel di dapur. Syukur-Syukur bisa buat nakut-nakutin tikus, kecoak dan cicak yang suka nyebelin lahir dan bathin. Ah cicak lagi, dia memang teman dan musuh tercintaku.  Sayangnya aku belum punya semua propertinya. Kalo geta sih udah ada, dapat oleh-oleh walau bukan dari Jepang tapi dari Jogya, tak apalah toh huruf depannya sama-sama J ini heuheu. Katana mah bisa beli di FO, tapi bentuknya payung golf bukan sajam apalagi sadam, yang itu mah sudah almarhum. Yang belum ada tak lain dan tak bukan adalah kimono dan hakamanya. Demi melancarkan resolusi ini, aku bakal bikin sendiri aja deh tu perlengkapan fashion ala si Kenken, di jait kecos tusuk feston, obras kanan kiri oke. Semangkaa kaka.

sumber ilustrasi : lampukecil

Nah, itulah sebagian dari resolusi ku di tahun 2017 ini. Masih banyak sih resolusi yang lebih bermutu dari pada beberapa yang diatas itu, tapi sayangnya belum kepikiran oleh ku. Semoga saja semua resolusiku itu dapat terlaksana secepatnya.  Semangat pangkat dua ribu tahun cahaya.

Sekian dan terima kalender.

Hihih GR