Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Wanita-wanita yang Mengguncang Dunia dengan Musiknya

27 Desember 2016   16:05 Diperbarui: 27 Desember 2016   20:04 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu lagu memorable dalam kehidupan remaja saya dulu adalah lagu milik band pop ska No Doubt berjudul Don't Speak. Lagu yang sering diputar di radio dan televisi itu menjadi lagu tema banyak kisah. Tidak peduli lirik yang terkandung di dalamnya, Don't Speak dengan sukses menjadi lagu tema naksir-naksiran, pedekate, cinta bertepuk sebelah tangan, cinta ditolak, cinta segitiga, cinta tak tentu arah dan cinta-cinta lainnya.

Ya, lagu yang ditulis oleh kakak beradik Eric dan Gwen Stefani itu awalnya adalah lagu cinta, namun seiring dengan retaknya hubungan antara Gwen dengan kekasihnya Tonny Kanal, lagu yang dihiasi petikan gitar Spanyol-nya Tom Dumont itu berubah menjadi lagu putus cinta.

No Doubt adalah band yang memiliki vokalis wanita bernama Gwen Stefani. Mantan istri dari frontmant Bush, Gavin Rossdale itu memiliki warna suara manis manja nan unik. Band yang telah mengeluarkan 6 album studio bertajuk No Doubt, The Beacon Street Collection, Tragic Kingdom, Return of Saturn, Rock Steady dan Push and Shove itu adalah salah satu band yang berkibar di tahun 1990-an.

Kini band yang telah memegang kunci Kota Anheim ini masih kerap terlihat di panggung-panggung pertunjukan walau sempat menyisakan kisah kecemburuan di antara para personilnya. Di antara tiga pria Tonny Kanal, Adrian Young, dan Tom Dumont,  Gwen Stefani, yang terkenal dengan pose head down eyes up inilah yang paling dimanja oleh media. Tak jarang ketika mereka melakukan pemotretan untuk kover majalah, foto mereka berempat dipotong dan hanya menyisakan wajah Gwen seorang.

Seorang vokalis wanita di tengah para personil pria terkadang lebih menarik untuk dimunculkan. Namun, tidak hanya karena tampilan fisiknya saja keberadaan wanita menjadi menarik dalam sebuah grup band tapi lebih dari itu.

Para wanita yang berdiri di depan sebuah band ini tak jarang membawa band tersebut menuju kesuksesan. Seperti halnya yang terjadi dengan No Doubt. Album ketiga mereka, Tragic Kingdom telah membawa nama band yang berdiri tahun 1986 itu ke puncak ketenaran. Sepeninggal Eric Stefani, peramu dua album awal yang lebih memilih menjadi animator serial animasi The Simpsons, Gwen-lah yang akhirnya menulis lagu-lagu untuk album ketiga mereka. Dan Tragic Kingdom yang sebagian besar muatannya berisi kehidupan cinta wanita berdarah Italia-Inggris itu ternyata lebih menggelegar dibanding dua album terdahulunya. No Doubt pun dikukuhkan sebagai band papan atas terlebih setelah video klip Dont Speak memenangi ajang penghargaan MTV Video Music Awards.

Tahun 1990-an adalah tahun yang sangat fenomenal di mana banyak sekali genre musik baru bermunculan. Di era ini pula banyak band yang dikomandani oleh seorang wanita naik ke permukaan. Selain No Doubt, The Cranberries adalah salah satunya. Band yang berasal dari Limerick, Irlandia ini adalah salah satu band yang saya sukai. Warna suara vokalisnya unik beraroma celtic dibumbui dengan sound gitar indie yang sederhana dan orisinal itu telah membuat band yang beranggotakan Dolores O' Riordan, Noel Hogan, Mike Hogan, dan Fergal Lawler ini menjadi band yang memiliki ciri khas tersendiri. Album debutan mereka yang berjudul Everybody Else Is Doing It, So Why Can't We? menempatkan single Linger dan Dreams di puncak beberapa tangga lagu populer di berbagai negara.

Album kedua band yang awalnya bernama Cranberry Saw Us, bertajuk No Need to Argue telah melemparkan Cranberries ke pusaran ketenaran dengan dua lagu andalan mereka yang berkisah pengeboman tentara IRA berjudul Zombie dan sebuah ode untuk keluarga besar Dolores yang diberi tajuk Ode to My Family.

Dolores adalah penulis lagu yang andal. Wanita yang berhasil memukau calon bandmates-nya melalui sebuah audisi pencarian vokalis dan penulis lagu yang dihelat oleh tiga personil lainnya itu telah mengubah wajah dunia musik alternatif rock yang didominasi oleh kaum pria. Cranberries memiliki sound yang terdengar santun, lembut, dan inocent. Tak mengherankan, karena mereka berempat adalah sosok yang sangat santun dan lembut dalam bertutur kata. Hal inilah yang tentu saja memengaruhi warna musik mereka. Keberadaan Dolores diakui oleh tiga rekannya sebagai pengingat untuk tidak berprilaku liar di kehidupan luar panggungnya, layaknya yang sering terjadi pada para personil band rock umumnya.

Cranberries telah merilis 6 album di antaranya adalah Everybody Else Is Doing It, So Why Can't We?, No Need to Argue, To the Faithful Departed, Bury the Hatchet, Wake Up and Smell the Coffee serta Roses. Setelah berulang kali vakum, semua anggota Cranberries akhirnya berkumpul kembali ditandai dengan melakukan tur di beberapa negara Eropa pada pertengahan tahun ini.

ilustrasi : antopatterson
ilustrasi : antopatterson
Bila Cranberries berasal dari Irlandia, band bernama Catatonia ini berasal dari negara tetangganya, yaitu Inggris. Catatonia adalah salah satu band yang membuat dunia musik 1990-an menjadi lebih berwarna. Lagu mereka yang bertajuk dua nama agen FBI di serial X-Files, yaitu Mulder and Scully telah membawa band yang beranggotakan Cerys Matthews, Mark Roberts, Owen Powell, Aled Richards dan Dafydd Leuan ini dapat mencecap manisnya sebuah kepopuleran.

Ketidaksengajaan adalah awal dari berdirinya band yang telah menelurkan 4 album ini. Mark Roberts yang merupakan salah seorang personil grup band Ycriff secara tak sengaja menyaksikan Cerys Matthews yang tengah mengamen di jalanan. Dari pertemuan itulah Catatonia yang awalnya bernama Sweet Catatonia terbentuk. Dua album mereka yaitu Way Beyond Blue dan International Velvet meraih kesuksesan. International Velvet adalah album pertama mereka yang rilis di Amerika Serikat di bawah naungan label milik sang dewa grunge, Neil Young. Lagu-lagu seperti I am Mob, Game On, Mulder and Scully, Road Rage dan Strange Glue yang berada di dalam album yang telah disertifikati platinum itu dapat duduk dengan manisnya di beberapa tangga lagu populer kala itu.

Album ketiga mereka Equally Cursed and Blessed cukup sukses, walaupun hanya melahirkan satu buah single, yaitu Dead From the Waist Down yang merupakan single terakhir mereka yang dapat bertengger di sepuluh besar tangga lagu di negaranya.

Dan semuanya berakhir di album keempat mereka Paper Scissors Stone. Cerys yang memiliki masalah dengan alkohol harus masuk panti rehabilitasi yang secara tak langsung membuat band Britpop yang diprediksi akan bertahan lama itu membubarkan diri.

ilustrasi : starsingers
ilustrasi : starsingers
Ketika Catatonia memilih untuk bubar, dua band yang sama-sama mengisi soundtracks film yang diperankan oleh Leonardo di Caprio dan Claire Danes, Romeo + Juliet ini masih bertahan hingga kini. The Cardigans dan Garbage. Saya mulai mendengarkan musik dari dua band bervokalis wanita ini saat film Romeo + Juliet tengah menjadi perbincangan seru di antara teman-teman. 

The Cardigans adalah band asal Swedia yang telah merilis 6 album, yaitu Emmerdale, Life, First Band on The Moon, Gran Turismo, Long Gone Before Daylight, dan Super Extra Gravity. Love Fool adalah lagu yang telah membuat band emo yang beranggotakan Nina Persson, Magnus Sveningsson, Lars Olaf Johansson, Bengt Lagerberg dan Peter Svensson itu menjadi salah satu band yang dikenal di kalangan penikmat musik rock alternative. Album mereka yang bertajuk Gran Turismo menempatkan single My Favourite Game sebagai single yang digemari setelah Love Fool.

ilustrasi : pinterest
ilustrasi : pinterest
Bila Nina bergabung dengan bandmates-nya secara langsung karena mereka telah berteman lama. Lain halnya dengan vokalis Garbage, Shirley Manson. Manson “ditemukan” oleh Butch Vig dan Steve Marker dari sebuah acara MTV bertajuk “120 minutes”, di mana wanita asal Skotlandia itu tampil dalam video “Suffocate Me” bersama bandnya Angelfish. Vig yang merupakan produser album fenomenal milik Nirvana “Nevermind” itu sebenarnya telah mempunyai band yang ia dirikan bersama Marker dan Erikson.

Namun, ada suatu masa di mana mereka mengalami kejenuhan dengan anggota band yang seluruhnya pria yang kebetulan pula band tersebut tidak begitu mendunia. Band yang baru saja meluncurkan album keenamnya pada bulan Juni tahun ini berjudul Strange Little Bird itu digadang-gadang mampu menjembatani dua genre musik yang bertolak belakang, yaitu alternatif rock yang berisik dan pop yang mainstream.

Beberapa single keren mereka yang pernah memuncaki beberapa tangga lagu dunia, di antaranya adalah #1 Crush, Stupid Girl, Only Happy When It Rains dan I Think I’m Paranoid. Selain mengisi soundtrack film Romeo + Juliet serta Cruel Intentions, Garbage pun diberi kepercayaan untuk menghiasi film James Bond dengan lagu The World is Not Enough.

ilustrasi : pinterest
ilustrasi : pinterest
Wanita kerap digambarkan sebagai makhluk yang penuh dengan kelemahlembutan. Namun, di balik kelemahlembutannya itu acap kali tersimpan sebuah kekuatan besar yang bahkan dapat mengguncang dunia, layaknya lima frontwoman di atas yang telah membawa band mereka masing-masing ke puncak sebuah ketenaran yang manis.

Mereka di atas hanyalah sebagian kecilnya, karena masih banyak wanita hebat berbakat yang telah menjadikan dunia musik yang genrenya didominasi oleh pria ini menjadi begitu berwarna.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun