Sontak gue sama temen temen guling guling, jungkir balik, cekikikan.
"Gue kalo udah tua gitu gak ya?" Tanya Andri sendu sambil tersenyum kalem.
"Ya samalah, orang uban nya aja sekarang udah sama." sambar gue sambil lalu.
"Gue doain, lu juga sama Che, indahnya persamaan."
Gue pun merepet gak rela.
***
Pulang kuliah gue sama sobat lingkaran lima gue mau jalan jalan menuju keramaian. Semua orang masuk ke mobilnya Susan.
"Pasang sabuk pengaman ya, Mario Andretti mau meluncur ke jalan." Begitu teriak Susan kasih pengumuman.
Baru beberapa meter keluar gerbang kampus, dari arah yang berlawanan muncul kendaraan.milik kecengan Susan. Susan itu kalo liat mobil kecengannya senengnya sebanding dengan liat orangnya. Saking terbuainya mata Susan Andretti jadi terjangkit silindris karena tiba tiba mobil dia melenceng naik aja ke bahu jalan yang di sampingnya selokan lebar. Ratna teriak paling kencang, di samping karena ngeri takut terjungkal, kaki nya di injek Anti tanpa perasaan, Lia menutup wajahnya dengan kedua belah telapak tangan, sementara gue menabuh genderang berasa sedang menyemangati tim pacu jalur demi piala kebanggaan. Â Lalu demi menyadari kesalahannya, Susan minta maaf berkali kali walaupun bukan sedang lebaranan.
Akhirnya gue sama temen temen gue sampe juga di tujuan yaitu sebuah pusat perbelanjaan atau bahasa kerennya emol. Setelah tengok sana tengok sini, jalan sana jalan sini, akhirnya kami pun memutuskan pulang.
"Che, kita anterin mereka bertiga dulu ya sebelum pulang." kata Susan sambil celingukan di parkiran. Gue acungin jempol gue tanda persetujuan.