Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

25 Tahun Smashing Pumpkins

27 April 2016   19:26 Diperbarui: 15 September 2016   15:49 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

popmatters.com

Billy Corgan: “Smashing Pumpkins Dies When I Die, and Maybe Not Even Then.” (loudwire)

Bagi pecinta musik rock tahun 90 an, pasti lah mengenal band rock alternatif yang satu ini. Band yang awalnya digawangi oleh Billy Corgan, Jimmy Chamberlin, James Iha dan D'arcy Wretzky itu telah banyak menelurkan album album bagus selama karir mereka malang melintang di dunia musik rock.

Tahun 1991 adalah tahun dimana Smashing Pumpkins mengeluarkan debut album pertama mereka yang bertajuk Gish. Hingga tahun 2015 band yang berasal dari Chicago ini telah mengeluarkan beberapa album studio, live dan ditigal.

Kekuatan Smashing Pumpkins ada di lirik dan melodi yang indah. Sang frontman, William Patrick Corgan (Billy Corgan) mempunyai pengaruh besar pada semua album band yang di gadang gadang beraliran psychedelic rock ini.

Album yang paling fenomenal adalah Mellon Collie and the Infinite Sadness yang rilis tahun 1995 dimana double album itu diganjar dengan 9 sertifikat platinum.

Diantara album album nya, terselip beberapa lagu bagus yang membuat Smashing Pumpkins pantang untuk di lewatkan.

Gish, album debutan yang rilis tahun 1991 dan di produseri oleh Butch Vig adalah album yang lagu lagunya di sukai oleh para remaja. Album yang sebagian besar lagunya menyuarakan kepedihan ini adalah pintu masuk bagi Billy Corgan dan kawan kawannya untuk mulai merangsek ke dalam dunia permusikan.

Aliran musik dalam album ini kombinasi antara college rock, psychedelia, dream pop and heavy metal. Terdapat single dengan judul random yang selanjutnya menjadi kekhasan seorang Billy Corgan yang sangat menarik yaitu Siva dan Rhinoceros. Selain itu ada pula I'm One yang di sekujur tubuh nya di penuhi dengan solo gitar yang terdengar cadas.

Siamese Dream adalah album berikutnya yang akhirnya dapat rilis di tengah permasalahan yang membelit. Sang drummer Jimmy Chamberlin bermasalah dengan obat terlarang, sementara Iha dan D'arcy dilanda putus cinta. Sedangkan frontman nya sendiri sedang mengalami writer's block serta depresi yang hebat sehingga menimbulkan keinginan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Rasa depresinya saat itu di curahkan Billy dalam lagu "Today", sebuah lagu dengan irama ngebeat tapi dipenuhi lirik dengan makna yang suram.

Di dalam album yang cover nya dihiasi oleh dua bocah perempuan yang tengah tersenyum itu terdapat lagu yang sangat menyentuh yaitu "Spaceboy" yang menceritakan tentang adik tiri sang vokalis yang mengidap autisme. Selanjutnya ada "Disarm" yang menyayat, dan sempat dijadikan salah satu soundtracks film produksi salah satu negara di Amerika Latin sana. Sedangkan Cherub Rock menceritakan tentang industri rekaman Amerika kala itu. Mayonaise di tulis dengan indah oleh Billy Corgan dan James Iha, versi akustik dari lagu ini sangat menarik dengan sentuhan alat musik tamborin. Siamese Dream adalah album pertama Smashing Pumpkins yang masuk nominasi album alternative rock terbaik di ajang Grammy Award pada tahun 1994.

Setahun setelah Siamese Dream rilis, Smashing Pumpkins kembali mengeluarkan album. Kali ini berupa album kompilasi yang juga dikenal dengan judul Neptulius. Di album ini terdapat lagu milik Fleetwood Mac yang berjudul Landslide. Suara Billy Corgan yang biasanya sengau terdengar jernih dan lembut di lagu yang sempat dijadikan soundtracks film Jack Frost ini. Selain itu ada pula Starla dan Blue yang tak kalah indahnya.

Tahun 1995 adalah tahun yang hebat bagi band yang musiknya di masukan dalam katagori rock progressive ini dimana mereka merilis double album yang sangat fenomenal yaitu Mellon Collie and the Infinite Sadness. Album yang terdiri dari dua bagian yaitu Dawn to Dusk dan Twilight to Starlight itu memiliki banyak single yang naik ke permukaan dan menyentuh tempat teratas di berbagai chart lagu populer di sejumlah stasiun radio. Tak salah kiranya karena album yang berisi 28 tracks ini melibatkan semua member dalam pengerjaannya dan mendapatkan banyak nominasi di ajang Grammy Award. Tonight tonight adalah single dengan balutan musik orkestra nan indah dengan video klip yang sangat menawan. 1979, lagu full sound electronik ini menjadi lagu kebangsaan anak muda kala itu. By stralight dibawakan dengan penuh penghayatan oleh sang vokalis yang merangkap si penulis lagu. Musiknya yang sederhana tidak menjadikan lagu ini terdengar biasa. Billy Corgan memanglah penulis lagu putus cinta yang mumpuni, ini di buktikan pada lagu In the Arms of Sleep yang menceritakan tentang kisah cinta bertepuk sebelah tangan. Salah satu track yang mewakili kebersamaan antar member nya adalah Farewell and Goodnight, dimana semua line up Smashing Pumpkins mengisi vokal di lagu ini.

Di album yang terinspirasi dari album milik The Beatles yang bertajuk Eponymous ini pula terdapat lagu yang bertempo cepat berjudul Bullet with Butterfly Wings yang mengisi soundtrack film dokumenter berjudul Free Tibet. Di film ini Smashing Pumpkins terlibat bersama banyak band dan solois lainnya deperti Beastie Boys, RHCP, Foo Fighter, Sonic Youth, Bjork dan lainnya.

Bila Mellon Collie adalah album yang di tujukan untuk remaja berusia antara 14 sampai 24 tahun, maka album mereka selanjutnya yang bertajuk Adore, ditujukan untuk semua kalangan usia. Billy menyebutnya sebagai album yang lebih dewasa.

Dalam album yang rilis tahun 1998 ini, sang drummer Jimmy Chamberlin, hanya mengisi beberapa track saja, selebihnya di isi oleh additional drummer di antaranya Matt Cameron (Soundgarden, Pearl Jam) untuk lagu For Martha. For Martha sendiri adalah lagu yang ditulis oleh Billy untuk ibunya yang baru saja meninggal dunia. Dalam album ini, lagu yang di tulis sang frontman berkepala plontos itu temanya beragam. Dari pertemanan, cinta, kehilangan, sampai luka hati nan pedih. Semua lagu di album yang bercover seorang wanita itu tidak mudah untuk di lewatkan karena keunikannya. Dari To Sheila yang lembut, perfect yang ringan, Tear dan Crestfallen yang mellow, Ava Adore yang menghentak, Once Upon a Time yang menyentuh, sampai The Tale of Dusty and Pistol Pete yang terdengar bagai sebuah dongeng. Banyak fans yang tidak menyukai album ini karena banyak sound yang berubah. Hal ini mungkin membuat Adore drop dalam angka penjualan dan membuat Virgin Records, label besar yang menaungi Smashing Pumpkins gamang untuk menyetujui perilisan album selanjutnya.

Setelah menyelesaikan tur Adore, Smashing Pumpkins mulai mengumpulkan material baru untuk album selanjutnya. Ada yang datang dan ada yang pergi. D'arcy dan Iha meninggalkan band yang telah membesarkan mereka karena merasa tidak satu pikiran lagi dengan Billy yang terlalu mendominasi. Tapi Jimmy Chamberlin kembali. Melissa Auf der Maur nya Hole lah yang menggantikan posisi D'arcy sebagai bassist. Album yang berjudul Machina : The Machines of God menelurkan Stand Inside your love sebagai single yang cukup bersinar. Bebunyian synth sejenak di lupakan, dan kembali kepada sound rock yang sesungguhnya.

Album Machina sendiri awalnya ingin di rilis layaknya Mellon Collie yaitu berupa double album, tapi pihak label tidak menyutujuinya karena melihat hasil Adore yang tidak memuaskan. Machina II/The Friends & Enemies of Modern Music akhirnya tetap di luncurkan di tahun yang sama secara digital dan dapat diunduh tanpa berbayar di internet.

Album selanjutnya adalah album reuni Setelah Beberapa tahun vakum karena masing masing member bergelut di proyek solo nya. Album yang berjudul Zeitgeist itu di rilis tahun 2007 dimana salah satu single nya yang berjudul Doomsday Clock dijadikan soundtracks film nya Michael Bay "Transformers". Tarantula adalah single yang dipersembahkan Billy untuk band gaek asal Jerman Scorpions. Sedangkan That's the way my love is adalah lagu cinta yang cukup manis.

Selain senang menempelkan judul dalam lagu lagu yang ditulisnya secara random, Billy Corgan adalah sosok yang menyukai proyek besar seperti halnya yang ia lakukan pada tahun 2009. Tersebutlah sebuah konsep album dalam album yang rencananya bakal berisi 44 tracks dan di keluarkan secara berkala satu demi satu. Proyek yang terinspirasi dari tarot itu di beri nama Teargarden by Kaleidyscope. Sangat menyedihkan karena di proyek ini tiga anggota Smashing Pumpkins pergi meninggalkan Band ini. Billy Corgan adalah satu satunya yang tetap tinggal untuk mempertahankan nama besar Smashing Pumpkins. Beberapa lagu telah di rekam dan di rilis secara digital di internet tanpa berbayar ditahun 2010, yaitu terdiri dari Volume 1: Songs for a Sailor and Volume 2: The Solstice Bare. Masing masing volume terdiri dari 4 lagu dengan sound yang kembali ke akar mereka yaitu psychedelic. Di Volume 1 terdapat single A Song for a Son yang cukup menarik sedangkan di volume 2 The Fellowship dan Freak adalah lagu yang cukup enak di dengar.

Smashing Pumpkins yang tinggal beranggotaan Billy Corgan itu pada tahun 2012 kembali membuat full album yang berisi 13 tracks berjudul Oceania. Album ini masih merupakan bagian dari proyek Teargarden Kaleidyscope. Tiga anggota baru di libatkan dalam album ini yaitu Jeff Schroeder, Nicole Fiorentino dan drummer muda bernama Mike Byrne. Oceania menjadi album yang patut di beri apresiasi baik karena sang frontman tidak lagi menjadi seorang pemimpin yang egois. Album yang covernya adalah foto dari Sanitary District Tower di pantai utara ini merupakan hasil kerja keras semua anggotanya dan merupakan album terbaik setelah era Mellon Collie and the Infinite Sadness. Yang unik dari album ini adalah banyak lagu berjudul random khas Billy Corgan, sebut saja Panopticon, Glissandra, Oceania, Violet Rays, One Diamond One Heart, The Chimera, The Celestials dan Inkless. Dan yang patut di beri acungan jempol adalah sang drummer muda Mike Byrne yang telah memberikan sentuhan menakjubkan pada lagu lagu di album yang bertema tentang keterasingan ini. Salah satu lagu yang mengekspresikan perasaan Billy karena di tinggalkan oleh teman band lamanya di Smashing Pumpkins dapat di temukan di lagu Oceania.

Masih menjadi bagian dari proyek Teargarden, Monuments to an Elegy pun di rilis. Dengan menyisakan Jeff Schroeder, itu berarti Smashing Pumpkins harus memakai additional player salah satunya adalah drummer Motley Crue, Tommy Lee. Maka tidak lah heran, banyak lagu di album ini yang terdengar heavy. Single yang mengemuka adalah Being Beige dan Drum + Fife. Tapi sayang album ini tidaklah sesukses Oceania.

Tahun ini Smashing Pumpkins akan kembali mengeluarkan album studio ke 10 nya yang di beri label Day for Night. Apakah album ini akan mengulangi kesuksesan Oceania? Atau terpuruk bagai Monuments to an Elegy?

Kita tunggu saja.

*Dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun