Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspada di Jalan

8 Maret 2016   15:05 Diperbarui: 8 Maret 2016   15:23 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Jaman sekarang berada di jalan raya dan sekitarnya itu harus extra waspada. Mengapa? Karena di luar sana makin banyak orang egois yang berkendara dengan asal asalan. Tidak memperhatikan keselamatan diri apalagi orang lain. Asal bisa maju mundurin kendaraan langsung tancap gas. Asal bisa beli kendaraan yang bagus, langsung terjun bebas. Ketidakpedulian kini mulai merasuki banyak orang. Ada beberapa prilaku di jalan yang sering membuat saya geleng geleng kepala dan bertanya tanya, ada apa dengan cinta eh ada apa dengan mereka.

1. Ngebut ugal ugalan, zig zag, serong kiri serong kanan. Kalau yang model gini sih klasik banget, sudah ada sejak jaman kuda gigit besi. Alasannya mungkin karena kebelet, takut telat, atau patah hati karena gak masuk kualifikasi formula 1 plus motoGP.

2. Ngobrol di motor yang dua duanya melaju dengan kecepatan yang aduhai lambatnya plus penunggang satu nya nangkringin satu kaki di motor temannya, dengan harapan mereka selalu bersama sama dalam suka maupun duka. Yang kayak gini maksudnya apa coba? Ini kan sama aja menghambat pengguna jalan lainnya.

3. Menyalakan lampu Sen ke kiri padahal dia mau ke kanan. Sepertinya dia sedang galau. Atau kebalik masang otaknya antara kiri dan kanan.

4. Pake baju atau kerudung yang nutupin lampu belakang. Biasanya yang kayak gini kelakuan ibu ibu yang duduk membonceng. Ini kan sama saja membuta kan pengendara di belakang nya.

5. Melaju di atas trotoar dengan alasan macet. Nasib pejalan kaki memang bagaikan anak tiri yang di dzalimi. Setelah oleh pedagang kaki lima kini oleh pengendara beroda dua.

6. Mau belok atau menepi tapi tidak memberi tanda, baik lampu mau pun lambaian tangan. Ditambah berhenti mendadak sesuka hati. Mungkin dia ingin mengamalkan ilmu telepati yang baru saja dipelajari.

7. Knalpot bising. Dia kira keren apa pasang knalpot racing bersuara keriting tidak pada tempatnya. Pengendara macam gini memang harus dapet shock therapy. Suruh dengerin suara knalpotnya sendiri tanpa henti.

8. Buang sampah sembarangan. Habis makan, minum, merokok, sampai meludah, sampahnya di buang ke jalan. Asal plung dimana aja. Dia kira sampah bisa di daur ulang oleh lindasan roda. Yang saya heran, banyak pengendara mobil keren membuang sampah ke luar dari mobilnya tanpa dosa. Prilakunya tidak sekeren mobilnya. Sayang sekali. Buang sampah sembarangan ini selain mengotori juga membahayakan pengendara di sekitarnya.

9. Menggunakan telpon genggam ketika berkendara. Nelpon, SMS atau apapun yang berhubungan dengan telpon itu membutuhkan koordinasi mata, tangan dan pikiran. Jadi sebisa mungkin hindari hal tersebut ketika berkendara. Berhentilah dulu di tempat yang aman agar konsentrasi berkendara tidak buyar. Karena menyesal itu selalu ada di belakang, kecuali di kejar anjing, guk guk, kaing kaing.

Sekian.

 

[caption caption="sumber gambar : chozinahmad"][/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun