Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kaya Rasa di Era 90an

26 Februari 2016   14:46 Diperbarui: 26 Februari 2016   15:21 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber : bintang.com"][/caption]Beberapa waktu yang lampau, saya pernah melihat suatu acara di sebuah tipi swasta yang menampilkan wawancara singkat dengan CJR.  Iyaa, Coboy Junior, itu loh kelompok pokal paporit ABG dan emak emaknya nya yang anggotanya tinggal tiga.

Nah saat itu, Kiki salah satu anggota dari CJR berkata bawasannya dia ingin hidup di era 90 an yaitu di era yang kata dia sih penuh dengan tantangan dan banyak genre musik baru bermunculan.

Hmmmm ..... ya ya ...

Lalu terbersitlah di pikiran saya.

Mungkin Kiki merasa lebih bergairah ketika harus mencari kaset atau CD seken karena keadaan perekonomian dompetnya sedang melemah sampai di bawah titik mengenaskan, di kawasan Cihapit. Hilir mudik, tungkrang tongkrong, pilah pilih diantara deru debu dan kendaraan yang lewat tiada henti daripada duduk diam mendonlot lagu lagu secara free dari gajetnya sambil memandangi balok balok sinyal yang kadang penuh tapi sering kosongnya.

Mungkin Kiki lebih senang berdilema ketika harus menunggu acara menulis lirik lagu dari radio kesayangan di tepat pukul 10 malam dimana matanya sudah rapet sebelah tapi bayangan nyanyi bareng nuno bettencourt melayang layang di matanya yang sebelah lagi. Daripada duduk diam di depan gajetnya untuk mengugling lirik lagu yang dia cari dengan hanya dengan ketik sana tekan sini, beribu ribu lirik lagu langsung muncul di depan matanya.

Mungkin Kiki merasa lebih bersemangat ketika harus mengantri di telepon umum, wartel atau membongkar kunci telpon rumahnya dengan segala cara untuk menelpon seseorang. Atau rela menunggu tengah malam tiba ditemani secangkir kopi pahit demi interlokalan dengan tarif yang murah daripada hanya duduk diam di depan gajetnya, skype an, bbm an, wa an, twitter an, fb an etc etc etc ...

Mungkin Kiki merasa begitu sempurna ketika ada G shock triple 10 nangkring di pergelangan tangannya, pager Motorola di saku jeans nya, walkman Sony super gede di dalam tas nya, kalkulator Casio fx 3600 di selipan buku bukunya, dan gak ketinggalan buku alamat kecil di dalam dompetnya, daripada harus merasa bosan paripurna kepada satu buah gajet multitasking nya yang itu itu saja.

Mungkin Kiki lebih merasa puas tiada tara karena pengorbanannya yang harus nongkringin salah satu TV swasta terbayar lunas ketika akhirnya dia bisa melihat Pearl Jam, Nirvana, Live, STP, Alanis Morriset, bahkan ben tua sekelas Kiss berunplugged ria di acara MTV unplugged dari pada hanya mengerahkan pasukan jempol nya untuk memutar segala macam video yang dia ingin lihat di situs gratisan youtube.

Daaaaannn ....

Mungkin Kiki lebih kaya rasa ketika playlistnya di penuhi dengan musik musik 90 an, yang terkenal dengan keberagamannya daripada hanya berkutat dengan Katy Perry dan Lady Gaga.

Ah, tapi ini semua cuma mungkin.
Hanya Tuhan dan Kiki yang tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun