Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Linkin Park Masih Ada

23 Maret 2015   14:16 Diperbarui: 21 Juli 2017   20:59 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chester Bennington (INSTAGRAM)

Seorang teman pernah berkata “grup/lagu rock bagus itu berakhir di tahun 2000, mungkin kiamat sudah dekat“. Dan saya pun terkikik di buat nya.

Maybe yes or maybe no. Sebagian besar penikmat musik rock yang seusia dengan saya mungkin berpendapat sama dengan teman saya itu, karena dulu kami sangat di manjakan oleh musik musik berkualitas di jamannya. Sedangkan grup grup band tua yang masih bertahan hingga kini pun terdengar sudah tidak mempunyai power untuk mengembalikan masa kejayaan mereka. Bagi yang tidak tahan dengan degradasi ketenaran, mungkin apa yang pernah mendiang Kurt Cobain katakan ada benar nya yaitu “lebih baik padam dari pada pudar“, padam untuk selalu di kenang, daripada pudar untuk akhirnya menghilang secara perlahan.

Berdasarkan pernyataan teman saya tadi, mungkin Linkin Park (LP) adalah salah satu grup rock yang yang sedikit menenangkan hati menentramkan jiwa, aih lebay. Album album mereka yang rilis sekitar tahun 2000-an keatas, masih bisa dijadikan penghiburan yang berarti bagi kaum paruh baya seperti saya :p, kiamat masih jauh, teman, kalem sajah. LP yang terbentuk di kota yang sama dengan Hoobastank, yaitu Aguora Hills di tahun 1996 adalah band yang beraliran Nu Metal atau Neo metal. 

Menurut primbon musik, nu metal itu merupakan subgenre nya alternatif metal yang di dalam nya terdapat gabungan dari musik metal, hiphop, funk dan grunge. Mendengarkan fry screaming dan growling an nya Chester Benington, rapping nya Mike Shinoda dan utilizing programming dan synthesizers nya Joe Hanh adalah pengalaman mendengarkan musik yang sangat berbeda. Sebenarnya saya sendiri sama sekali kurang suka bila 3 hal diatas berdiri sendiri sendiri, yaitu screaming growling, rap, dan synthesizers. Tapi ibarat adonan kue, bila telah di mix maka menghasilkan sesuatu yang berbeda dan menarik tentunya.

Hybrid Theory adalah album yang saya sukai, album yang rilis tahun 2000 itu adalah album debut yang membawa mereka menjadi band yang dikenal di seantero planet. Semua lagu di album ini dari One Step Closer sampai Forgotten adalah lagu favorit saya termasuk lagu mixing an nya mister Hahn “ cure for the itch“.

Di album Meteora, Numb adalah salah satu lagu favorit saya dengan line yang saya sukai yaitu : “all i want to do is be more like me and be less like you“, selain itu saya juga menyukai somewhere i belong, breaking the habit dan faint. Suara Chester Benington di album ini sangatlah prima. Vokalis yang juga merupakan frontman dari band bernama Grey Daze, Dead by Sunrise dan terlibat di proyek album terakhir Stone Temple Pilots ini, menurut saya adalah salah satu vokalis yang mempunyai warna suara dengan karakter yang kuat.

Ngomongin LP gak akan lepas dari Film nya Michael Bay yang sangat fenomenal, yaitu Transformers. LP adalah salah satu pengisi soundtracks film trilogy yang di bintangi oleh Shia Lebaouf itu. What i‘ve done adalah soundtracks untuk film Transformers 1, dan film ini telah menjadikan single yang berada dalam album Minutes to Midnight ini menjadi lagu yang paling tinggi penjualannya selama karir mereka bermusik.

Di Transformers 2, Revenge of the fallen, LP membawakan single New Devine yang sangat di sukai oleh Michael Bay sang sutradara. Di film yang mana banyak scene pertempuran antara autobots dan decepticons ini, new devine terdengar sangat pas mewakili pergerakan para robot aliens itu.

Dark of the moon, adalah film transformers selanjutnya yang masih melibatkan LP sebagai pengisi soundtraks nya. Kali ini lagu yang di bawakan oleh Chester Bennington, Mike Shinoda, Brad Delson, Rob Bourdon, Dave Farrel, dan Joe Hahn itu terdengar manis tanpa teriakan teriakan yang menjadi ciri khas mereka. Lagu balad berjudul Iridescent yang terdapat dalam album A Thousand Suns ini dibawakan dengan baik oleh Shinoda, di timpali dengan paduan suara seluruh anggota band sebagai backing vocals nya.

Selain Iridescent, Castle of Glass yang berada di album Living Things juga merupakan contoh lagu balad milik LP lainnya. Lagu lagu soft ini membuktikan bahwa LP tidak selalu menyajikan lagu lagu cepat nan keras.

Vokalis kedua LP adalah Mike Shinoda, rapper yang ini gak pake blingbling segede velg becak, gak pake celana melorot bak si slim shady Eminem yang lagi saingan sama Billy joe Amstrong, rapper ini gayanya biasa biasa saja tapi rapping nya rapih, seperti yang bisa di dengarkan di salah satu lagu favorit saya “Burn it Down“.

Tahun 2014 lalu, LP merilis album bertajuk “The Hunting Party“, album ini di gadang gadang sebagai album yang muatannya kembali ke warna album awal mereka. Until it‘s Gone dan Final Masquerade adalah lagu favorit saya di album ini, nuansa rock nya ngena banget. Di album yang rilis bulan Juni tahun 2014 ini, LP membawa kembali pendengarnya untuk bernostalgia dengan lagu lagu yang feel nya full rock tidak banyak banyak mengandalkan musik eksperimental dan tekno. Ada yang lain di album ini yaitu lagu instrumental full piano dengan melibatkan Tom Morello, gitaris Rage Against The Machine berjudul Drawbar. Selain Morello, ada pula lagu Rebellion yang di dalamnya dilibatkan Daron Malakian nya System of The Down.

Sebagai band yang di besarkan oleh MTV, LP menjadi salah satu band yang mempunyai banyak haters. Para haters ini menganggap bahwa musik LP itu tidak berbobot, tidak jelas genre nya, lirik yang berputar di situ situ saja dan vokalisnya hanya bisa berteriak teriak gak jelas. Tapi terlepas dari apapun yang dikatakan para haters nya, LP telah menunjukkan bahwa pendapat para haters itu tidak menggoyahkan kedudukan band mereka di mata para fansnya, itu di buktikan dengan banyaknya hits di akun youtube mereka yang telah menyentuh angka 1 milyar dan menjadi band yang menduduki peringkat ke 15 sebagai band yang banyak di like fanspage FB nya.

Terakhir, mengutip kata kata teman saya, bahwa bila tidak suka akan musiknya, lebih baik jangan didengarkan atau tinggalkan saja sekalian, daripada harus berletih letih menjelek jelekan.

Tapi bagaimana pun juga, berterima kasih lah kepada haters, karena ada yang bilang bahwa “haters make us famous“.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun