Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencecap Indahnya Cerita dalam Secangkir Kopi

3 Januari 2015   18:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:53 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bukanlah seorang penikmat kopi, jangankan si 30 detik double espresso, cappucino dan latte yang manis dan kaya akan susu saja, tidak begitu saya gandrungi. Bila pergi ke kedai kopi, alih alih memilih salah satu menu racikan kopi yang panjang berderet deret, saya malah lebih suka memesan hot chocolate dengan kudapan segambreng tentunya. Tapi walaupun demikian, saya sangat menyukai aroma biji bijian yang ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang anak gembala bernama Khaled itu.

Dulu, saya kerap mengantar teman saya membeli serbuk kopi di salah seorang pembuat kopi yang juga masih tetangga saya. Entah pohon kopi daerah mana yang ia panen, yang pasti bukanlah dari daerah Toraja apalagi Wamena :D. Tapi harum serbuk kopi yang menyeruak ketika disendoki dari sebuah blek biskuit, untuk di kemas ke dalam kertas yang berbentuk corong tidaklah kalah dengan wangi kopi produk toko Aroma Braga yang sangat masyur itu.

Rasa dan aroma kopi sangat di pengaruhi oleh daerah di mana ia tumbuh. Tanaman kopi dapat menyerap rasa tanaman di sekitarnya, yang akhirnya mempengaruhi rasa dan aroma kopi itu sendiri bila telah digiling dan di seduh. Kopi Gayo yang berasal dari Aceh adalah salah satu contohnya, karena tanaman tembakau mendominasi perkebunan di sana, maka aroma yang di hasilkan kopi Gayo bercampur dengan aroma tembakau yang khas.
Di samping daerah asal, proses pengolahan kopi, dari awal sampai pengemasan sangat mempengaruhi rasanya. Dan saya pun tidak dapat membayangkan bagaimana rasa kopi yang proses penggilingannya memakai cara di tebarkan di jalan beraspal dan dilindas kendaraan yang lalu lalang di atas nya seperti yang pernah saya lihat di salah satu episode Coffee Story beberapa waktu lalu.

Temperatur air saat menyeduh kopi pun sangat berpengaruh pada rasa. Untuk menghasilkan kopi yang enak dan pas rasanya, suhu yang dianjurkan adalah antara 85 sampai 93°C. Bila kurang dari 85°C, seduhan kopi akan terasa ringan dan manis tapi mentah di lidah. Sedangkan bila di seduh dengan air bertemperatur di atas 93°C atau sampai 100°C, kopi akan terasa sangat pahit karena struktur bubuk kopi yang dilarutkan menjadi rusak.

Ada dua jenis kopi yang umum dikenal masyarakat yaitu, Arabika yang biasanya ditanam di dataran tinggi dan Robusta yang bisa tumbuh di dataran yang lebih rendah. Kopi arabika yang banyak tumbuh di Ethiopia dan Brazil itu, terkenal dengan aroma nya yang wangi dan sedap, bagaikan percampuran antara bunga dan buah, selain itu kopi jenis ini memiliki rasa asam dan kental saat di cecap. Sedangkan kopi robusta memilki aroma yang manis mendekati aroma coklat.

Beberapa tahun belakangan ini banyak sekali bermunculan kedai kedai kopi dengan menu racikan kopi yang khas. Seseorang yang bertanggung jawab atas racikan kopi adalah  barista. Menurut saya, barista adalah salah satu profesi yang sangat menarik, disamping harus memiliki ketrampilan meracik kopi yang mumpuni, seorang barista haruslah mengetahui sejarah dan segala macam seluk beluk tentang kopi itu sendiri. Seorang barista adalah ujung tombak dari sebuah kedai kopi, barista yang memiliki ketrampilan dengan mesin manual lebih dihargai dari yang hanya mengandalkan mesin otomatis.
Selain itu, seorang barista pun harus mempunyai daya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi bila menyangkut dengan pembuatan latte art. Late art adalah sebuah seni pembuatan desain di atas seduhan kopi, dibuat dengan cara menuangkan susu yang di kukus atau steam milk di permukaan espresso dan menghasilkan pola atau desain pada permukaan yang dihasilkan latte. Latte art yang telah umum adalah bentuk hati dan daun pakis. Para barista Jepang adalah salah satu penghasil Latte art yang produktif dan kreatif.

Dewasa ini, seiring dengan makin populernya kopi bukan hanya sebagai minuman penahan kantuk dan penambah semangat, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup, maka makin banyak orang yang mencari kopi kopi dengan kualitas baik yang mempunyai ciri khas tertentu yang di sebut kopi spesialti. Kopi spesialti ini sesuai dengan namanya adalah kopi khas dari suatu daerah yang mendapatkan perlakuan yang spesial, sejak dari pengambilan buah kopi nya sampai pengolahannya yang memakan waktu lumayan panjang. Kopi spesialti biasanya didapat dari spesies kopi arabica kualitas tinggi yang mempunyai keunikan rasa tersendiri. Kopi spesialti Indonesia yang telah terkenal di mana mana, diantaranya adalah Gayo, Mandailing, Flores, Toraja, Jawa, Bali Kintamani, Wamena dan luwak Gayo.

Kadar kafein di dalam kopi sangat bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan. Banyak masalah kulit yang dapat di tanggulangi dengan menggunakan kopi, diantaranya mencegah kerutan, mempercepat peluruhan sel kulit mati, menutrisi kulit, dan menghilangkan selulit. Bau badan yang tak sedap pun dapat di hilangkan dengan kopi. Kopi pun dapat di jadikan sebagai obat penahan nyeri.

Diet kopi adalah salah satu program diet yang cukup populer. Kafein dalam kopi dapat meningkatkan laju metabolisme dalam tubuh, dalam arti lain, kafein adalah penggempur lemak yang tangguh. Diet ini bisa di lakukan dengan mengkonsumsi 5 cangkir kopi segar spesialti tanpa tambahan apapun. Di samping itu kopi mengandung zat antioksidan yang tinggi dan pencegah penyakit kanker.

Tidak hanya dengan cara di konsumsi, kopi menunjukkan kehebatannya. Serbuk kopi yang dioleskan kepada kaki dapat menghilangkan bau kaki yang sangat menganggu. Karena sifatnya yang menyerap bau, kopi pun di gunakan untuk mengenyahkan bau kulkas yang tak sedap.

Di samping terkenal dengan berbagai manfaatnya, kopi yang merupakan komoditas kedua terbesar di dunia yang di perdagangkan setelah minyak bumi ini, ternyata mempunyai efek buruk bagi pengkonsumsinya yaitu efek ketergantungan. Tapi apapun itu, kopi tidaklah membahayakan bagi kesehatan asalkan tidak di konsumsi lebih dari 100 cangkir per hari.

Masih banyak cerita menarik tentang kopi, yang pasti dari satu cangkir kopi yang anda seduh pagi ini, ada beberapa kehidupan yang telah anda sentuh untuk merasakan kebahagiaan yang sama dengan kebahagiaan yang anda rasakan ketika mencecap nikmatnya secangkir kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun