Ikuti sumber-sumber berita yang terpercaya dan berkredibilitas baik di media sosial Anda. Ini termasuk situs web berita resmi, akun media sosial organisasi berita, atau akun yang dikelola oleh jurnalis terkemuka.
- Laporkan Berita Hoaks
Jika Anda menemukan hoax, laporkan kepada platform atau otoritas yang relevan. Banyak platform media sosial memiliki mekanisme pelaporan untuk informasi palsu. Dengan melaporkan hoax, Anda membantu mencegah penyebaran informasi yang salah dan melindungi orang lain dari dampaknya.
Psikologi politik berperan penting dalam memahami penyebaran hoaks, melibatkan pemahaman bagaimana berita palsu dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat. Faktor-faktor psikologis seperti bias kognitif dan kebutuhan emosional seringkali membuat individu lebih mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar. Berikut adalah beberapa penerapan psikologi politik terkait hoaks :
- Manipulasi Persepsi
Hoaks sering kali dirancang untuk memanipulasi persepsi publik terhadap isu- isu tertentu, seperti politik atau sosial. Dengan menyebarkan informasi yang menyesatkan, hoaks dapat membentuk opini masyarakat dan mempengaruhi keputusan pemilih. Dampak persekusi secara online yang menimbulkan perilaku cyberbullying, seperti contoh ada sebuah berita hoaks akan seseorang, sebelum mengetahui kebenarannya, namun orang yang mendapat berita hoaks beramai-ramai membully orang yang termuat dalam berita hoaks tersebut.
- Keterikatan Emosional
Berita hoaks sering kali memanfaatkan emosi, seperti ketakutan atau kemarahan, untuk menarik perhatian. Ketika individu merasa terancam atau marah, mereka cenderung lebih mudah menerima informasi yang sesuai dengan perasaan tersebut, meskipun informasi itu tidak benar.
- Bias Kognitif
Individu cenderung memiliki bias kognitif yang membuat mereka lebih percaya pada informasi yang sejalan dengan pandangan atau keyakinan mereka. Hoaks sering kali disebarkan melalui saluran yang memperkuat bias ini, sehingga memperkuat kepercayaan yang salah.
- Pengaruh Sosial
Penyebaran hoaks sering kali terjadi dalam konteks sosial, di mana individu merasa tertekan untuk mengikuti pendapat kelompok. Ketika hoaks disebarkan di media sosial, orang cenderung mempercayainya karena melihat orang lain juga mempercayainya.
- Strategi Komunikasi
Dalam politik, hoaks dapat digunakan sebagai strategi komunikasi untuk merusak reputasi lawan atau untuk menciptakan kebingungan di kalangan pemilih. Ini menunjukkan bagaimana psikologi politik dapat dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Penerapan psikologi politik dalam konteks hoaks menunjukkan bahwa pemahaman tentang perilaku manusia dan proses pengambilan keputusan sangat penting dalam menangani penyebaran informasi yang salah. Masyarakat perlu dilatih untuk berpikir kritis dan skeptis terhadap informasi yang diterima, terutama di era digital saat ini.
Refrensi
Juditha, C. (2024). KOMUNIKASI POLITIK TERKAIT HOAKS PADA PEMILU
PRESIDEN INDONESIA 2024. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 28(2), 167-182.