Mohon tunggu...
Ika Safitri
Ika Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

I am an active student at Sriwijaya University, pursuing a degree in History Education. My passion lies in exploring the rich tapestry of history and the educational landscape in Indonesia. I am eager to delve into various aspects of our culture and heritage, understanding how they shape our society. Through my studies and experiences, I aim to contribute to the field of education by fostering a deeper appreciation for history among future generations. I believe that learning about our past is essential for building a brighter future. As I continue my academic journey, I look forward to connecting with others who share my interests and aspirations in the realms of history, education, and culture.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Gereja Santo Mikael di Tanjung Sakti, Keaslian Bangunan dan Upaya Pelestarian di Era Modern

3 Desember 2024   08:52 Diperbarui: 3 Desember 2024   09:38 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2 Detail dinding Gereja Santo Mikael.  (Sumber : MBK-BPK VI 2024)  

Lahat, Sumatera Selatan -Tanjung Sakti memiliki sejarah yang kaya dan mendalam, terutama dalam hal perkembangan agama Katolik di Sumatera Selatan. Sejak masa kolonial, wilayah ini menjadi pusat utama bagi penyebaran agama Katolik di daerah tersebut. 

Jejak sejarah yang penting ini terlihat jelas melalui keberadaan dua gereja tertua di Sumatera Selatan, yaitu Gereja Santo Mikael di Desa Pajar Bulan dan gereja di Desa Pagar Jati, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi. Gereja yang didirikan pada tahun 1898 ini masih berdiri kokoh hingga sekarang, mempertahankan sebagian besar arsitektur aslinya yang tetap terjaga dengan baik sebagai saksi bisu perjalanan panjang sejarah.

                                                                                                

Gereja Santo Mikael, sebuah bangunan bersejarah di wilayah kota lahat .Sumatera Selatan, menjadi saksi sejarah sejak didirikan pada 19 September 1898. Gereja ini didirikan oleh Pastor Jan Van Kamper SCJ dengan tujuan menyebarkan agama Kristen di Sumatera Selatan. Meskipun terletak di kawasan yang terus berkembang, gereja ini tetap mempertahankan keasliannya sebagai warisan budaya dan religi yang berharga.

Dibangun dengan arsitektur bergaya Kolonial, Gereja Santo Mikael menjadi simbol keindahan dan keuletan dalam melestarikan sejarah. Salah satu elemen paling menonjol dalam gereja ini adalah jendela kaca patri yang dihiasi dengan gambar-gambar tokoh penting dalam penyebaran agama Kristen. 

Kaca patri ini bukan hanya sekadar elemen dekoratif, tetapi juga sarana visual yang menggambarkan sejarah kekristenan melalui representasi figur-figur sejarah yang menjadi pelopor penyebaran agama tersebut. 

Setiap jendela memuat ilustrasi mendetail yang menggambarkan peristiwa penting dalam perkembangan agama Kristen, menggabungkan simbolisme agama dengan penghormatan terhadap tokoh-tokoh besar dalam sejarah ger

Gambar 2 Detail dinding Gereja Santo Mikael.  (Sumber : MBK-BPK VI 2024)  
Gambar 2 Detail dinding Gereja Santo Mikael.  (Sumber : MBK-BPK VI 2024)  

Gambar 3 Keramik merah dari masa awal gereja.  ( Sumber : MBK-BPK VI 2024) 
Gambar 3 Keramik merah dari masa awal gereja.  ( Sumber : MBK-BPK VI 2024) 

Gambar 4 Kaca Patri.( Sumber : MBK-BPK VI 2024)
Gambar 4 Kaca Patri.( Sumber : MBK-BPK VI 2024)

Gereja Santo Mikael menampilkan pesona arsitektur kolonial yang memikat dan anggun. Atap gentengnya berwarna merah gelap, memberikan kesan kokoh dan elegan, dikelilingi oleh pinggiran berwarna cokelat tua yang mempertegas karakteristik bangunan bersejarah ini. 

Dinding-dinding gereja yang terbuat dari kayu bercat putih polos memberikan kesan bersih dan sederhana, mencerminkan suasana tenang yang cocok untuk beribadah. Pada bagian bawah dinding, terdapat hiasan batu alam berwarna hitam yang berpadu dengan warna abu-abu, menambah kesan alami dan memberikan tekstur yang memperindah bangunan.

Di dalamnya, lantai gereja sebagian besar telah diganti dengan keramik modern, menghadirkan kenyamanan tanpa menghilangkan kesan klasik. Namun, sentuhan sejarah tetap terjaga di beberapa bagian, terutama di ruang Adorasi yang berada dekat dengan pintu masuk. Di bagian kanan dan kiri depan altar, terlihat keramik asli yang dipertahankan dengan baik, memberikan nuansa historis yang kental. 

Dengan perpaduan arsitektur kolonial dan upaya pelestarian yang apik, bangunan ini bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga sebuah saksi sejarah yang menyatukan masa lalu dengan masa kini. Gereja Santo Mikael adalah contoh sempurna perpaduan antara keindahan arsitektur kuno dan pelestarian budaya yang menghargai nilai sejarah.

Upaya pelestarian gereja ini dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak, termasuk komunitas jemaat, pemerintah daerah, Salah satu langkah penting adalah perawatan berkala terhadap struktur bangunan, seperti penggantian material yang rusak dengan bahan serupa agar tidak mengubah karakter aslinya. 

Selain itu, restorasi pada bagian-bagian tertentu dilakukan dengan melibatkan para ahli konservasi untuk memastikan akurasi sejarah.

 

Selain menjaga kelestarian fisiknya, Gereja Santo Mikael juga berperan sebagai pusat edukasi sejarah melalui museum yang dimilikinya. Museum ini menyimpan berbagai koleksi berharga dari masa lampau, seperti podium tua, peralatan misa, kasula, dokumen arsip gereja, serta sejumlah barang antik lainnya. Semua koleksi ters6ebut dirawat dengan baik, mencerminkan upaya gereja dalam menjaga jejak sejarahnya. 

Tempat ini tidak hanya menjadi ruang pamer, tetapi juga sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk memahami perjalanan gereja serta warisan budaya dan religi yang melekat. Dengan demikian, museum ini menjadi simbol penting pelestarian nilai-nilai sejarah di tengah arus modernisasi.

Gambar 5 Museum Gereja Santo Mikael.( Sumber : MBK-BPK VI 2024)
Gambar 5 Museum Gereja Santo Mikael.( Sumber : MBK-BPK VI 2024)

Gereja Santo Mikael kini berperan lebih dari sekadar tempat ibadah; ia menjadi simbol keabadian tradisi dan sejarah yang kokoh di tengah arus perubahan zaman. Bangunan ini tidak hanya dipertahankan untuk keindahan visualnya, tetapi juga sebagai upaya merawat identitas dan nilai-nilai yang melekat dalam kehidupan komunitas.

 Setiap elemen yang dilestarikan---mulai dari arsitektur, ornamen, hingga keramik asli yang tersisa---menceritakan kisah masa lalu yang hidup di dalam ingatan kolektif masyarakat.

Pelestarian Gereja Santo Mikael mencerminkan kepedulian terhadap sejarah dan penghormatan akan budaya, yang menjadikannya bagian penting dari warisan lokal.

 Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, khususnya pada pasal yang membahas tentang bangunan cagar budaya, yang menyatakan bahwa "bangunan cagar budaya adalah bangunan yang memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan." Gereja Santo Mikael, sebagai bangunan yang memiliki nilai historis dan budaya yang mendalam, memenuhi kriteria sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan.

Menurut undang-undang tersebut, pelestarian bangunan cagar budaya melibatkan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan bangunan tersebut secara bijak agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. 

Gereja Santo Mikael, dengan segala keunikan arsitektur dan elemen sejarah yang ada, merupakan bagian dari upaya pelestarian tersebut, menjaga hubungan antara masa lalu dan masa depan, serta menghormati kontribusi generasi terdahulu dalam menciptakan warisan yang kaya makna.

Dengan demikian, pelestarian Gereja Santo Mikael bukan hanya tentang melindungi bangunan fisiknya, tetapi juga menjaga dan merawat identitas budaya yang melekat pada bangunan tersebut.

 Ini adalah bagian dari upaya lebih besar untuk menjaga warisan budaya Indonesia yang kaya, sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Cagar Budaya yang bertujuan melindungi nilai-nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam setiap cagar budaya di seluruh Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun