Lahat, Sumatera Selatan -Tanjung Sakti memiliki sejarah yang kaya dan mendalam, terutama dalam hal perkembangan agama Katolik di Sumatera Selatan. Sejak masa kolonial, wilayah ini menjadi pusat utama bagi penyebaran agama Katolik di daerah tersebut.Â
Jejak sejarah yang penting ini terlihat jelas melalui keberadaan dua gereja tertua di Sumatera Selatan, yaitu Gereja Santo Mikael di Desa Pajar Bulan dan gereja di Desa Pagar Jati, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi. Gereja yang didirikan pada tahun 1898 ini masih berdiri kokoh hingga sekarang, mempertahankan sebagian besar arsitektur aslinya yang tetap terjaga dengan baik sebagai saksi bisu perjalanan panjang sejarah.
                                                Â
Gereja Santo Mikael, sebuah bangunan bersejarah di wilayah kota lahat .Sumatera Selatan, menjadi saksi sejarah sejak didirikan pada 19 September 1898. Gereja ini didirikan oleh Pastor Jan Van Kamper SCJ dengan tujuan menyebarkan agama Kristen di Sumatera Selatan. Meskipun terletak di kawasan yang terus berkembang, gereja ini tetap mempertahankan keasliannya sebagai warisan budaya dan religi yang berharga.
Dibangun dengan arsitektur bergaya Kolonial, Gereja Santo Mikael menjadi simbol keindahan dan keuletan dalam melestarikan sejarah. Salah satu elemen paling menonjol dalam gereja ini adalah jendela kaca patri yang dihiasi dengan gambar-gambar tokoh penting dalam penyebaran agama Kristen.Â
Kaca patri ini bukan hanya sekadar elemen dekoratif, tetapi juga sarana visual yang menggambarkan sejarah kekristenan melalui representasi figur-figur sejarah yang menjadi pelopor penyebaran agama tersebut.Â
Setiap jendela memuat ilustrasi mendetail yang menggambarkan peristiwa penting dalam perkembangan agama Kristen, menggabungkan simbolisme agama dengan penghormatan terhadap tokoh-tokoh besar dalam sejarah ger
Gereja Santo Mikael menampilkan pesona arsitektur kolonial yang memikat dan anggun. Atap gentengnya berwarna merah gelap, memberikan kesan kokoh dan elegan, dikelilingi oleh pinggiran berwarna cokelat tua yang mempertegas karakteristik bangunan bersejarah ini.Â
Dinding-dinding gereja yang terbuat dari kayu bercat putih polos memberikan kesan bersih dan sederhana, mencerminkan suasana tenang yang cocok untuk beribadah. Pada bagian bawah dinding, terdapat hiasan batu alam berwarna hitam yang berpadu dengan warna abu-abu, menambah kesan alami dan memberikan tekstur yang memperindah bangunan.