Mohon tunggu...
Parhusip
Parhusip Mohon Tunggu... -

Sailing Buddha

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

[Foto] Sejenak di Pelabuhan Muara Angke

10 Oktober 2013   15:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:43 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Posisi yang menguntungkan memudahkan ku untuk mengambil beberapa foto. Gambar yang bercerita bagaimana keadaan Pelabuhan Muara Angke pada 5 Oktober 2013.

Pelabuhan Muara Angke merupakan titik keberangkatan menuju pulau-pulau di  Kepulauan Seribu bagi mereka yang mengaku "budgeted travelers" huahahhaha. Dengan uang sekitar Rp 70.000, kamu sudah mendapatkan tiket kapal kayu pp, Pelabuhan Muara Angke-Pulau Tidung. Harga sangat jauh berbeda kalau berangkat dari Marina Ancol, setidaknya kamu harus merogoh kocek sekitar Rp 300.000 untuk tiket speedboat, pp. Ada harga ada rupa. Perjalanan dari Pelabuhan Muara Angke-Pulau Tidung misalnya memakan waktu 2.5 jam sedangkan dari Marina Ancol 1 jam. Kalau kamu dari Pelabuhan Muara Angke, maka siap-siaplah berjejal di dalam kapal dengan hembusan angin cepoi-cepoi. Speedboat dari Marina Ancol, ada AC, duduk nyaman di bangku penumpang yang empuk.

Adalah lebih baik bisa merasakan kedua jenis kapal ini.

***

Sekilas Pelabuhan Muara Angke

Sejarah Pelabuhan Muara Angke ini mempunyai tiga versi. Dikutip dari Wikipedia.co.id, berikut 3 versi Pelabuhan Muara Angke

  1. Muara Angke adalah wilayah hilir dan kuala dari Kali Angke. Sedangkan kali atau sungai ini diperkirakan dinamai menurut nama seorang panglima perang Kerajaan Banten, yakni Tubagus Angke (Tubagus atau Ratu Bagus adalah gelar kebangsawanan kerajaan Banten). Sekitar awal abad ke-16, Kerajaan Banten mengirim pasukannya untuk membantu Kerajaan Demak yang sedang menggempur benteng Portugis di Sunda Kelapa (Jakarta sekarang). Sungai di mana pasukan Tubagus Angke bermarkas kemudian dikenal sebagai Kali Angke dan daerah yang terletak di ujung sungai ini disebut Muara Angke.
  2. Menurut Alwi Shahab, salah seorang penulis dan budayawan Betawi , kata "angke" berasal dari bahasa Hokkian, yakni "ang" yang berarti merah dan "ke" yang berarti sungai atau kali. Hal ini terkait dengan kejadian tahun 1740, saat Belanda membantai 10.000 orang Tionghoa di Glodok, yang membuat warna air Kali Angke yang semula jernih menjadi merah bercampur darah.
  3. Menurut budayawan Betawi Ridwan Saidi, kata "angke" berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta, "anke", yang berarti kali yang dalam.

***

Penasaran nggak sih posisi menguntungkan itu dimana? Di atap kapal.

Foto ini adalah dokumen pribadi dan  diambil sebelum berangkat ke Pulau Harapan. Enjoy!

[caption id="attachment_293733" align="aligncenter" width="389" caption="penumpang di atap kapal lainnya, zzz..."][/caption]

[caption id="attachment_293732" align="aligncenter" width="389" caption="duit tukang gorengannya banyak lho, hi hi hi"]

13813919651937685555
13813919651937685555
[/caption] [caption id="attachment_293731" align="aligncenter" width="389" caption="sila dipilih-pilih kaca mata hitamnya mas"]
1381391730540484100
1381391730540484100
[/caption] [caption id="attachment_293742" align="aligncenter" width="389" caption="handukk..handuk..handukk..."]
13813938811737911688
13813938811737911688
[/caption]

[caption id="attachment_293744" align="aligncenter" width="389" caption="mangga...mangga...mangganya Neng"]

13813940701332403800
13813940701332403800
[/caption] [caption id="attachment_293746" align="aligncenter" width="389" caption="keramaian"]
13813942371229338129
13813942371229338129
[/caption]

Jakarta, 5 Oktober 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun