Mohon tunggu...
Parhusip
Parhusip Mohon Tunggu... -

Sailing Buddha

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bayang Diri

26 Juni 2012   14:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:30 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut saya, cerita ini lucu. Kisah ini masih berkaitan dengan Pangeran Narcissus. Tahu Pangeran Narcissus kan? Itu lho, seorang Pangeran  dalam mitologi Yunani yang sangat mencintai dirinya.  Pangeran rupawan yang suka memandangi bayangan dirinya pada sebuah kolam. Dia terus melihat pantulan dirinya sampai mati (Mungkin ini alasan mengapa Narcissus mati, dia lupa makan saking asyiknya mengangumi dirinya sendiri). Namun bukan karna kemungkinan Narcissus lupa makan makanya kisah ini lucu.

Setelah Narcissus meninggal, seorang dewi turun ke bumi. Dia diperintahkan sang dewa untuk menghibur hati kolam yang sedang bersedih akibat kematian Narcissus.

"Aku turut berduka cita atas kematian Narcissus, wahai Kolam yang Cantik?"

"Ya, aku begitu kehilangan" jelas kesedihan terdengar dari tutur kata sang Kolam yang Cantik

"Narcissus begitu tampan sayang dia sangat bodoh sampai-sampai dia tidak mengenali bahwa pantulan itu adalah dirinya sendiri. What a pity!

Kolam yang Cantik tidak menanggapi perkataan Sang Dewi

"Ngomong-ngomong apa yang membuat kamu begitu kehilangan?"

"Aku tidak dapat lagi memandangi betapa cantiknya diriku di mata Pangeran Narcissus" jelas Kolam yang Cantik.

Pangeran Narcissus melihat betapa bayang wajahnya begitu menawan pada kolam dan kolam melihat betapa cantiknya pantulan dirinya di mata Pangeran.

[caption id="attachment_197225" align="aligncenter" width="448" caption="@Ancol"][/caption]

[caption id="attachment_197226" align="aligncenter" width="448" caption="@Ancol"]

13407195761527401092
13407195761527401092
[/caption]

[caption id="attachment_197228" align="aligncenter" width="448" caption="@Ancol"]

13407196761239279664
13407196761239279664
[/caption]

nb: Cerita di atas adalah plesetan dari cerita yang sebenarnya. Untuk membaca kisah yang asli, silahkan baca disini

Jakarta, Juni 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun