Mohon tunggu...
Nez Dwyn
Nez Dwyn Mohon Tunggu... Lainnya - السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ saya Inez

Bismillah. Berusaha untuk tak ketergantungan nasi. Mau toleran ke karbohidrat lain. Semoga tetap sehat walafiat, manfaat, rizki lancar berkah selalu ya teman-teman. Semoga selalu berada di jalan yang diridhoi-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hujan, Cikungunya, Walet

30 April 2015   17:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi lemas sekali. Sabtu pagi ini ada yang tak beres. Mandi sore kemarin Jumat aku kedinginan luar biasa. Air dingin di kamar mandi biasanya untuk aku mandi tak sedingin biasanya. Pori-pori kulit menolak untuk mandi lebih lama. Bangun pagi hari Sabtu mandi air dingin biasa lagi tapi tak menggigil seperti kemarin. Kepala lebih pusing. Sendi lutut semakin sakit, dan semua sendi ikut sakit, terutama lutut dan lengan. Sulit menekuk sendi lama-lama, berdiri rasanya cepat-cepat ingin duduk lagi. Kupaksakan keluar membawa sepeda, biarpun sakit aku ingin merasakan pagi sejuk dengan bersepeda.

Jam 7 aku sampai rumah lagi, tiduran setelah aku ijin untuk absen hari ini. Kepala sangat berat, badan lemas, sendi sakit. Sarapan, aku hanya sempat membuat segelas sereal instan. Tertidur dua sampai tiga jam, mau bangun tapi rasa sakit di sendi semakin menyulitkanku bergerak. Siang itu aku ke dokter. Diagnosa menyatakan aku kena cikungunya. Tensi rendah sekitar 90. Obat kuterima. langsung kuminum setelah makan siang. Ya Allah, tak pernah rasanya semenderita itu mau bergerak sangat sakit, seperti apa ya, mesin yang kehabisan oli? sulit digerakkan. Setelah fogging, aku malah sakit sakit, saat aku menulis ini, aku hampir pulih. Papa tampaknya malah giliran tertular penyakit karena gigitan nyamuk itu. Moga tak ada korban lagi.

Paman yang datang tadi malam bertanya apakah di dekat  RT ini ada rumah / sarag burung walet? Papa jawab ada. Bahkan gedung tinggi di tepi jalan kebanyakan memang jadi sarang walet. Paman menjawab itulah yang menyebabkan wabah cikungunya merajalela sampai menyerang beberapa keluarga di beberapa RT kami.

Sedikit kaget ternyata seperti itu wah wah wah., sarang walet berpotensi dan bisa jadi sumber penyakit cikungunya. Ini jadi bahan pelajaran juga bagi Anda yang rumahnya dekat dengan sarang walet, atau tempat yang airnya menggenang tak mengalir, waspada penyakit akan menyerang Anda. Apalagi jika kebersihan tempat tak dijaga, nyamuk semakin merajalela. Jangan lupa jaga kesehatan :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun