Mumpung hujan nyanyi sebentar.
Tik tik tik bunyi hujan di atas genting,
airnya turun tidak terkira
cobalah tengok dahan dan ranting
pohon dan kebun basah semua.
Lirik tadi diambil dari lagu Tik-tik Bunyi Hujan ciptaan Bu Soed. Sudah tiga jam lebih air tumpahan dari langit tak kunjung reda. Seperti masih banyak simpanan air di atas, mendung masih rata menutup birunya langit. Gemuruh sahut-menyahut, menandakan hebatnya reaksi fisika di atmosfer sana.
Bulan April yang sudah di ujung akhir ini masih sering hujan. Biasanya hujan akan turun setelah siang saat matahari tergelincir. Paling sering adalah di waktu malam. Peristiwa turunnya hujan di bulan ini membawa berita yang sama sekali tak menyenangkan di lingkungan tempatku tinggal.
Pekan-pekan bulan April 2015, banyak warga jatuh sakit. Sakit yang serupa. Gejalanya sama. Maka pasti penyebabnya juga sama. Dari gejalanya, mereka merasakan sakit teramat sangat di sendi-sendi mereka, jadi sulit bergerak. Kabarnya itu adalah penyakit cikungunya.
Hari Jumat terakhir bulan April rumah-rumah di sekitar RT tempat tinggalku di-fogging. Jam setengah 8 aku mampir rumah yang ternyata belum disemprot karena rumah masih terkunci. Aku tak tahu tentang pemberitahuan atau pengumuman jika lingkungan RT dan sekitarnya akan di-fogging (mungkin hanya aku yang tak tahu karena pagi-pagi sekali sudah pasti aku keluar rumah bersepeda, sebelum datang pengumuman itu dari speaker mushola) Beruntung aku mampir rumah dulu sebelum keluar rumah lagi, jadi kunci aku buka agar rumah bisa segera kena fogging.
Setelah rumah disemprot aku kunci lagi, lalu pergi ke rutinitas dengan sepedaku lagi. Siang hari lututku sakit, mungkinkah ini karena aku setiap hari bersepeda, di jalan yang tak bisa dikatakan rata. Menjelang sore lalu sampai malam, sakit di sendi lutut tak kunjung hilang. Sampai esok hari Sabtu tiba.