Mohon tunggu...
Ikankoi Semarang
Ikankoi Semarang Mohon Tunggu... -

casual, simpel, low profile

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ketidakadilan dalam Sepakbola

10 Juli 2012   06:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepakbola adalah sebuah olah raga yang dimainkan secara tim. Tiap tim terdiri dari 11 orang. Olah raga ini sangat populer di seluruh dunia, kecuali di Amerika Serikat. Entah kenapa di negeri Paman sam tersebut, sepakbola tidak lebih terkenal dari pada American Football. Saya tidak akan membahas tentang itu.

Sama dengan olahraga lain, sepakbola juga menjunjung sportifitas. Setiap pelanggaran ada hukumannya, bahkan jika pelanggaran tersebut bisa mengarah ke mencederai lawannya, pemain yang mencederai tersebut bisa mendapatkan kartu kuning atau bahkan kartu merah, yang berarti juga harus meninggalkan lapangan. Saat ini, asisten wasit juga di tambah, kalau dulu wasit dibantu asisten wasit yang bertugas di sisi lapangan, sekarang ada asisten wasit di sebelah gawang. Tujuannya agar tidak ada salah satu tim yang dirugikan karena gol yang dianulir, padahal bola jelas-jelas sudah masuk gawang.

Sebenarnya saya ingin memposting tulisan ini sesaat setelah pertandingan final bereakhir, tetapi karena tidak ingin dianggap sebagai pendukung Italia, maka posting ini saya post-kan saat ini saja. Bukan bermaksud apa-apa, hanya ingin bicara tentang sportifitas.

Masih ingat pertandingan final euro 2012 dua minggu yang lalu? Pertandingan yang akhirnya dimenangkan oleh Spanyol setelah menghempaskan Italia 4-0 tanpa balas tersebut menurut saya ada sesuatu yang mengganjal, yaitu ketidakadilan, yang berarti juga tidak menjunjung sportifitas. Masih bingung apanya yang tidak sportif? Menurut saya, ketika Motta keluar lapangan karena cidera, inilah yang saya sebut ketidakadilan. Otomatis, setelah Motta keluar lapangan, Italia bermain hanya 10 orang.

Motta keluar lapangan bukan karena mendapatkan kartu merah. Dia tidak bisa diganti karena jatah pergantian pemain telah habis. Menurut saya, walaupun jatah pergantian pemain telah habis, jika ada pemain yang cidera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan, harusnya dia bisa diganti karena dia keluar bukan mendapatkan kartu merah tetapi cidera. Itulah yang menurut saya sportif.

Pedoman FIFA hanyalah jatah maksimal pergantian pemain. Jadi, misalkan tiba-tiba pemain tim A ada tiga pemainnya cedera sedangkan jatah pergantian pemain telah habis, maka tim A harus bermain dengan 8 orang. Ini merugikan tim A, dan ini yang saya sebut ketidakadilan dalam sepakbola.

Saya berharap suatu saat, jika ada pemain cidera dan tidak bisa melanjutkan bermain, walaupun jatah pergantian telah habis, saya harap pemain cidera tersebut bisa diganti pemain lain.

sumber : khoiri.web.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun