Pada tanggal 3 September kemarin, pemerintah resmi menaikkan harga BMM . Kebijakan pemerintah Indonesia menaikkan harga  BBM dengan alasan karena sekitar 70% subsidi BBM dinikmati kelompok masyarakat mampu.
Menteri ESDM Arifin Tasrif  menjabarkan penyesuaian harga BBM terbaru  yakni sebagai berikut:
- Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter
- Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter
- Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter
Lantas apa sajakah dampak kenaikan harga BBM bagi perkonomian?
 Menurut Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute menilai, kebijakan pemerintah menaikkan  harga BBM bersubsidi akan sangat memberatkan kehidupan rakyat. Pasalnya kenaikan harga BBM ini pasti akan langsung di ikuti dengan  kenaikan harga komoditas kehidupan lainnya.
"Langkah pemerintah ini sungguh kejam di tengah kondisi masyarakat yang berada di bawah tekanan ekonomi yang sulit dan daya beli yang masih relatif rendah pemerintah dengan tega menaikkan harga BBM," kata Achmad.
Bagi salah satu pengamat ekonomi Sultra, Syamsul Anam menjelaskan ada beberapa dampak kenaikan harga BBM kepada harga jual aneka macam barang dan jasa terutama kebutuhan pokok.
"Masalahnya kenaikan aneka macam kebutuhan ini juga akan berimplikasi terhadap menurunnya kemampuan beli dari warga sehingga berpotensi menurunkan konsumsi secara agregat," kata Syamsul
Lantas apa saja yang di rasakan para pelaku UMKM khususnya di daerah Kendari?
"Biasanya dalam sehari rata-rata omsetnya itu sekitar Rp.400.000 Â per hari."Kata Bu Khalifah, seorang pedagang Somay dan tahu goring di sekitar kampus IAIN Kendari.
Ia juga mengatakan bahwa kalau dagangannya habis biasanya ia bisa menghasilkan Rp.600.000 per harinya. Namun semenjak pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, ia membatasi jangkauan tempatnya berjualan.