Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Memenangkan Persaingan Penjualan Buah di Pasar Tradisional dengan Penggunaan Teknologi Internet

7 Mei 2024   11:00 Diperbarui: 7 Mei 2024   11:03 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar tradisional seringkali dianggap ketinggalan zaman dalam era digital ini. Namun, kisah adik saya membuktikan sebaliknya. Dengan memanfaatkan teknologi internet, dia berhasil mengubah paradigma usaha penjualan buah di pasar tradisional menjadi lebih modern dan berdaya saing.

Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dunia usaha. Banyak orang kehilangan pekerjaan mereka, termasuk adik saya. Setelah bertahun-tahun bekerja di bank, adik saya memutuskan untuk keluar karena tekanan di tempat kerjanya yang makin tak masuk akal. Ia mengambil langkah berani untuk meneruskan usaha keluarga kami dalam penjualan buah di pasar tradisional. 

Keputusan adik saya ini tidaklah mudah, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit akibat pandemi. Namun, dia memiliki keyakinan bahwa dengan inovasi yang tepat, usaha tersebut bisa berkembang dan bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Salah satu langkah pertama yang diambil adik saya adalah dengan mengubah cara berkomunikasi dan bertransaksi dalam usaha tersebut. Ayah kami, yang sebelumnya mengelola usaha penjualan buah khusus semangka dengan cara konvensional, hanya mengandalkan telepon biasa untuk berkomunikasi dengan supplier dan pelanggan. Namun, adik saya memanfaatkan teknologi internet untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi.

Pertama-tama, adik saya mencari informasi dan kontak baru dari supplier buah melalui internet. Dia tidak lagi terpaku pada buah semangka saja, juga tidak lagi berpatokan pada supplier yang sama. Namun, ia mencari opsi lain yang dapat memberikan harga dan kualitas yang lebih baik. 

Dengan cara ini, adik saya berhasil mendapatkan pasokan buah yang lebih beragam dan berkualitas. Bila sebelumnya usaha tersebut hanya mengandalkan penjualan semangka atau melon, di tangan adik, penjualan buah menjadi lebih beragam. Buah-buahan yang ada di Rafa Buah bisa beraneka ragam, mulai dari buah lokal atau import.

Selain itu, adik saya juga menggunakan platform-platform digital seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Dia membuat akun-akun resmi untuk usaha keluarga kami dan aktif mempromosikan produk-produk kami melalui media sosial. Strategi pemasaran ini terbukti efektif, karena mampu menjangkau lebih banyak konsumen potensial dan meningkatkan penjualan secara signifikan.

Selain berkomunikasi dengan pelanggan, adik saya juga memanfaatkan teknologi internet untuk meningkatkan efisiensi dalam proses transaksi. Dia mulai menggunakan layanan pengiriman barang untuk mengantarkan buah-buahan kepada pelanggan yang tidak bisa datang ke pasar secara langsung. Dengan demikian, pelanggan bisa memesan buah-buahan dari toko kami dengan lebih mudah dan nyaman.

Namun, tidak hanya itu saja. Adik saya juga melakukan riset pasar untuk mengetahui kebutuhan dan preferensi konsumen. Dia menyadari bahwa selama ini usaha keluarga kami hanya fokus pada penjualan buah-buahan segar, tanpa memperhatikan permintaan khusus atau tren pasar yang sedang berkembang. 

Sumber gambar: Instagram @rafabuahlamongan
Sumber gambar: Instagram @rafabuahlamongan

Oleh karena itu, dia mulai menawarkan layanan parsel buah untuk acara-acara spesial seperti perayaan Ramadan dan Idul Fitri. Inovasi ini ternyata sangat diminati oleh pelanggan, sehingga berhasil meningkatkan pendapatan usaha kami.

Selain itu, adik saya juga aktif menggunakan layanan Google Maps untuk memudahkan pelanggan dalam menemukan lokasi toko kami di pasar. Dia juga memanfaatkan Google Ads untuk meningkatkan visibilitas toko kami dalam hasil pencarian online. Dengan cara ini, toko kami menjadi lebih mudah ditemukan oleh konsumen yang sedang mencari buah-buahan segar di daerah Lamongan.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adik saya adalah akses internet yang terbatas di pasar tradisional. Meskipun sudah ada jaringan internet di sekitar pasar, namun seringkali sinyalnya tidak stabil atau bahkan tidak tersedia sama sekali. Oleh karena itu, adik saya berencana untuk memasang jaringan internet sendiri di kios kami agar bisa lebih mandiri dalam mengelola usaha.

Dengan segala tantangan dan hambatan yang dihadapi, kisah sukses adik saya membawa inovasi ke pasar tradisional ini memberikan inspirasi bagi banyak orang. Dia membuktikan bahwa dengan kemauan dan kreativitas, usaha di pasar tradisional pun bisa berkembang dan bersaing dengan bisnis modern lainnya. Inovasi tidak mengenal batas, dan bisa dilakukan oleh siapa saja, di manapun mereka berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun