Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Into The Wild, Film yang Membuat Saya Berpikir Ulang untuk Menjadi Soliter

1 April 2024   15:41 Diperbarui: 1 April 2024   15:43 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: wikipedia dot com

Jangan sampai anak ada di titik membentuk idealismenya sendiri berdasarkan informasi dari pihak lain. Sementara, ia tidak didampingi untuk menerjemahkan makna informasi tersebut.

Renungan Panjang, Apakah Saya Berani Punya Nasib Seperti Christopher McCandless

Nah, inilah titik paling wah bagi saya dari sepanjang menyaksikan Film Into The Wild. 

Iya sih, awalnya McCandless bahagia banget saat akhirnya berada di titik kehidupan yang ia impikan. Sendirian, sehari-hari berkutat dengan perenungannya. 

Tokoh asli Christopher McCandless. Sumber gambar: Newyorker dot com
Tokoh asli Christopher McCandless. Sumber gambar: Newyorker dot com

Ia juga bebas dari tuntutan standar nilai di masyarakat yang kebanyakan memandang materi sebagai sesuatu yang patut diperjuangkan dan dibanggakan.

Tapi, kalau akhirnya hidup mengenaskan, kok ya saya nggak mau ya. Juga saat McCandless akhirnya sadar, walau bagaimanapun orangtua yang ia anggap gila harta itu, toh ya itu tetap keluarganya, orang-orang yang mencintainya meski ya caranya dengan melimpahi harta itu tadi.

Jadi pikir saya, oke, saya bisa merasa sendiri dengan idealisme, bisa menyendiri dari gegap gempita kehidupan dunia. 

Tapi, tidak perlu lah selamanya. Apalagi sampai pamit seperti di lagunya Eddie Vedder yang paling saya suka dari backsound film ini.

"Society, crazy indeed. I hope you're not lonely without me."

Boleh kita tidak setuju dengan apa yang menjadi standar umum masyarakat. Tapi tidak kemudian membuat kita menjadi soliter dan hidup jauh dari peradaban. Apalagi sampai telat menyadari sesuatu yang berharga namun sudah kita tinggalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun