Beberapa hari yang lalu saat mendengar ceramah di Masjid Namira Lamongan, Ustad Abu Aslam yang menjadi penceramah waktu itu sempat menyinggung tentang keutamaan sedekah. Menurutnya, sedekah adalah salah satu amalan di bulan ramadan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam ceramahnya, ia bercerita tentang bagaimana Rasulullah bersedekah di bulan ramadan. Jumlahnya jauh lebih besar dari hari-hari biasanya.
Ustad Abu Aslam juga mengajak para jamaah untuk mendoakan Bapak Helmy Riza, pendiri Masjid Namira serta para pengurus takmir masjid. Masjid Namira yang makin besar dan berkembang dari waktu ke waktu adalah bukti bagaimana berjalannya kekuatan sedekah yang dilakukan Bapak Helmy dan keluarga, para pengurus takmir Masjid Namira, serta relawan yang ada selama ini.
Selama bertahun-tahun, Masjid Namira selalu mengadakan buka puasa bersama dengan makanan gratis bagi siapapun yang berbuka di sana. Kurma dengan kualitas bagus pun sampai didatangkan berton-ton banyaknya untuk kegiatan berbuka puasa.
"Juga jangan remehkan satu dus cup air mineral ini ya Bapak Ibu. Isi satu kardus ini ada 48 cup. Kalau diminum oleh 48 orang yang berbuka puasa, masyaAllah, kita dapat ganjaran dari puasanya 48 orang," ujar Ustad Abu Aslam.
Menyimak ceramah tersebut membuat saya berpikir, ah, rasanya ingin banyak bersedekah di bulan ramadan. Namun apa daya, kondisi ekonomi kami akhir-akhir sedang mendapat ujian.Â
Bukan ingin mengeluh. Namun justru dari ujian tersebut saya jadi sadar, Allah selalu memberikan pertolongan terutama untuk anak-anak, ketika kondisinya saya dan suami tak memegang uang sama sekali.
Ah, mari kembali membahas tentang sedekah. Saat inginnya meraih keberkahan dari sedekah, lantas bagaimana jika kondisinya kita sedang minim harta?
Berbagai Dalil tentang Sedekah yang tak Hanya Berupa Harta
Karena penasaran saya pun mencari tahu, bagaimana agar tetap bisa banyak bersedakah di bulan ramadan.
Saya memulai pencarian di internet tentang ayat atau hadis tentang sedekah. Dari beberapa ayat dan hadis tersebut, barulah saya ketahui, ternyata banyak cara untuk bisa tetap bersedekah meskipun kita sedang minim harta.
1. Doa bagi mereka yang sudah berzakat dalam surat At-Taubah ayat 103
Dalam surat dan ayat tersebut, Allah memerintahkan untuk mengambil zakat dari harta untuk mensucikan dan membersihkan diri.Â
Allah pun berpesan untuk mendoakan mereka yang sudah berzakat. Karena, doa tersebut bisa memberikan ketentraman untuk mereka.
Ayat ini membuat saya jadi sadar, saat menerima banyak kebaikan dari orang lain yang sudah bersedekah untuk kita, maka jangan hanya mengucapkan terima kasih. Tetapi, kita perlu juga untuk mendoakan kebaikan bagi mereka yang sudah menyisihkan hartanya tersebut.Â
2. Doa adalah sedekah untuk diri kita sendiri
Tak hanya membalas kebaikan orang yang sudah menyisihkan hartanya untuk kita. Ternyata, doa untuk mereka pun bisa menjadi sedekah dari kita.
Hal ini disebut dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari, Muslim, dan yang lainnya. Hadis ini menceritakan tentang tanya jawab antara Abu Dzar dengan Rasulullah SAW.
Suatu ketika, Abu Dzar bertanya pada Rasulullah, tentang pekerjaan apa yang paling utama. Rasulullah lalu menjawab bahwa iman kepada Allah serta jihad di jalanNya itulah pekerjaan yang paling utama.
Abu Dzar lalu bertanya lagi tentang mana yang paling utama jika dibandingkan dengan memerdekakan hamba sahaya. Kembali Rasulullah menjawab, bahwa yang paling mahal harganya serta yang paling berharga di tengah keluarganya, itulah yang paling utama.
Namun Abu Dzar bertanya lagi Bagaimana jika ia tidak bisa melakukan semua hal tersebut. Rasulullah menjawab bahwa Abu Dzar bisa membantu orang yang kehilangan serta berbuat kebaikan pada orang yang bodoh.
Namun ternyata Abu Dzar masih bertanya lagi, bagaimana jika ia masih juga belum bisa melakukan semua hal tersebut. Jawaban pungkas dari Rasulullah adalah, Abu Dzar bisa mendoakan manusia supaya terhindar dari keburukan. Doa ini termasuk bisa menjadi sedekah untuk Abu Dzar sendiri.
Riwayat hadits ini mengingatkan saya tentang bagaimana doa yang kita ucapkan pada orang lain, akan diaminkan oleh para malaikat, dan doa tersebut kembali pada diri kita sendiri.
3. Amal sedekah pada tasbih, tahmid, dan istri sendiri
Dalan riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ad Darimi, Rasulullah pernah mengatakan bahwa Allah menjadikan bacaan tasbih dan tahmid yang kita ucapkan, nilainya sama seperti sedekah. Termasuk memenuhi syahwat pada istri
4. Sedekah dengan salat dhuha
Dalam hadis riwayat Muslim, Abu Dzar meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah bersabda tentang adanya kewajiban sedekah setiap pagi pada setiap ruas tulang seseorang.
Tak hanya itu, saat kita mengucap tasbih, tahmid, tahlil, serta takbir, semua itu juga bagian dari sedekah. Termasuk mencegah kemungkaran.Â
Namun kata Rasulullah, semua itu bisa tercukupi dengan salat dua rakaat di waktu dhuha yang dikerjakan oleh seseorang.
Banyak Cara untuk Tetap Bersedekah di Bulan Ramadan
Dari semua ayat dan dalil tentang sedekah, saya jadi sadar bahwa Allah tidak memandang sedekah hanya berupa harta. Namun karena sekarang ini adalah bulan ramadan, ya memang, bisa bersedekah bagi orang yang berpuasa menjadi amalan yang besar pahalanya.
Tapi saya ingat dari beberapa kajian yang pernah saya ikuti, penceramahnya mengatakan bahwa Allah itu tidak menilai sesuatu berdasarkan kuantitas. Namun Allah melihat berdasarkan kualitas amalan kita. Dan yang terutama adalah niat.
Jadi yuk, gaspoll saja bersedekah dengan apapun caranya.Â
Adanya cuma duit receh, ya kita masukkan kotak infak. Bisanya sedekah dua ribu rupiah lewat e-wallet, ya ayo kita rutinkan sebagai sedekah subuh.
Biasanya salat dhuha dan dzikir, ya ayo kita lakukan. Bahkan jika kita mampunya hanya berdoa, ya ayo kita doakan kebaikan pada siapapun. Â
Apalagi doa untuk mereka yang sudah bersedekah pada kita sehingga kita punya makanan dan minuman untuk berbuka. Orang-orang ini memang tak lagi butuh harta karena kondisinya yang sudah berkecukupan. Tapi bisa jadi, mereka tetap butuh doa dari kita agar selalu sehat, selamat, dan bahagia.
Seperti hadis yang tadi sudah saya tuliskan. Sesungguhnya doa yang kita berikan pada orang lain, akhirnya juga akan kembali pada kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H