Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mereka yang Menjaga Laut, Mereka yang Mendapat Manfaat dari Laut

30 Agustus 2023   08:28 Diperbarui: 30 Agustus 2023   08:31 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan menanam mangrove. Sumber foto: Instagram @andespindeepwestsumatera

Alam akan memberi apa yang telah kita jaga dari mereka.

Sepertinya itulah yang kini dirasakan masyarakat di Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Masyarakat bisa mencari kepiting bakau, juga membuat batik dan kopi mangrove.

Semua berawal dari seorang pemuda yang memiliki hobi menyelam. Namanya David Hidayat. Ia memiliki hobi menyelam yang mulai ada sejak ia awal bergabung dengan klub selam di kampus Universitas Hatta.

Sejak tahun 2009, ia mengajak teman-teman kampusnya untuk menyelam di desanya, di Sungai Pinang. Lalu ketika lulus, pemuda yang merupakan alumni Jurusan Perikanan ini pun terpikir untuk kembali ke desanya.

"Karena banyaknya potensi yang harus dikelola di desa," jawabnya saat ditanya mengapa ia memilih kembali ke kampung halamannya.

Sekembalinya ke desa, awalnya ia sendiri yang bergerak melestarikan lingkungan. Terkadang ia mengajak kawan-kawan mahasiswa dari kampusnya dulu. 

Melihat apa yang dilakukan David dan teman-teman mahasiswanya, para pemuda di desanya pun jadi tertarik dengan kegiatan penyelaman. Itulah yang kemudian mengawali terbentuknya ANDESPIN Deep West Sumatra.

Kiprah ANDESPIN Deep West Sumatra dalam Menyelamatkan Lingkungan

Berawal dari hobi. Namun ternyata, banyak hal yang kemudian dilakukan David bersama dengan ANDESPIN Deep West Sumatra.

Di tahun-tahun pertama terbentuk, David dan ANDESPIN Deep West Sumatra lebih banyak melakukan kegiatan penyelaman serta pelestarian untuk menyelamatkan terumbu karang. 

Kegiatan yang dilakukan ANDESPIN di tahun 2017. Sumber foto: Instagram @david_andespin
Kegiatan yang dilakukan ANDESPIN di tahun 2017. Sumber foto: Instagram @david_andespin

Saat ditanya berapa banyak yang sudah diselamatkan, sering David mengaku tidaklah banyak. Menurutnya yang terpenting adalah prinsipnya untuk membantu. 

Sedangkan untuk menambah penghasilan masyarakat, David dan masyarakat mengisi waktu di malam harinya dengan mencari kepiting bakau sebagai kegiatan sampingan. Hasilnya ternyata lumayan banyak dan bisa dijual.

"Hasilnya sudah nampak dapat belanja harian sesuai dengan kerja mereka, bayar dari hasil kegiatan," terang David 

Selain kepiting, para pemuda di ANDESPIN Deep West Sumatra juga mendapatkan penghasilan tidak langsung dari dana CSR perusahaan. Misanya jika ada perusahaan memiliki CSR menanam mangrove, maka para pemuda dari ANDESPIN Deep West Sumatra yang menyiapkan bibitnya. 

Desa Sungai Pinang sendiri saat sebelum tahun 2017 dulu, sebetulnya masih dikategorikan sebagai desa. David mengaku desanya saat itu sulit untuk dijangkau baik itu dari akses laut maupun darat.

Semuanya berubah sejak tahun 2015, sejak Presiden Jokowi menjadikan kawasan Mandeh sebagai kawasan wisata bahari. Pada tahun 2017, jalan sudah membaik sehingga akses jalan dari luar menuju ke desanya sudah mulai dimudahkan.

"Pesisirnya indah banget. Jadi objek wisata," aku David yang juga mengaku rumahnya berhadapan dengan ombak. 

Desa tempat David tinggal sebetulnya cukup dekat dengan daerah Kota Padang. Sayangnya, desa yang dulunnya sangat bersih, sekarang ini tidak sebagus dulu karena adanya pengaruh dari kedatangan wisatawan.

Tantangan yang Dihadapi David dan ANDESPIN Deep West Sumatra

Dalam setiap gerakan, masalah dan hambatan memang terkadang kerap ada. Itu juga yang dirasakan David dan kawan-kawannya di ANDESPIN Deep West Sumatra. Uniknya, hambatan tersebut bukanlah karena penolakan atau cibiran masyarakat seperti kebanyakan yang dihadapi kegiatan semacam ini.

David mengaku, hambatan yang ia alami adalah rendahnya SDM di desanya. Misalnya pada gerakan batik dan kopi mangrove sebetulnya hingga kini masih jalan. Namun karena banyak ibu-ibu yang mereka bina kebanyakan tidak tamat SD, makan mereka pun menghadapi kendala dalam pembuatan motif batik. 

Kegiatan menanam mangrove. Sumber foto: Instagram @andespindeepwestsumatera
Kegiatan menanam mangrove. Sumber foto: Instagram @andespindeepwestsumatera

Hambatan lain yang dialami David dan ANDESPIN Deep West Sumatra adalah pada budidaya rumput laut yang kini tidak berjalan lagi. David mengaku prosesnya sering gagal karena dimakan penyu. 

Jadi, rumput laut adalah makanan yang disuka oleh para penyu. Karena itulah, David pun bingung karena ia juga harus merawat penyu yang ada. Akhirnya, budidaya rumput laut pun hingga kini tidak berjalan lagi. 

David dan Penghargaan SATU Indonesia Award 

Menjaga kemungkinan yang bisa kita jaga, sesimpel itu jika ditanya apa cita-cita David dan ANDESPIN Deep West Sumatra. "Agar kerusakaannya tidak masif," imbuh David.

Sumber foto: website satu-indonesia.com
Sumber foto: website satu-indonesia.com

Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah dengan melestarikan yang dulunya lahan kritis lalu mereka reboisasi kembali. Kalau kegiatannya membutuhkan tenaga lebih dari anggota kelompok biasanya David dan para pemuda lainnya melibatkan masyarakat. Bahkan hingga kaum ibu-ibu pun turut membantu.

Sebetulnya sejak tahun 2009, David sudah melakukan usaha konservasi dengan mengajak teman-temanya mahasiswa ke Sungai Pinang. Kemudian dengan ANDESPIN Deep West Sumatra di Desa Sungai Pinang sudah berjalan sejak 2014. 

"Tapi lebih fokus di 2014 sampai 2018 masih acak-acakna. Dimana kita suka, di situ kita tanam," ujar David. 

Barulah pada tahun 2019, mereka mendapat ketetapan lokasi melalui BPSPL atau Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Padang serta Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk dijadikan kawasan konservasi.

Sejak itulah kegiatan mereka lebih fokus kepada lokasi yang telah ditetapkan. Lokasi untuk terumbu karang sendiri ada sekitar 4 hektar. David dan ANDESPIN Deep West Sumatra bekerja rutin sebulan sekali melakukan monitoring perawatan serta pengecekan di mana lokasi termbu karang yang mengalami kerusakan dan butuh perbaikan

Saat kondisi terumbu karang bagus, hutan bakau bagus, tentunya akan berpotensi positif bagi masyarakat juga.

Selain kegiatan konservasi, David dan ANDESPIN Deep West Sumatra juga melakukan edukasi serta pemberdayaan masyarakat. Salah satunya dengan pendirian rumah literasi di base camp ANDESPIN Deep West Sumatra. 

Karena di sekitar basecamp banyak anak-anak yang bermain sepulang sekolah, bermain surfing, dekat dengan pantai, David lantas mengajak anak-anak untuk membaca buku-buku terkait ligkungan

Karena itulah, apa yang dilakukan David dan ANDESPIN Deep West Sumatra ini pun pada akhirnya membuat David meraih penghargaan dari SATU Indonesia Awards. Aksi David dalam bidang konservasi alam, edukasi, hingga pemberdayaan masyarakat cukup membawa banyak dampak positif bagi alam dan masyarakat sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun