Suatu ketika saat saya dan keluarga melakukan perjalanan menuju Pantai Dalegan yang ada di Gresik, tanpa sengaja, kami melihat sebuah bangunan berbentuk kapal yang sangat besar. Saat kami dekati, rupanya bangunan tersebut adalah sebuah masjid.
Arsitekturnya cukup bagus, menyerupai kapal, dengan bentuk jendela yang juga dibuat mirip seperti bentuk kapal. Uniknya, bentuk bangunan yang dibuat menyerupai perahu besar ini membuat masjid ini tidak memiliki kubah atau menara seperti laiknya masjid pada umumnya.Â
Karena itulah sewaktu awal melewati bangunan ini, kami tidak menyangka jika bangunan yang menyerupai perahu besar ini adalah sebuah masjid. Namun jika kita memasuki masjid ini, barulah kita melihat interior bangunan yang memang seperti masjid pada umumnya, yaitu keberadaan mihrab atau area untuk tempat berdirinya imam shalat.
Nama masjidnya adalah Masjid Jami' Abdulhmid Alfaqih. Lokasinya berada di Jalan Bangsalsari, Mulyasari, Banyuurip, Ujungpangkah, Gresik. Masjid yang dibangun tahun 2018 ini berjarak sekitar 40 km dari pusat kota Gresik dengan waktu perjalanan sekitar satu jam lebih.Â
Rupanya selain keunikan bentuk bangunannya yang terlihat dari luar, masjid yang terletak di perkampungan daerah pesisir utara Jawa Timur ini memiliki beberapa nilai sejarah dan filosofinya, lho!
1. Nama masjid berasal dari nama ulama salah satu pendiri NU
Dinamai Abdulhamid Alfaqih karena masjid ini sengaja dibangun untuk mengenang keberadaan tokoh ulama tersebut. Nama asli dari ulama ini adalah KH Abdul Hamid Faqih, yang hidup dari tahun 1896 hingga 1981 Masehi.
Beliau adalah salah satu pendiri NU yang mengusulkah pertama kali nama NU yaitu Nahudlul Ulama, Yang di kemudian hari, berubah namanya menjadi Nahdlatul Ulama.
2. Bentuk bangunan melambangkan alat transportasi KH Abdulhamid Alfaqih
Masjid ini sengaja dibentuk menyerupai perahu untuk mengingat bahwasanya itulah alat transportasi yang digunakan KH Abdulhamid Alfaqih saat beliau bolak-balik dari dan menuju Lamongan, Gresik, atau Surabaya. Perahu tersebut menjadi alat transportasi untuk berdakwah saat menyusuri dan menyeberangi Bengawan Solo.
3. Terlihat tidak luas namun mampu menampung ratusan jamaah
Jika kita masuk ke dalam masjid ini, mungkin akan terasa jika masjid ini tidak seberapa luas. Karena memang, luas masjid ini hanya berukuran 27 x 13 meter persegi. Namun karena dibuat dua lantai, masjid ini bisa menampung jamaah sekitar 250 orang.
Yang saya suka dari masjid ini, kondisinya sangat bersih dan terawat. Selain itu, area halamannya pun sangat luas. Sangat pas sebagai destinasi wisata religi bagi mereka yang berpergian bersama rombongan bus dan mampir ke masjid ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI