Apalagi sekali lagi, ini terjadi pada anak usia sekitar 8 tahun. Anak seusia ini masih perlu untuk diberi penjelasan dan pemahaman berikut konsekuensi apa yang bisa terjadi ke depannya.
Misalkan pada fenomena yang terjadi pada Rini. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua saat anak mengadukan masalahnya di sekolah.
1. Memberi solusi
Sebetulnya orang tua yang mendapat aduan dari anak yang sering kesal dengan temannya yang suka menyontek, perlu menjelaskan apa yang bisa dilakukan anak untuk menyelesaikan masalahnya.
Anak saya sendiri pun pernah mengadukan hal tersebut. Setelahnya, saya sarankan ia untuk meminta bantuan guru kelasnya membantu masalahnya. Bahkan sampai urusan detail redaksional apa yang perlu dilakukan anak saya ke gurunya pun saya beri tahu.
Cara ini saya gunakan agar anak saya belajar berani menyelesaikan masalahnya di sekolah, juga memiliki kemampuan komunikasi asertif. Anak jadi belajar mengungkapkan ketidaknyamanannya berikut tahu bahwa masalah itu perlu ada solusi dan penyelesaian.
2. Memberi alternatif solusi
Tak hanya itu, orang tua juga bisa memberikan beberapa alternatif solusi dari masalah anaknya. Misalnya, dengan mengarahkan anak untuk memilih mengajari temannya yang meminta jawaban dibandingkan langsung memberikan begitu saja sontekan ke temannya.
3. Memberi pemahaman tentang konsekuensi
Ajak anak untuk berpikir, apa yang bisa terjadi ke depannya jika anak kurang tepat menyelesaikan masalahnya. Misalnya, jika ada temannya menyontek dan tetap tidak paham, coba ajak anak untuk berpikir, apa yang akan terjadi jika temannya bersikap seperti itu terus. Temannya akan terus menyontek. Anak saya akan terus jadi sasaran tempat meminta sontekan.Â
Lantas jika suatu ketika anak yang terus menyontek itu nilainya jadi lebih bagus, anak saya pun rugi sendiri. Inti masalahnya, anak yang menyontek inilah yang perlu dihentikan.