Sebagai keluarga yang belum punya mobil tapi suka jalan-jalan, mau tidak mau, saya dan suami akhirnya memilih sepeda motor sebagai alat transportasi.
Sepeda motor kami pilih jika tempat wisata yang kami tuju sulit dijangkau dengan transportasi umum. Atau, biasanya kami jadi harus gonta-ganti kendaraan umum.Â
Naik sepeda motor ini tentunya jadi alternatif yang lebih murah dibanding naik mobil. Jika harus menyewa mobil, memang, perjalanan jadi lebih nyaman. Namun kenyamanan itu tentu ada harganya.
Akhirnya demi meminimalisir biaya pengeluaran untuk rekreasi, kami pun memilih naik sepeda motor saja. Yang penting, bisa travelling!
Sejak anak kami Kayyisah lahir, terhitung sudah beberapa kali kami bepergian wisata dengan menggunakan sepeda motor.Â
Sejauh ini tempat paling jauh yang pernah kami tempuh dari Lamongan adalah menuju Kebun Binatang Surabaya dan Pantai Dalegan yang ada di Gresik.
Karena sambil membawa anak kecil, tentunya durasi perjalanan jadi tidak bisa cepat. Suami saya hanya bisa memacu sepeda motornya dengan kecepatan sekitar 60 hingga 80 km per jam.
Berdasarkan pengalaman kami mengajak anak naik motor untuk bepergian, sebetulnya ada hal mengasyikkan yang bisa kami dapatkan. Karena naik motor, pemandangan yang bisa kami lihat jadi lebih luas.Â
Banyak hal menarik yang bisa lebih kami tunjukkan ke anak saat naik sepeda motor. Jikalau harus berhenti sejenak untuk menepi karena ingin menunjukkan sesuatu ke anak, kami pun jadi lebih mudah.
Berdasarkan pengalaman saya dan suami saat bepergian dengan sepeda motor bersama anak, ada beberapa hal yang sangat kami perhatikan.
Kondisi sepeda motor
Menurut kami, ini hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Sebelum melakukan perjalanan jauh apalagi mengajak anak-anak, maka beberapa hari sebelumnya, saya akan mengingatkan suami untuk memastikan kondisi sepeda motor. Paling tidak, suami harus membawa sepeda motor dulu ke bengkel.
Yang perlu dicek utamanya adalah kondisi mesin dan ban. Jangan sampai di tengah perjalanan sepeda motor mengalami kondisi mogok atau ban pecah.
Melengkapi anak dengan pelindung diri dan bekal yang cukup
Sebetulnya meski tidak perjalanan jauh, saya sendiri sudah membiasakan anak-anak untuk menggunakan helm. Meskipun usianya masih dua atau tiga tahun, tapi saya biasakan mereka untuk biasa dan belajar nyaman memakai helm.
Selain helm, hal lain yang saya perhatikan adalah jaket dan celana panjang. Sebisa mungkin, anak harus tetap dalam kondisi hangat di perjalanan. Jadi kalaupun anak duduk di bagian depan, ia tetap aman dan nyaman.
Pastikan juga anak dalam kondisi kenyang dan sudah cukup istirahat. Ini untuk meminimalisir mereka mengalami masuk angin. Yang namanya naik motor, pastinya anak akan selalu terpapar angin selama di perjalanan.
Persiapan bekal dan obat-obatan juga harus diperhatikan. Jadi saat sewaktu-waktu dibutuhkan, semuanya ada dan siap.
Karena membawa anak naik sepeda motor, saya juga memastikan anak memakai alas kaki yang tidak akan jatuh saat di perjalanan. Apalagi jika anak sampai tertidur di jalan.
Memperhatikan situasi dan kondisi selama perjalanan
Sebelum perjalanan, biasanya saya dan suami akan diskusi tentang situasi dan kondisi yang akan kami lewati.Â
Misalnya jika memang sedang sering turun hujan, tentunya kami tidak berani ambil risiko mengajak anak bepergian naik sepeda motor.
Selain itu, biasanya saya juga memastikan suami memang sudah pernah melewati jalan yang akan kami lalui. Sejujurnya, saya tidak berani terlalu mengandalkan aplikasi penunjuk jalan. Alasannya, karena sering terjadi kejadian orang malah tersesat karena menggunakan aplikasi ini.
Istirahat di tengah perjalanan
Ini juga hal yang tak kalah penting untuk kami perhatikan. Biasanya saya akan meminta suami istirahat di masjid saat di tengah-tengah perjalanan.Â
Momen ini bisa kami gunakan untuk mengistirahatkan anak yang mungkin lelah terlalu lama duduk di atas sepeda motor. Mereka bisa minum atau mengisi perut sejenak. Atau, saya dan suami bisa menggunakan waktu untuk shalat.
Catatan tambahan dari saya, bepergian sekeluarga dengan naik motor ini bisa dilakukan juga dengan memperhatikan usia dan postur tubuh anak.Â
Jika usia anaknya sudah besar begitu juga postur anaknya yang tidak kecil lagi, kita tidak bisa mengajak mereka untuk naik motor lebih dari dua orang dalam satu sepeda motor. Karena hal tersebut tentu tidaklah nyaman untuk kita juga anaknya sendiri.
Jadi meski ingin travelling dan bersenang-senang bersama anak namun memilih naik motor, tetap, urusan keamanan dan kenyamanan bersama sangat perlu diperhatikan ya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H